24. Tentangnya dan Dia

5.5K 804 78
                                    

"Maaf kak," Lirih Haruto, ia memilih untuk menatap tanah lalu menggoyang goyangkan kakinya.

Takut akan kekecewaan Haruna, walaupun hanya melirik. Haruto dapat melihat cetakan wajah sedih Haruna.

Haruto terpejam, ia merasa bersalah. Tapi jika ini dilanjutkan, bagaimana dengan nasibmu?

Ini cerita antara Haruna dan kamu.

"Kalau begitu kenapa? Aku masih punya waktu, kamu bisa jalan sama aku. Lalu, kamu bisa memilih pilihanmu." Jelas Haruna, Haruto semakin tak enak.

"Maaf kak,"

Hanya itu yang bisa Haruto ucapkan, Haruna menyengrit.

"Kamu udah punya pacar?"

Mendengar hal itu, Haruto mengangkat wajahnya lalu menatap Haruna.

"Maksud kakak?"

"Kamu udah punya pacar kan?" Ulangnya lagi.

Haruto terdiam, ia masih saja melihat manik mata Haruna. Sehingga Haruna merasakan degupan jantungnya.

"Aku nggak punya pacar--"

"Kalau gitu kenapa kamu nolak aku? Kenapa kamu menjawab pertanyaanku seolah-olah kamu sudah ada yang punya? Haruto jawab!" Haruna menangis, kini hatinya sungguh sangat sakit.

Haruto yang melihatnya mengelus punggung Haruna berniat menenangkannya tapi malah membuat itu semakin keras.

"Maaf, maaf, maaf." Entah kenapa, tangan Haruto terulur untuk memeluk Haruna.

"I hate you."

"Jangan mengatakan benci hanya saat kamu ditolak."

Kini Haruto gusar dan melepaskan pelukan secara kasar.

"I have one girl."

"What do you mean?"

"I don't have girlfriend, but i have--"

"What and who?"

"I have wife, she is everything. She is Y/n."

"Y/n?"

"Ya, dia kelas sepuluh X-BB."

"Jika kamu ngomong kalau punya pacar maka aku akan mundur! Tapi kenapa kamu menjawab tidak lalu membuatku nyaman bersamamu!"

"Aku nggak bermaksud gitu," Helaan nafas Haruto terdengar.

KREEK,

"Y/n. Jangan diem disana, ayo kesini. Kak Haruna udah tau semuanya."

deg.


THIRD POV

Kamu mengelilingi sekolah karena bosan menyerangmu, setelah memberikan ucapan selamat pada kakak kelas kamu segera muter muter tanpa ada yang menemani.

Langkah-langkah membawamu pada taman belakang sekolah, cantik.

Haruna.

Kamu diam, menetralkan nafas lalu melanjutkan drama yang ada didepan mata.

Karena gedeg, kamu segera melangkah tapi..

KREEK,

Kamu tak sengaja menginjak daun kering, mereka menoleh, ah bukan. Haruna saja, tapi perkataan Haruto membuatmu terdiam.

Lalu kamu melangkah, mendekatkan diri pada mereka.

Seketika Haruna terdiam,

"Nggak usah kaget, gue ditunangin sama dia. Lo bisa dapetin cowok lebih baik daripada Haruto." Jelasmu menahan cemburu.

Haruto tersenyum, "Kak, bukannya aku benci kakak. Tapi aku masih nganggep kak Haruna adalah kakak kelasku. Aku menghormatimu."

"Kenapa patah hati bisa sesakit ini?" Lirih Haruna, kamu menatapnya nanar.

"So i'm, gue yang udah punya hubungan sama Haruto ngeliat kalian skinship, pelukan atau apa. Gue juga kak ngerasain hal yang sama, gausah egois. Lo yang nggak punya hubungan sama dia bisa ngerasain sakit, gimana sama gue yang tunangannya sendiri? Lo mikir sampai sana?" Gerammu lalu Haruto mengusap usap bahumu.

Kamu menghela nafas melihat Haruna menghapus air matanya terus menerus, "Sekarang udah jelas kan? Lo nggak punya peluang buat masuk ke hatinya. He is mine." Ucapmu penuh penekanan pada kalimat terakhir.

"Aku janji, aku bakal dateng di acara kalian nanti. Tapi aku punya satu permintaan terakhir."

"What is that?"

"Aku ingin foto dengan Haruto, untuk terakhir kalinya."

"..."

"..."

"Fuuh, fine."

Future Husband ; Haruto ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang