17. You And Haruto Time

6.7K 879 12
                                    

"Hng," Kamu melenguh sembari membuka mata perlahan, sudah ada dikasur. Lalu matamu nggak menemui seseorang yang kamu cari.

Haruto.

"Anjir jam 22.00, gue belum sholat isya lagi." Keluhmu lalu duduk perlahan, kamu menyisir rambutmu menggunakan tangan.

Pikiranmu tertuju pada Haruto. Apa dia udah bangun? Apa dia udah balik? Apa dia udah sembuh?

Aduh, rasanya kesemsem gini amat.

Kamu segera melangkahkan kaki keluar kamar, diruang keluarga terdengar ricuh. Ada canda tawa Yoora yang membuat kamu sedikit terganggu,

"Oh, mbak udah pulang." Gumammu terus melangkah lalu seketika terhenti saat melihat Haruto tengah tertawa bersama Yoora.

Kamu menyengrit, "Lah, dia belom pulang?"

Melihat kamu ditengah tengah, mama memanggilmu, "Aduh ini toh perempuan yang ditunggu tunggu Haruto, bangun juga." Goda mama membuat kamu tersadar.

Kamu tersenyum lalu menghampiri mereka. Ada papa mama mbak Yoora, tentu ada juga Haruto yang tengah menunduk sembari tersenyum tertahan.

"Ngapain sih lo nunduk mulu." Ucapmu lalu duduk disebelahnya. Haruto menatap kamu.

Semua tersenyum, kamu senyum Haruto senyum. Kalian sama sama membahagiakan satu sama lain.

"Mah, kok Y/n dulu sih. Kan yang tua aku," Protes Yoora lalu mendekati mama, mama menyentil dahi Yoora.

"Hush, tidur aja kamu. Mama papa mau tidur juga," Kata mama sambil beranjak dari duduk.

Kamu yang melihatnya kaget, "Lhoh mah aku barusan banguuun." Ucapmu ngerengek.

"Kamu sholat dulu sana, Haruto kayaknya juga belom sholat."

Lalu kamu noleh ke Haruto, "Lo belum sholat?"

Dengan pdnya dia ngegeleng, "Lagian aku nungguin kamu juga."

Kamu tersenyum, gemas mendengar jawaban Haruto.

"Hih masih cimit ngomongnya di filter dulu. Yaudah kuy sholat," Kamu juga beranjak dari duduk menuju ke kamar mandi.

Diikuti Haruto yang berjalan dibelakangmu.

SKIP

"Lah, trus lo mau tidur dimana?" Katamu bingung karena..

Kekurangan kamar.

Mama papa tidur bareng, kamu tidur sendiri, Yoora tidur sendiri.

Sebenernya sih gapapa kamu sama Yoora tidur bareng. Tapi Yoora kalau tidur gabakal bisa diganggu.

Nah loh.

"Aku tidur di sini juga gapapa, aku minta selimut aja." Ucap Haruto duduk didepan tv.

Kamu mengerjap, "Heh lo lagi sakit bambang!"

"Gapapa, cuma sehari aja kok."

"Gak! Lo gaboleh tidur diluar, apalagi tidur di bawah."

"Yaudah ayo."

Lagi lagi kamu mengerjap, "Hah? Ayo kemana?"

"Tidur bareng lah."

"Idih!! Pikirannya!"

"Gimana sih ah salah mulu kek Raisa." Ucap Haruto datar, kamu ketawa.

"Lo tidur aja di kasur gue, gue tidur di sofa nggak papa." Ujarmu sembari menarik Haruto ke dalam kamar.

Tapi kamarmu nggak kamu tutup, takut kalau ada yang mikirin macem macem.

Hmm:))

"Udah gausah bawel. Lo tidur yang tenang, gue mau lanjut nonton drakor dulu."

Haruto melihatmu yang sedang mengeluarkan laptop. Ia sedang duduk ditengah tengah kasur.

Sedangkan kamu lagi nonton drakor sambil makannin kripik di sofa yang lumayan panjang.

Jadi ga masalah kalau kamu tidur disitu.

"Y/n."

"Hm?"

"Jangan cuekin aku dong:(" Ucap Haruto memelas,

Kamu diem ga bergeming. Soalnya kalau udah nonton drakor, kamu bakalan khusyuk banget.

"Y/n." Sekarang, gantian pipi kamu di colek sama Haruto yang entah kapan duduk disebelah kamu.

"Anjir! Ngagetin gue lo. Apaan si Haruto? Tidur sana."

"Ngg.." Ucap Haruto geleng geleng kepalanya, lagi lagi kamu gemes.

"Yaudah nonton sini bareng gue."

"Nggak suka nonton kek gituan."

"Ah lo mah banyak maunya." Karena gregetan kamu matiin laptopnya dan menghadap Haruto.

Kamu duduk sila, dia juga. Dan sekarang kalian saling berhadap-hadapan.

"Lo maunya apa?" Tanya kamu lembut sambil nangkup pipinya trus di uyel uyel.

Haruto merem, ngerucutin bibirnya. "Mau kamu." Ucapnya dengan nada kek anak kecil minta dibeliin mainan.

"Sini tidur."

Lambat laun, kepala Haruto jatuh di ceruk lehermu. Saking gemasnya kamu memeluk Haruto.

Mengelus pelan rambutnya, membuat Haruto tambah nyaman dan nggak pengen pindah posisi.

"Y/n."

"Hmm?"

"Kamu.. suka nggak sama aku?"

"Kenapa tanya gitu?"

"Karena aku harus tau. Mungkin kamu ada pacar atau sebagainya." Cicit Haruto, ia mendengar kamu menghela nafas.

"Iya, gue punya seseorang yang lebih dari pacar."

Mendengar hal itu, Haruto melepas pelukan secara paksa. "Tuh kan!" Kini Haruto bener bener cemberut.

Kamu terkekeh, "Iya. Punya yang lebih dari pacar. Kamu."

Haruto mengerjap, "Apa? Aku?"

"Iya, kamu. Kamu itu lebih dari pacar, kamu itu lebih dari apapun. Ngerti?"

Ia tersenyum lalu menenggelamkan wajahnya pada ceruk lehermu lagi.

"Bisa ae kamu." Ucapnya, kamu terkekeh geli.

"Y/n, berarti rules itu nggak berguna lagi kan?"

"Rules?"

"Iya, rules itu."

"Mungkin akan berlaku kalau gue membutuhkannya."

Lagi lagi Haruto melepas pelukannya. "Aku."

"Kenapa?"

"Nggak ada antara gue-lo diantara kita!"

"Hmpph, hahaha, jadi lo gasuka sama cara bahasa gue?"

"Katanya dari jurusan bahasa. Tapi bahasanya jelek, gimana sih kamu."

"Yaudah iya, yuk tidur. Aku mulai ngantuk."

"Yuk!"

"Dengan posisi seperti ini? Kamu nggak capek?"

"Selagi ada kamu, muter bumi sepuluh kali pun aku jabanin kalau kamu yang nyemangatin."

Ah, Haruto mah bisa aja ya. Kamu makin sayang jadinya.

Hehe.

Future Husband ; Haruto ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang