Sunset

239 30 12
                                    

류화영

Ryu Hwayoung

Hal yang Sungjong takutkan tampaknya sudah terjadi.

Entah apa yang Myungsoo lakukan sampai Jiyeon ingin buru-buru pergi dari tempat ini. Aku bangkit dari tempat duduk. Sambil terus mengamati sosok Jiyeon yang tersamarkan pohon-pohon hias, aku  mengikutinya hingga bisa berjalan beberapa meter di belakangnya.

Langkahnya semakin lama semakin cepat. Suara sepatu Jiyeon sampai menggema di lorong sepi saat ia berbelok ke lorong terakhir sebelum bangunan tengah.

Aku mempercepat langkahku juga, menyusuri lorong sampai kedua mataku berhasil menemukan Jiyeon lagi. Dia sedang berdiri di lorong bercahaya remang-remang itu, menghentikan langkahnya. Cukup lama, setelah itu dia berjalan kembali.

Aku bergerak menyusulnya. "Jiyeon! Jiyeon, tunggu! Berhenti!"

Tampaknya, ketika sudah dekat, Jiyeon baru bisa mendengar panggilanku sehingga dia berhenti.

Aku tidak bisa memutuskan ekspresi apa yang terukir di wajahnya saat dia membalikkan tubuh dan melihat padaku. "Hwayoung, kau..."

Sepertinya Jiyeon tidak menyangka aku ada di sini. Dia seperti punya banyak hal yang ingin dilontarkan, namun dia menahan semuanya dan berkata, "Sudahlah. Tinggalkan aku sendiri."

Jiyeon hampir saja berbalik kalau aku tidak segera berbicara.

"Apa yang terjadi, Jiyeon? Bagaimana dengan Myungsoo?"

Jiyeon langsung memberiku ekspresi mana-kutahu-dan-aku-tidak-peduli.

Dia menatapku dengan tatapan yang tak pernah kudapatkan darinya. "Aku tidak mengerti kenapa kau melakukan ini, Hwayoung. Aku sudah pernah bilang padamu, aku tidak bisa memaafkannya."

Ucapannya membuatku teringat pada pembicaraan kami di rumah Jiyeon waktu itu.

Aku tercekat. Saat itu aku tidak berpikir panjang. Saat itu aku hanya berpikir Jiyeon mungkin hanya terbawa emosi, dia tidak benar-benar bermaksud mengatakan itu. Tiba-tiba aku dilanda ketakutan. Mungkin aku baru saja membuat kesalahan besar part dua. Jangan-jangan aku justru memperburuk situasi.

"Jiyeon-ah, maafkan aku. Aku hanya ingin membantu kalian. Aku hanya ingin kalian segera menyelesaikan kesalahpahaman ini."

Kilatan di matanya semakin kentara. Aku tidak mengerti mengapa Jiyeon begitu marah. Ini tidak ada dalam perkiraanku. Seharusnya Jiyeon bisa mengerti situasinya dan... ya, memaafkan Myungsoo.

Aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi di sana tadi. Dan ini membuatku sangat bingung. Apa yang mereka berdua bicarakan dalam waktu yang lebih singkat dari yang kami perkirakan? Yang kutahu pasti, hanya, mereka baru bertengkar hebat.

Ya ampun.

Jiyeon menatapku dengan tidak habis pikir, lebih seperti putus asa. "Kurasa kau terlalu berharap banyak padaku."

Dia terdengar sangat serius, bukan nada yang ingin dibantah. Namun aku tidak bisa menahan mulutku untuk diam. "Tapi, kenapa...?"

Sebaiknya dia segera jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi. Aku penasaran setengah mati. Sayangnya, lagi-lagi dia malah memandangku dengan bingung yang putus asa, atau putus asa yang bingung.

"Kumohon, hentikan semua ini," ucapnya, antara lelah dan muak.

Aku tidak bisa berkata apa-apa. Ini momen langka. Aku tidak pernah terbungkam dengan sendirinya seperti sekarang. Jiyeon tidak terdengar seperti orang yang memohon, dia memaksa.

I'll Show You 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang