07

2.5K 393 9
                                    

"Seul, bangun bego," Gangguan kecil terasa di tubuh Seulgi saat ia sedang tidur di bawah kolong meja dengan ranselnya sebagai bantalnya beralaskan lantai yang dingin.

Dengan kesal Seulgi membuka paksa matanya, dan melihat Nabilah di sampingnya, menunggu kesadarannya kembali, "Udah liat line belum?" Seulgi menggelengkan kepalanya."Suruh ngumpul ama Frau,"

"Ha? Ngapain?"

"Gak tau njir, gak dateng gak dapet nilai," Nabilah menyodorkan layar ponselnya ke depan mata Seulgi,-

Seulgi mendorong pelan tangan Nabilah "Munduran bego, apaan yang gua liat kalo begitu," Seulgi berdecak kesal, ia sedang enak-enak tidur kenapa harus diganggu, minggu ini jadwal sekolahnya hanya classmeeting setelah minggu lalu diisi dengan penilaian akhir tahun dan beruntungnya seminggu ini Seulgi tak berpatisipasi, hanya menjadi penonton saja. "Ayo lah, ntar gak dapet nilai lagi."

Mereka berdua menuju aula sekolah dan meninggal Rose dan Siti di kelas yang Seulgi gak tau lagi ngapain.

~~~

Seulgi menarik kursi dari dalam kelasnya, duduk di depan kelas sambil menengok ke lapangan di  bawah memperhatikan pertandingan basket putra antar kelas Seulgi dan 10 Bahasa. Seulgi bisa mendengar sorakan teman-teman kelasnya yang ratai berada di bawah walaupun kedua lubang telinganya tertutup oleh earphone yang ia kenakan.

Seulgi mengerutkan keningnya, dasar bantet aneh batinnya. Gimana gak aneh, tiba-tiba nge-wink ke Seulgi, dan itu mengerikan bagi Seulgi, dasar sok ganteng.

Lagu Apology milik iKon menemani pikirannya yang terus diisi dengan Irene. Jujur, Seulgi tersiksa dengan ini semua, kalau saja ia memiliki perasaan pada orang yang tepat, mungkin jadinya tidak seperti ini. Terlebih lagi, seminggu kemarin Seulgi benar-benar menguatkan dirinya agar tidak tergoda dengan hal apapun berbau Irene, tidak pergi ke kantin, datang lebih telat dari biasanya dan tidak menonton siaran langsung Irene, tapi ia tetap melihat story Instagram Irene, rasanya Seulgi ingin menyerah, tapi ada yang menahannya,-ke optimisannya dalam memiliki Irene.

Seulgi mengeluarkan ponselnya, sungguh ia benar-benar ingin mengirim pesan ke Irene bahwa saat ini ia rindu, terlebih hari ini ia tidak masuk sekolah, tapi itu semua mustahil dilakukan oleh Seulgi.

Dari arah belakang Seulgi bisa merasakan seseorang menghampirinya, Rose. Ia memasukkan kembali ponselnya.
"Tau ga Gi?"

"Ngapa?" Seulgi menengok ke Rose yang berdiri di sebelahnya, tersenyum sendiri sambil memperhatikan sesuatu, Seulgi mengikuti arah pandang Rose.

"Malming nanti gua diajak jalan sama Jimin." Ucap Rose dengan pipi yang memerah, apalagi mata Rose tak lepas dari Jimin dibawah sana yang tebar pesona dengan permainan basketnya.

"Lu mau?" Tanya Seulgi, dan Rose menganggukkan kepalanya.

Seulgi menggaruk lehernya, "Gua takut lu kenapa-napa," Kata Seulgi.

"Apaan sih, kita gak bakal ngapa-ngapain lah, gila lu. Kelamaan jomblo sih, gak pernah diajak jalan doi jadi gini."

Seulgi menghembuskan nafasnya, "Bukan itu maksud gua, lu emang gak tau? Jimin kan masih belum move on dari mantannya, takutnya lu jadi pelarian doang,"

Rose terdiam sejenak, memikirkan perkataan Seulgi "Gak lah, ga mungkin." Kekeuh Rose. "Atau... Lu suka ya ama Jimin? Gua sering ngeliat lu deket-deket sama Jimin." Tuduh Rose, membalas perkataan Seulgi tadi.

"Nyari cowo gua juga mikir, mana mau modelan kaya si bantet gitu, sok ganteng."

"Gosah manggil dia bantet mulu, nyadar napa Gi, lu ama dia masih tinggian dia."

"Tau ah bacot. Pala batu lu di bilangin."
Rose meninggalkan Seulgi sambil mengibaskan rambutnya, "Anjir! Kutu lu nyebar."

Seulgi mengeluarkan kembali smartphonenya. Seulgi mengambil keberanian setelah beberapa menit berpikir.

ireneevctr_

P|









hiya hiya Seulgi mah berani nya nge 'p' in anak org. Gak berani halalin nya wkwkw

Apasih bgst gaje sekali w.

Pen cepet2 ditamatkan nih cerita, kurang ngefeel sepertinya.

Makasih gaes yg dah baca + vomment 💜





























Euphoria✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang