jgn santet saya yeorobun✌️
Minggu ini sekolah Irene sedang berlangsung USBN. Dan mungkin tak lama lagi ia akan meninggalkan sekolah ini, meninggalkan kenangan membekas yang Seulgi torehkan di ingatannya.
Semakin lama ia di sekolah ini, semakin ia teringat terus. Mino yang tak merasa bersalah semakin membuatnya kesal. Apalagi lelaki itu masih saja kekeuh ia melakukan itu demi Irene. Apanya yang demi Irene?
Tepat 3 bulan Seulgi pergi, dan ia masih teringat senyum terakhir yang ia lihat di wajah Seulgi.
Mamanya bahkan sampai mengetahui masalah Seulgi yang melibatkan dirinya. Bahkan mamanya sempat mengira ia juga ikut-ikutan 'belok' kalau saja ia tak menjelaskan semuanya.
Dari kepergian Seulgi, Irene berusaha mencari-cari akun Instagram asli Seulgi, tapi gak ketemu juga. Katanya Seulgi nge-follow dirinya dengan akun aslinya juga, tapi gak ketemu-temu.
Irene lelah dengan kenangan buruknya yang terus teringat di kala pikirannya kosong. Irene lelah dengan rasa bersalahnya.
----
Apalagi Seulgi.
Biarpun ia meninggalkan semua yang berhubungan dengan Irene. Tapi tetap saja hatinya selalu memutarkan memori itu di setiap detiknya. Apalagi ia belum masuk ke sekolah barunya atau lebih tepatnya ia belum mendaftar.
Kerjanya hanya mengurung diri di kamar. Terkadang bundanya mengajak ia merawat taman depan ataupun memasak. Bundanya tahu Seulgi pasti kepikiran terus, namun tetap saja masalah hati memang sukar untuk ditata kembali.
Dan hal yang paling Seulgi takutkan adalah jam malam.
Jam malam dimana ingatannya lebih intens untuk mengingat semua kejadian yang berlangsung beberapa bulan lalu, dimana hatinya masih terpikat dengan Irene sampai sekarang.
Seulgi memang bodoh.
Masih saja menyimpan kenangan itu.
Disaat orangtuanya berusaha membuat ia membaik, tapi ia malah merusak dirinya. Apalagi ayahnya minggu depan akan pergi ke luar negeri, menata kembali keluarga mereka. Tapi Seulgi malah membuat itu berantakan dengan masalahnya. Seulgi khawatir hanya menjadi beban.Mata Seulgi terpaku pada cairan yang keluar dari pergelangan tangannya. Ia tidak tahu melakukan ini seadiktif ini. Kenapa gak dari dulu aja?
Sudah beberapa kali ia melakukan ini tanpa diketahui siapapun tapi rasanya seperti tidak benar-benar menyakitkan saat benda tipis namun tajam itu merobek kulit Seulgi. Seulgi berharap malam ini ia berani untuk melakukan lebih dari ini.
Menghabisi nyawanya sendiri contohnya.
Seulgi menyimpan gunting itu kembali di laci meja belajarnya. Bimbang.
Seulgi cuma bimbang, ini pilihan yang benar atau tidak?Seulgi menatap pintu kamarnya, tatapannya kosong. Sejak makan malam selesai, ia tak keluar kamar sedikit pun, bundanya tadi mengajak ia pergi ke minimarket dekat rumah, namun adiknya merengek ikut dan Seulgi minta tidak ikut.
Ayahnya? Sibuk mengurus sesuatu.Ada hari dimana Seulgi gak kuat menahan semuanya dan sepertinya hari itu adalah hari ini.
----
"Ca, kamu panggil kakak kamu gih, keburu es krimnya cair." Ucap Bunda Seulgi sambil memindahkan beberapa barang kebutuhan di dapur ke kulkasnya. Bundanya khawatir, Seulgi belum keluar sejak ia kembali ke rumah.
"Siap Bun!" Eca berlari ke kamar kakaknya. Teriakan keluar dari gadis kecil itu saat melihat keadaan Seulgi. Orangtuanya langsung saja menghampirinya dan sama terkejutnya dengan Eca. Bunda menutup mata Eca, Eca telah menangis.
Aliran darah keluar dari pergelangan tangannya dan tak sadarkan diri dengan posisinya yang masih terduduk di kursi belajarnya. Satu lagi, gunting yang tadi sempat ragu ia gunakan sekarang dilumuri darah merah pekat milik Seulgi.
Semesta tidak mengabulkan permintaan Irene kali ini.
Selamat tinggal semesta,
Selamat tinggal Irene,
Selamat tinggal euphoria ku.
Selamat tinggal Euphoria.
"Seulgi, apa kau masih menyukaiku?" Tanyanya dengan suara bergetar tanpa melihat gadis itu.
Hai, maaf drama bgt ehehehe.
doain ya yg terbaik buat seulgi.
Makasih💞💞💞btw, coming soon guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria✓
Historia Corta//Euphoria ( /juːˈfɔːriə/) is the experience (or affect) of pleasure or excitement and intense feelings of well-being and happiness// Seulgi pikir ia menemukan 'euphoria'nya, ya benar rasanya seperti menemukan kebahagiaan. Kebahagiaan yang memulai s...