12

2.7K 403 19
                                    

Malam menuju tahun baru ini Seulgi gak kemana-mana sehabis pergi dari ibadah. Hidup Seulgi tuh biasa-biasa aja, gak ada yang wow, sampai-sampai Seulgi bosen hidup.

Seulgi lebih memilih mengurung diri di kamar dengan laptop dan ponselnya daripada keluar dan menemui keributan karena petasan dan kembang api di luar. Saudara-saudara Seulgi juga berkumpul di rumahnya, ramai pokoknya malam ini. Seulgi sudah capek pura-pura senyum di depan mereka, orang tuanya jago banget akting seperti gak ada apa-apa. Lagipula, pasti yang menjadi pusat perhatian itu adik kecilnya, bukan Seulgi lagi, katanya Seulgi sudah gak imut lagi, sudah besar.

Tadi Seulgi sempat ngambil diam-diam satu kaleng bir, bodo Seulgi penasaran sama rasanya makanya Seulgi buru-buru ke kamar. Dan sampai saat ini bir itu belum diminum apalagi dibuka. Seulgi takut dosa.
Dosa Seulgi sudah banyak, terutama karena menyukai Irene. Agama mana sih yang menyetujui cinta sesama jenis. Gak ada.

Jadi Seulgi nganggep menyukai Irene itu dosa, Seulgi takut perasaannya makin dalam, kan dosanya makin dalam juga.

Seulgi merhatiin aja itu kaleng bir nya, sumpah Seulgi bingung. Kan dia masih dibawah 17 tahun, jangankan 17 tahun, masuk 16 tahun aja belom. Seulgi yakin kok dia bukan orang yang gampang mabuk, yakin doang gak tau benernya.

Sudah mana suasananya mendukung sekali untuk meneguk minuman haram tersebut, Seulgi kesepian di tengah keramaian, kamarnya terisi lagu Break My Heart Again punyanya Finneas, emang sih isi lagunya gak sama seperti kisah cinta Seulgi, tapi yang penting lagunya sedih pasti Seulgi kebawa.

Apalagi di liriknya yang 'You were the one, but you were born to say goodbye'. Jangankan say goodbye, say hi aja gak pernah. Irene tidak terlahir untuk dirinya.

Glup

Akhirnya Seulgi minum juga, ia mengernyitkan dahinya merasakan minuman itu. Rasanya pahit-pahit gimana gitu. Euuhh....

Tapi itu gak menghentikan Seulgi untuk menghabiskan bir itu. Gak peduli, Seulgi mau jadi anak nakal sekali-kali. Orangtuanya pikir ia gak muak apa  lihat mereka yang kadang-kadang ribut, lihat dia di nomor duakan namun tetap paling  dituntut ini itu, memangnya Seulgi boneka mereka apa!? Jangankan mikir, tanya perasaan dia aja gak pernah.

Seulgi akhirnya nangis sehebat-hebatnya malam itu. Dia gak kuat sama dirinya sendiri. Teman-teman Seulgi bilang Seulgi beruntung dia pintar, bahkan terlihat seperti tanpa masalah, bukan teman-teman Seulgi yang tak peka, Seulginya saja yang hebat menyembunyikan semua masalahnya, bahkan ia menjadi tempat teman-temannya mencurahkan isi hatinya.
Kadang ia lelah mendengar semua itu, ia berharap teman-temannya juga bertanya sekali saja apakah ia baik-baik saja, tapi ini tuh salah Seulgi, jago banget nyembunyiin masalahnya.

Ia juga membenci dirinya, kenapa ia harus tak normal, menyukai seorang perempuan, tapi di satu sisi ia masih tertarik dengan lelaki. Seulgi merasa dirinya aneh, terlalu aneh untuk hidup. Ia takut saat semua orang akhirnya mengetahui orientasi seksualnya yang menyimpang mereka akan menjauhinya.

Seulgi tak sesempurna di mata orang-orang.

Seulgi membanting kaleng kosong itu di meja belajarnya. Menutup matanya merasakan sensasi menakjubkan sehabis meneguk habis bir itu. Mungkin sekali-kali ia harus membelinya.

Seulgi memeriksa handphonenya, berharap Irene upload sesuatu. Seulgi membenci pikirannya yang terus-menerus memikirkan Irene, tapi ia tak bisa menyingkirkannya. Ia menghapus jejak air mata di wajahnya.

Setelah menangis begini, Seulgi sering berpikir, ia terlalu lebay untuk menangisi kehidupannya sendiri.

Scroll

Euphoria✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang