(Untold Story from part 8)
Irene jalan bareng temannya di belakang seseorang yang dia curigai si secret admire dirinya.
Gak kayak biasanya, secret admire nya kayak lagi gak fokus, padahal tadi waktu dia lewat depan perempuan itu, perempuan itu sama sekali gak nengok atau ngelirik padahal biasanya Irene lewati dia aja anak itu sudah langsung ngelirik. Dan mata sembabnya, Irene gak salah lihat. Kenapa itu anak?
Bruk!
Secret admire nya jatuh di depan dia waktu pengen naik tangga, kasian sih tapi Irene sudah kepingin ngakak duluan sama temannya, habis itu dia ngelangkah maju biarin perempuan itu jatuh dengan gak elit.
Dan dapat Irene dengar dia ngomong kasar, "Asu,"
----
Irene bangun dari tidurnya, bosen astaga di sekolah gak ngapa-ngapain.
"Lis, temenin gua yuk!" Irene naruh barang-barangnya kembali ke dalam Tote bag nya.
"Ke?" Tanya Lisa, teman Irene sekaligus orang yang megang akun Irene juga.
"Turun, ke MIPA," Jawab Irene seadanya, Lisa pasti juga ngerti kok.
"Serius lu mau nyamperin tuh cewek? Takutnya lu salah duga," Lisa natap sahabatnya itu baik-baik, cuma mastiin rasa penasaran sahabatnya ini.
Irene hanya menganggukkan kepalanya, sedangkan matanya sibuk berkaca di kamera ponselnya, dan tangannya memoleskan lip tint ke bibir miliknya. "Yuk,"
"Nyadar gak sih lu tadi pagi dia beda banget, kosong bener tuh mata," Ucap Lisa tiba-tiba, untung di tangga sepi, jadi Irene gak harus nutup congor Lisa.
"Iya, tumben. Banyak masalah kali." Lisa mengangguk setuju pada perkataan Irene "Lagian gua gak peduli juga," Sambung Irene.
Waktu mereka sudah di anak tangga terakhir menuju lantai 2, dapat Irene lihat Seulgi dan salah satu kawannya mau turun.
Sempat papasan, Irene sengaja ngelihat ke anak itu dan mereka eye contact lagi. Dan dengan sengaja Irene naikin satu alisnya, ngegodain itu anak.
Seulgi dan temannya menjauh dari jarak pandang Irene "Tuh anaknya baru turun,"
"Tau gua Lis, lu pikir gua buta."
"Ya terus, lu masih mau lanjut ke kelas dia?"
"Kagak sih, turun aja yuk, liatin tuh anak kemana," Irene muter balik, narik Lisa buru-buru takut kehilangan jejak Seulgi.
Mereka sudah turun dan dari kejauhan mereka melihat Seulgi masuk ke aula. "Mau langsung ke sana?"
"Kantin aja dulu, gua belum jajan nih daritadi."
"Siap!"
-----
Irene menuju aula bareng Lisa. Duduk di baris ke 3 dari depan, gak jauh dari tempat Seulgi di belakang sana.
Seulgi malah makin menyibukkan dirinya ngobrol sama Hugo, jantungnya sudah deg-deg seurrrr.
Frau akhirnya datang, mereka langsung disuruh ke depan, baris pertama, duduk lah tuh Seulgi dan kawan-kawan di situ. Tadi pas lewatin Irene aja dia pura-pura natap lurus, aslinya mah Seulgi mau belokin aja kepalanya ke arah Irene.
Mereka latihan dengan nyanyiin bareng-bareng, namun tiba-tiba "Kalian coba nyanyi satu-satu biar hafal juga, pake mic ya," Gitu, kata Frau. Mau mati saja Seulgi.
Giliran Seulgi datang, ia berusaha menenangkan jantungnya yang dari tadi susah di jinakin.
Tangannya yang sudah keringat dingin megang mic itu agak gemetar. Gugup gaes, soalnya ada Irene.
Mulai deh suara Seulgi keluar dan Irene yang mendengarnya sempat terlena, ia akui suara Seulgi merdu.
Prok! Prok!
Seulgi selesai nyanyi semua pada tepuk tangan termasuk Irene yang reflek ikut tepuk tangan. Habis itu 2 teman Seulgi lagi yang nyanyi, sesi latihan hari ini usai.
Seulgi balik ke bangku belakang, sempat ngelewatin Irene tapi dia lebih milih nundukin kepalanya.
Dia duduk bentaran di situ sama Nabilah, "Gi gua duluan ya," Pamit Hugo, Seulgi menganggukkan kepalanya, senyumnya juga ikut bangkit.
"Gi, Siti ama Rose di kantin, sono yuk," Ajak Nabilah yang baru saja dikabarin sama Rose.
"Mereka aja suruh ke sini, ngantuk gua nab," Seulgi ngomong gitu bukan alasan biar satu ruangan sama Irene, gak. Tapi dia memang beneran ngantuk. Lagian masih adanya Irene di sini itu kan bonus.
"Lis, keluar yuk," Ucap Irene pelan tapi sebelum keluar dari situ, gak lupa mereka moles-moles muka bentar, tapi yang ngakak sih si Lisa, benerin bulu mata.
Dan Seulgi yang ngelihat itu agak gimana gitu, alay.
Lisa mengambil kaca untuk ia pakai, sekalian ngintip perempuan itu.
Tapi gak sengaja dia ketauan ngelirik Seulgi pakai kaca dong! Langsung saja dia pura-pura lagi benerin bulu matanya.
Mulai hari ini, Seulgi harus banyak hati-hati.
---
Seulgi pergi ke kantin karena Rose sama Siti lagi di situ, bareng Jimin dan kawan-kawannya.
Tapi dia dateng adanya Jimin doang di meja kantin, "Gi, mau beli apa?" Tanya Nabilah.
"Lu?"
"Mie,"
"Gua juga ya, kari ayam, jangan pake sayur." Seulgi ngasih uang dia ke Nabilah, terus duduk di hadapan Jimin. Menaruh kepalanya di meja itu, berat banget rasanya hari ini.
"Gi, boleh pinjem hape gak?"
Seulgi keluarin ponselnya dari saku kemejanya. Udah gak peduli sama yang lain, ngantuk + laper.Seulgi tertidur nungguin mie nya selesai, sedangkan handphonenya masih digenggaman Jimin.
Jimin ngeliatin Seulgi yang lagi tidur, tatapannya seperti kaget gitu. Lalu ia kembali natap layar hp Seulgi.
Masalah Seulgi dimulai dari Jimin yang minjam handphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria✓
Short Story//Euphoria ( /juːˈfɔːriə/) is the experience (or affect) of pleasure or excitement and intense feelings of well-being and happiness// Seulgi pikir ia menemukan 'euphoria'nya, ya benar rasanya seperti menemukan kebahagiaan. Kebahagiaan yang memulai s...