Jeno POV
Aku memandang tajam kedua makhluk yang sedang asik mengobrol didepanku ini. Padahal beberapa menit sebelumnya mereka sempat beradu argumen. Haechan yang terus bersikeras bahwa Renjun adalah malaikat dan si grim reaper yang tidak mau mengaku bahwa dia adalah malaikat. Sementara itu aku seperti orang bodoh yang hanya diam tidak melakukan pemberontakan apapun saat identitasku terbongkar oleh manusia bernama Lee Haechan.
"Jadi kau ini sebenarnya apa?" tanya Haechan mengumpan Renjun.
"Y-ya aku manusia!" Renjun masih tidak mau mengaku.
"Bohong. Jelas-jelas aku melihat bahwa kau adalah malaikat sama seperti Jeno. Benar kan?" kali ini Haechan mencoba menyudutkannya.
Yap, Lagi-lagi namaku dibawa.
"Memangnya kau sendiri apa sehingga bisa menentukan identitas seseorang seperti ini?" Renjun terlihat menaikkan sebelah alisnya.
Haechan memasang pose berpikir.
"Paranormal mungkin? Tapi apa paranormal bisa melihat malaikat? Ah sudahlah! Intinya aku bisa melihat makhluk halus seperti kalian.""Heh! Aku bukan makhluk halus ya!" Renjun menggebrak meja sambil menunjuk wajah Haechan.
Oke, sepertinya aku membutuhkan penyumbat telinga sekarang. Kedua orang ini akan kembali beradu argumen. Bukannya apa,, suara mereka yang berisik itulah yang membuat telingaku berdenging.
"Memang bukan. Tapi kau malaikat!" Haechan masih ngotot.
"A-aku bukan malaikat!"
"Lalu apa yang kulihat tadi? Kau makhluk bersayap yang memakai jubah hitam dengan iris mata berwarna coklat terang?"
Skakmat. Renjun bungkam saat Haechan mengungkapkannya dengan tepat. Salah sendiri kenapa muncul dengan wujud aslinya. Tapi untungnya, sekarang dia sudah merubah wujudnya menjadi manusia meskipun terpaksa. By the way, Renjun sering tidak percaya padaku bahwa mungkin sebagian kecil orang didunia ini bisa melihatnya meskipun samar-samar.
Tapi sepertinya tidak untuk Haechan. Laki-laki tan berisi itu bisa melihat Renjun dengan jelas dalam wujud aslinya. Apa dia juga bisa melihat wujud asliku? Tapi bagaimana dia bisa?
Renjun menghela nafas pasrah.
"Oke oke aku mengaku! Aku memang malaikat. Puas?"Sekilas aku melihat senyum lebar merekah di wajah Haechan.
"Tuh kan benar! Sepertinya kemampuanku sudah di batas maksimal." kata Haechan bangga pada dirinya sendiri.
"Tapi aku masih bingung kau ini sebenarnya apa." ucapku tanpa sengaja.
Haechan menoleh padaku.
"Aku manusia, Jeno. Tapi aku punya kemampuan khusus yang membuatku bisa melihat makhluk gaib. Entah itu arwah, jin, atau malaikat.""Ah, tapi kalau malaikat aku baru melihatnya dengan jelas saat aku melihat Renjun tadi. Biasanya juga lihat sih, tapi samar-samar. Ku rasa melihat malaikat itu tidak semudah melihat arwah." lanjutnya.
Oh, jadi kemampuannya melihat malaikat baru terasah sejak tadi. Kupikir dia sudah pro.
"Maksudmu kau punya indra ke enam, begitu?" celetuk Renjun yang tadi sempat mencibir bocah tan itu.
Haechan menggedikkan bahunya.
"Aku tidak tahu bisa disebut apa kemampuan ini. Tapi cukup tahu apa yang bisa ku lakukan, aku juga tidak perlu tahu apa namanya."Renjun mengangguk paham sambil membentuk mulutnya seperti huruf O. Sementara aku lagi-lagi terdiam. Jika dia bisa menyimpulkannya dari wujud asli Renjun, lantas bagaimana dia menyimpulkan bahwa aku juga sama? Padahal aku masih dalam wujud manusiaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel || Lee Jeno
CasualeMenjadi malaikat? Mungkin Jeno belum siap. Tetapi jika dia berani mati, itu berarti dia juga berani mengambil resiko menjadi seorang malaikat pelindung bagi seorang gadis extrovert yang rapuh. ©2019 -LeeJeno- ✔Bahasa baku ✔fiksi ✔up ga nentu ✔"Typo...