- He Just Confused -

18 1 0
                                    

Author POV

"Astaga.."

"Na Jaemin?"

Pemuda bersurai hazel itu menoleh ke arah sumber suara. Itu adalah wanita penjaga ruang kesehatan. Dia memandang ke arah Jaemin dengan penuh tanya.

"Tumben ke sini. Ada apa?" tanyanya.

"Aku dengar Jina pingsan. Karena itulah aku ke sini untuk melihat keadaannya." jawab Jaemin. Wanita itu ber-oh ria sambil menganggukkan kepalanya.

"Ooh, begitu. Saya baru tahu kamu juga dekat dengan Seo Jina, Jaemin."

"Eh, itu.." Jaemin menggantungkan kalimatnya sejenak. "Dia adalah temanku."

"Pantas saja." kata wanita itu. "Kalau begitu bisa kalian keluar sebentar? Saya akan memeriksa Jina sekarang." tepat saat wanita itu ingin mengeluarkan peralatannya dan berniat memeriksa Jina, tiba-tiba Jaemin menahannya.

"T-tunggu sebentar,"

Wanita itu menghentikan kegiatannya dan menoleh pada Jaemin. "Kenapa Jaemin?"

"Sebenarnya aku ke sini membawa obat milik Jina. Jadi Anda tidak perlu mengobatinya, Boa noona." kata Jaemin.

"Dia punya obatnya? Sebenarnya dia sakit apa?" tanya Boa, si penjaga ruang kesehatan itu.

"Aku minta maaf, aku tidak bisa memberitahumu."

Boa terdiam sejenak sambil terus memandang Jaemin. Dia tentunya paham dengan situasi ini. Bisa jadi itu hal yang cukup privasi sehingga Jaemin menolak untuk memberitahunya.

"Baiklah, saya paham. Kalau begitu saya tidak akan memaksamu." Boa tersenyum simpul lalu membereskan kembali peralatannya.

Jaemin yang mendengar itu pun tersenyum lega. "Terima kasih, Boa noona!"

Boa pun tersenyum hangat lalu pergi dari sana. Sepeninggalan Boa, perhatian Jaemin teralih pada Jeno yang daritadi hanya diam mendengar percakapan mereka. Pemuda bermarga Na itu mengangkat alisnya sambil memandang Jeno.

"Kenapa masih disini? Keluarlah." kata Jaemin.

"Kenapa aku harus?"

Mendengar respon itu, Jaemin jadi terpancing dan menunjukkan ekspresi tidak senang pada Jeno.

"Hargai privasi orang lain. Jadi ku mohon keluarlah sebentar."

Jeno tersenyum tipis sambil balas menatap Jaemin. "Baiklah."

Laki-laki bermarga Lee itu pun pergi meninggalkan Jaemin berdua saja bersama Jina. Merasa keadaan sudah lebih aman, Jaemin merogoh saku celananya. Sebuah botol kecil dengan cairan berwarna hijau dia keluarkan dari sana. Dia memperhatikan botol berisi cairan itu sejenak lalu menghembuskan nafasnya pelan. Atensinya beralih pada Jina yang masih pingsan diatas ranjang. Keadaannya semakin memburuk. Urat-urat berwarna biru kehitaman itu mulai terlihat jelas di beberapa bagian tubuh dan wajahnya. Kukunya juga lebih panjang dari sebelumnya. Jaemin yang melihat itu merasa iba pada saudarinya sendiri.

Akhirnya Jaemin membuka tutup botol kecil itu lalu meminum isinya. Dengan mulut yang penuh dengan cairan hijau tadi, Jaemin merendahkan tubuhnya dan meraih kepala Jina. Secara perlahan dia menyatukan bibirnya dan bibir saudarinya. Kemudian dia menyalurkan cairan itu dari mulutnya sendiri ke mulut Jina.

Merasa cairan didalam mulutnya sudah habis, Jaemin menjauhkan diri lalu mengelap bibirnya. Dia menatap nanar Jina yang masih belum memberi respon apapun. Jaemin khawatir, karena selama beberapa menit Jina belum juga terbangun.

"Ayolah, ku mohon.. Bangunlah Jina-ya.." kata Jaemin sambil menggenggam erat tangan Jina.

Tak lama kemudian, Jina terbatuk beberapa kali membuat Jaemin sontak menatapnya kaget. "Jina-ya!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Angel || Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang