Chap 17 "Kejujuran"

111 4 0
                                    

Happy Reading☘️

"Hufft akhirnya selesai juga ni PTS, otak gue udah mumet banget lagi, kita refresing yuk Let?"Bujuk Keysha

"Gue gak tertarik Sya"
Jawab Aletta judes.

"Du lo kenapa si Let! Lo berubah tau gak? Ada masalah? Seharusnya lo cerita sama gue, gue ini sahabat lo Let, gue sepenuhnya ingin menjadi yang berharga buat lo, tapi apa yang lo lakuin? Hah.. Jujur gue capek dengan tingkah lo yang egois ini."
Mata Keysha mulai berkaca-kaca, sejujurnya dia sangat kecewa dengan tingkah laku sahabatnya itu.

"Gue putus sama Alvaro Sya. "
Air mata Aletta sudah tak tertahan lagi, hari ini dia sangat terpukul, Brayen yang melihat Aletta menangis, langsung bergegas menyapa, ia ingin memastikan bahwa Aletta baik-baik saja.

"Lo kenapa Let? Bratem sama Alvaro?"

"Dia putus sama Alvaro"
Keysha menjawab pertanyaan Brayen, sambil memeluk Aletta.

"Lo yang sabar ya Let"
Brayen berusaha menenangkan.

***

Saat Aletta hendak keluar dari dalam kelas, dan..

Plakk...

Aletta menabrak sesuatu hingga kepalanya sakit, tapi saat melihat ke bawah. Sepatu? Sepertinya Dia menabrak seseorang.

"Alvaro"
Mata Aletta membulat sempurna, saat Alvaro mendadak ada di depannya.

"Belum puas lo nyakitin Aletta"
Keysha angkat bicara, karena ia tak terima sahabatnya disakiti oleh orang lain, apalagi itu Alvaro mantan kekasih Aletta sekaligus teman kecil.

Alvaro tak menghiraukan Keysha ia masih fokus ke Aletta yang sama sekali tak ingin melirik ke arahnya.

"Let, seharusnya sebelum lo ngambil keputusan, lo harus denger dulu penjelasan dari Alvaro"
Brayen mencoba memberi saran, sehingga mata mereka terfokus kepada Brayen yang sedang mendengar musik di laptopnya itu.

"Gue gak butuh  penjelasan dari orang yang udah ngebuat gue nunggu. Dan yang lebih parahnya lagi gue dapat penjelasan dari orang lain, bukan dari kejujuranya sendiri!"
Aletta berkata lantang layaknya orang yang bener-bener benci akan menunggu.

"Buat apa? Gue jujur pun lo gak bakalan percaya sama gue"
Alvaro menatap Aletta tajam, tetapi Aletta membuang muka seolah tak peduli dengan Alvaro yang berada di depannya.

"Gue nunggu pun, gak akan dapat jawaban dari lo. Jadi buat apa bertahan"

"Lo nunggu gue hanya 1 minggu Lett, tapi gue, gue nunggu lo 2 tahun. Apa itu gak cukup lama? Hah!"
Alvaro membentak hingga matanya berkaca-kaca.

"Gue capek Var, buat apa lo jelasin ke gue, kalau gue sendiri gak bakal denger semua penjelasan lo, jadi lebih baik lo menjauh dari gue"
Aletta mencoba menepis, tetapi kekuatannya terlalu lemah untuk menyikirkan Alvaro dari hadapannya.

"Ok, kalau itu yang lo mau, tapi lo harus tau satu hal Lett, Sedekat apapun gue dengan perempuan lain, hati ini gak akan pernah menghapus nama lo"
Alvaro berlaku pergi dengan mata yang berkaca-kaca.

Aletta menangis histeris,kata-kata Alvaro tadi semakin membuat hatinya hancur.

***

"Assalamu'alaikum bu ini Proposal-nya sudah saya buat"
Alvaro menyodorkan Flasdisk kepada ibu Riza selaku pembina Osis.

"Disini sudah tercantum kan, berapa biaya yang akan di keluarkan saat MPLS nanti"

"Alhamdulillah sudah bu"

"Mkasih ya Varo kamu sudah banyak membantu ibu"

"Iya bu sama-sama"

Saat Alvaro hendak keluar, Ia melihat Aletta masuk Ke dalam ruangan, sepertinya  Aletta akan menumui ibu Riza.

"Permisi Bu"
Ucap Aletta sopan.

Alvaro sedari tadi tidak berkedip, ia kembali duduk di meja ketua osis sambil mendengar pembicaraan Aletta dan juga ibu Riza.

"Ada Apa Aletta?"

"S-sa-sayaaaa"
Hati Aletta berdegup kencang, dengan suara yang terbata-bata.

"Saya ingin keluar dari OSIS bu"

"Loh kenapa? Padahal ibu sudah senang lo kamu dan Alvaro bisa mambantu ibu"

"Maaf bu"

Jujur hati Alvaro sakit melihat Aletta semakin menjauhi dirinya.

"Yaudah, ibu sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, semoga ibu bisa mencari pengganti yang seperti kamu Aletta"

"Hm" Aletta hanya mengagguk lalu pergi sesakali ia melirik ke arah Alvaro. Tetapi Alvaro bersikap seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu.

***

"Selamat pagi anak-anak"
Ucap Ibu Rini memasuki ruangan kelas.

"Pagi bu..."
Semua siswa menyambut hangat kehadiran ibu Rini, ada juga yang deg degan karena hari ini, hari pembagian raport.

"Hari ini ibu akan mengumumkan siswa berprestasi di kelas ini, dan ibu juga akan membagikan piagam kepada mereka"

"Ibu akan memulainya dari juara 3"

Yang ibu sebutkan namanya silahkan maju.

"Keysha Al-Syavani"

Oh Wow ternyata Keysha.

Juara 2 siapa ya?

Semoga aku deh.

Seperti itulah teriakan semua siswa yang ada di dalam kelas.

"Juara 2"
Ibu Rini memberi jeda agar siswa menebak.

"Fahri Ramadhan"

Iya Fahri adalah ketua Pramuka, dan dia juga Pemenang OSN Biologi tahun lalu, wajarlah dia mendapat juara 2.

"Juara 1"
Ibu Rini kembali memberi jeda.

"Ada yang bisa menebak?"
Ucap Bu Rini sambil melirik ke arah siswa yang dia banggkan.

Alettaa

Ucap seluruh siswa yang berada di dalam kelas.

"Ya benar Aletta Margaretha silahkan maju nak"
Aletta sama sekali tidak merasa bangga akan prestasinya, tetapi yang ada di fikirannya saat ini hanya Alvaro, Alvaro dan Alvaro.

"Selamat ya buat kalian bertiga, ibu bangga sama kalian"
Ucap bu Rini sambil menyerahkan Piagam untuk mereka.

"Aletta ditingkatkan lagi ya, ibu sangat bangga punya murid seperti kalian, dan untuk yang lain kalian harus bisa menempatkan posisi kalian di kedudukan mereka ini, tapi ingat! Bersaing secara sehat"
Ibu rini mencoba memberi suport agar siswa lain tidak merasa dirinya rendah karena tidak mendapat juara.

Bersambung🍁
Happy Reading guys 💕
Tunggu cerita selanjutnya.
Jangan lupa vote and comment❣️
I love you readers😚

Maaf kalau ada typonya🙏

Ada Apa Dengan Cinta[COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang