Chapter 8(Sebuah Awal)

5.8K 331 1
                                    

"air mataku kian mengalir setelah sekian lama tak kunjung ku temui kabarmu , kita terpisah dalam ruang waktu , kamu menjadi satu satunya senyum ku selama ini" Ali

Sore menjelang malam di kota Jakarta , ali memetik gitarnya sambil menyanyikan sebuah lagu

"selamanya .. kau berada dalam hatiku , selamanya kau tak kan pernah terganti" petikkan gitar nya terdengar merdu , sama dengan suara ali yang sedikit serak tapi tetap terdengar menyayat hati . ia begitu menghayati setiap liriknya .

'gue rindu ly' pria itu menghela nafas dan merebahkan tubunya di lantai , menjadikan lengan nya sebagai bantal . ia memandangi langit yang kali ini tak di temani bintang dan tanpa sinar terang rembulan , entah kenapa sang rembulan lebih memilih bersembungi dari pada menampakkan sinar terng nya . sama seprti ali yang hnya bisa mengingat illy dari kejauhan .

ia terkenang lagi dengan gadisnya itu . tawa renyah nya , tangisan sendunya , bahkan setiap tatapan matanya .  semua itu nyaris membuatnya gila dan hampir hilang akal .

'nggak li , lo ga bisa kayak gini terus ! prilly mungkin udah bahagia disana . lo ga bisa lemah terus kayak gini ! lo harus bangkit' ucap ali pada dirinya sendiri . ia segera membangkitkan tubuhnya dan berjlan masuk ke dalam rumah dengan semangat . ali mengambil ponselnya dan mencari nama seseorang disana .

"hallo?"sapa seorang di seberang sana

"hallo .. gue bakal terima tawaran lo . kapan kita bisa mulai?" tegas ali to the point .

mungkin hayaini satu satunya cara yang bisa membuat ali sedikit melupakan kegundahan nya .

***

Beberapa minggu yang lalu

ali sedang memetik gitar dan bernyanyi untuk mengusir sepi . tapi , tiba tiba permainan nya berhenti

"gue suka permainan gitar lo , suara lo juga oke" pria itu datang mendekat pada ali sambil bertepuk tangan .

"makasih"ali tak begitu , merespon kehadiran pria itu , ia lanjut bernyanyi dan tak mempedulikan orang tadi

"baiklah .. kamu punya potensi tinggi di bidang musik ini , saya suka cara kamu menciptakan nada nada baru . suara kamu juga cukup layak utk bernyanyi"orang itu langsung duduk di sebelah ali dan memujinya tanpa henti .  ali hanya diam tanpa meghiraukan nya .

lama kelamaan , pria tadi mulai geram sendiri . karna tak mendapat kawaban apapun dari ali .

"oke .. oke.. kalau kamu memang tak mau di ganggu , saya akan pergi" pria itu  memutar tubuhnya ke arah lain , "hubungi saya secepatnya kalau kamu memang merasa tertarik dengan tawaran saya barusan" ia sempat menaruh kartu namanya tepat di bangku tempat ali duduk , lalu pergi meninggalkan ali sendiri disana .

ali mengambil kartu nama ny "Al Ghazali?" bicaranya meremehkan , di masukannya kartu nama tadi ke dalam saku celananya . ia kembali melanjutkan permainan gitarnya seakan tak ada yg terjadi .

***

seperti yang sudah di bicarakan kemarin di tlp , hari itu ali datang ke basecamp tempat Al latihan .

"ali .. ternyata lo dateng juga" al merangkul bahu ali "silahkan masuk" ia memersilahkan ali masuk dan melihat seisi basecamp nya . ali terperangah melihat ukuran basecamp nya yang cukup besar dan memang mewah .

"jadi .. kita mulai dari mana?"tanya ali buru buru

"santai Li ,kita ga perlu buru buru . duduk dulu" ucap Al sambil mendudukan tubuh ali pada sofa hitam di belakang nya .

"gue ga punya banyak waktu" suara ali meninggi , ia berdiri dan mendorong tubuh al , tapi dengan santainya , al hanya mengangkat kedua lengan nya dan meminta ali untuk tenang .

"tenang li , ini semua ga akan makan waktu yang lama , kita cuma butuh ngerekam suara lo dan mengeditnya sedikit , selesai" ujar al sambil mengangkat bahunya . ali terdiam . ia merasa bersalah karna sikapnya barusan . al bahkan tak melawan nya sama sekali , dia begitu tenang dan sabar menghadapi prilaku ali . bagi al , sudah biasa menghadapi orang orang seperti ali . malah terkadang lebih menyeramkan lagi . tapi al tetap bersikap profesional . ia tak mau kalau semua yang sudah di bangun nya sejak lama akan hancur begitu saja karna satu masalah kecil .

"oke li , siap?"kata al memberi isyarat pada ali yg sudah berada di ruang rekaman .

ali melingkarkan ibu jari dan telunjuknya .

"mulai" jentikkan jari al bertanda kalau ali harus segera bernyanyi .

kau membuat ku merasakan indahnya jatuh cinta , indahnya di cintai saat kau jadi milikku . oohh tak kan ku lepaskan dirimu oh cintaku , teruslah kau bersemi di dalam lubuk hati ku .

ali menyanyikan lagu milik Tompi sambil memainkan gitarnya dengan smangat . tak perlu mengulang beberapa kali , al sudah dapat hasil yang memuaskan .

"oke li selesai" al memanggil ali dan memintanya keluar dari ruang rekaman .

"gimana?" tanya ali sambil melihat ke beberapa editing yang ada di hadapan nya .

al mengangkat bahu , ia memutar ulang suara ali yang baru saja di rekam .

"coba lo denger"

ali mendengarkan suaranya dengan seksama , ia terlihat sumringah . matanya berbinar setelah tau hasilnya memuaskan .

"thanks al" kini keraguan ali sudah hilang . ali merangkul pundak al .

"samasama" jawab al merangkul balik ali .

"air mataku sudah kering , kini kau dan aku hanyalah kenangan di balik lembaran kertas kosong"

wahh wahh .. kenapa nih si ali?udah bisa ngelupain prilly kah?

tadaaaaa .. part 8 . plisss donk kasih vomen , biar tambah semngat dn bisa koreksi dimana kekurangan nya .

thx for read anyway . :)

PART OF USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang