Eja menatap kearah punggung Alfa yang menjauh seraya tersenyum. Begitu gadis itu lenyap dari pandangannya, dia pun berdiri dan kembali menghampiri tempat teman-temannya yang ia tinggalkan tadi.
"Pujaan hati lo udah ketemu?"Listia segera bertanya dengan wajah usilnya setelah Eja baru memapakkan kaki 3 langkah dari arah pintu.Ken menatap cewek itu tajam dan mendengus tak percaya. Cewek itu tidak akan pernah melewatkan satu hal pun untuk membuat Eja dan teman-temannya kesal setengah mati.
"Lo naksir ama cewe tadi, Ja?"Virgo bergabung dengan Listia yang tampak sangat penasaran"Ngejarnya gitu amat,"dia kembali mencibir.
Eja berusaha tak menanggapi. Gak Virgo, gak Listia, keduanya sama saja. Selalu berhasil membuat orang kesal. Benar-benar sahabat yang serasi. Ups,,,,,mungkin pasangan yang serasi.
Memikirkan hububgan kedua temannya itu membuat kepala Eja semakin pusing. Lantas pemuda itu menutup mata, berusaha menenangkan diri meskipun kian usahanya gagal.
Tiba-tiba saja pikiran tentang Alfa melayang di otaknya"sekarang gue ngerti kenapa dia suka banget duduk di sana,"gumamnya pelan. Ia bisa merasakan kenyaman di tempat tadi. Sehingga pemikiran tetang gadis itu melayang begitu saja di otaknya. Ah dasar cewe itu,,,,,,
"Stalker?,"celetuk Isti dengan kekehan Clasy nya.
"Kebetulan gue sering liat dia di taman, selain di kelas, btw"balasnya cuek setengah berdusta.
Awal mulanya memang kebetulan. Tapi sejak ia tahu bahwa Alfa menyukainya, ia tidak bisa menyingkirkan rasa penasaran akan cewek itu. Ya, Eja tau bahwa Alfa menyukainya. Ia tahu Alfa selalu memperhatikannya.
Dan ya, ia juga tau itulah alasan Alfa menghindarinya. Eja juga tau kenapa Alfa bersikap seolah ia tidak suka berada di dekat Eja. Atau bahkan terkadang tampak membenci Eja.
Eja sendiri sempat berpikir, cewek itu membencinya. Sampai ia tersadar cewek tersebut selalu sering menatapnya. Berkali-kali Eja sempat menangkap saat sedang memperhatikan Eja. Namun Alfa memang tidak tahu, Eja bahkan lebih sering memperhatikannya sejak berpikir cewe itu membencinya.
Seandainya pada waktu itu Eja memutuskan untuk tidak peduli. Sampai saat ini ia akan tidak pernah tau tentang perasaan Alfa terhadapnya.
Eja tersenyum tatkala teringat bagaimana wajah memerah Alfa saat dimama cewek itu memalingkan wajah saat Eja memergokinya menatap dirinya.
Dan juga saat tatapan mereka tanpa sengaja bertemu, cewek itu memalingkan wajahnya dengan kecepatan yang Eja khawatirkan akan membuat lehernya patah."Parah, sampai senyum-senyum sendiri,"cibir Listia.
Eja membuka mata. Mulai merasa terganggu dengan komentar teman-temannya"Listia Lingga yang embernya kaya lembe turah, mending lu pergi aja deh,"kesalnya.
"Jadi beneran lo naksir sama cewe tadi?,"Listia meninggikan suaranya pura-pura terkejut, dengan mulut mengaga tak percaya. Mungkin bagi yang lain ekspresinya sangatlah imut. Tapi bagi Eja itu sangat menjengkelkan. Ugh, gadis yang satu ini ...
Eja tak menggubris. Ia hanya mengatupkan bibirnya, menahan kekesalan yang sudah mencapai ubun-ubun. Ok itu terlalu lebai ..
"Ja, jangan terlalu dekat,"kata Isti tiba-tiba, mengalihkan Eja dari kakak gadis tersebut. Dan kontan membuatnya menoleh dan membuat bangku panjang yang mereka duduki agak bergoyang.
"Ck, udah dibilangin jangn deka---- Eh eh eh eh,,,,,,?,"Isti kebingungan ketika seseorang mengambil pisau di tangannya tanpa seizin darinya . Dan hal itu menghentikan usahanya untuk mengukir namanya di atas bangku yang di dudukinya bersama teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfa & Eja [END]
Teen FictionIni cerita tentang Alfa dan Eja. Alfa, gadis yang kerap kali di panggil Siwe itu, lebih suka menyembunyikan perasaannya. Karena sejak awal ia menyukai Eja, ia ingin menyimpan perasaannya sendiri. Hanya untuk dirinya sendiri. Sedangkan Eja, pemuda i...