07

372 148 11
                                    

Teman-teman Eja sengaja tinggal di kelas sampai ruangan itu kosong. Atau lebih tepatnya, teman-temannya menahan Eja di kelas. Pasalnya mereka sempat melihat Kakak Alfa. Dan di depan mereka, Dea berkata heboh tentang Eja yang sudah mendapat izin dari kakak Alfa.

"Jadi, maksud teman lo apa tadi? Lo udah dapat izin dari kakak Alfa buat jadian sama dia? Beneran? Alfa,,,,cewek yang lo suka itu kan? Teman-teman lu udah pada tau? Lu nembak Alfa di depan mereka atau bagaimana, Ja?"rentet Listia histeris sendiri.

Eja menghela napas berat untuk kesekian kali nya."Mereka nyimpulin sendiri kalau gue suka sama Alfa."

Listia mendengus.
Sementara Isti berkomentar,"kirain beneran, eh..ternyata kaga. Gagal deh acara drama korea nya."

Eja mendesah lelah"yang pasti, mereka cuman salah paham. Jadi, sekarang gue udah boleh pulang?."

Listia menggeleng,"Kalau sampai teman-teman lo nyimpulin kaya gitu, berarti lo ngelakuin sesuatu yang terlalu jelas tentang perasaan lo ke dia."

Dan bagaimana bisa teman-teman sekelasnya itu tidak ada yang tau tentang perasaan Alfa ketika cewek itu memperhatikan Eja sepanjang waktu? Yang benar saja!!. Setiap kali Eja menoleh kebelakang, ia selalu mendapati Alfa menatapnya. Namun, kenapa tak satupun dari orang di kelasnya tahu akan tentang itu?.

"Tapi....yang tadi itu beneran kakak nya Alfa?,"Virgo angkat bicara, mendadak merasa penasaran.

Eja mengangguk.

"Cantik ya? Pantasan Adiknya juga cantik...."ucap Virgo sambil menaik turun kan alisnya.

Eja melirik intens dan memasang muka datar menanggapinya.

"Btw Alfa orang mana? Logat dia kok agak beda gitu......"ujar Ryo.


"Bima."potong Eja.

"........ha?"

"Dia orang bima. Provinsi Nusa Tenggara Barat atau dapat disingkat dengan NTB,"jelas Eja penuh kesabaran.


"..............."

Hening.

Tiba-tiba Listia ber oh dengan lebai nya,"Berarti murid yang sering di omongin ibu Sukma itu, Alfa lo?"tanya Listia.

Eja mengangguk.
"Kalian sering denger tentang dia tapi nggak tau orangnya yang itu mana?"dengusnya.

"Sori, kita lagi nggak naksir dia sih, makannya nggak begitu merhatiin,"ledek Virgo.

Eja mendesis tak suka.
"Gue tau tentang dia bukan karena gue suka dia sih, btw"

"Sukanya nggak, tapi penasaran iya?"cibir Listia.
"Terus, udah sejauh mana onformasi yang lo dapat tentang Alfa lo itu? Butuh bantuan gak? Biar gue juga nyariin tentang informasinya,"ledek Listia.

Eja mendecakkan lidah tapi tidak mengelak. Bukankah memang benar dia tau tentang itu karena penasaran?. Entah kenapa belakangan ini, ia terlalu sering penasaran akan cewek itu.

"Kita taruhan deh, sebelum akhir tahun ajaran Eja pasti udah naksir sama Alfa,"cetus Isti mantap.

Teman-teman Eja terkekeh.
"Nggak usah nunggu akhir tahun, sekarang aja kayaknya dia mulai naksir sama cewek itu,"dengus Virgo geli.
"Atau jangan-jangan, sekarang lo udah naksir parah sama dia? Makanya lo nyari tahu........"

"Mending lo simpen tenaga lu buat debat sama Listia aja, deh."
Akhirnya Eja tidak bisa tinggal diam lagi. Ia bangkit dari duduknya, mengabaikan teriakan protes teman-temannya yang masih ingin menginterogasi nya, dan meninggalkan mereka di belakang.

Bukannya Eja marah pada teman-temannya atau bagaimana, tapi dia hanya terusik dengan kata-kata Virgo tadi. Eja hanya penasaran tentang cewek itu, meski ia tak tahu bagaimana cara menghentikan rasa penasarannya. Namun......menyukai cewek itu.....terdengar sedikit berlebihan. Mengingat, bahwa Alfa lah yang menyukainya. Bukan sebaliknya.

***********

Alfa & Eja [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang