ESOK HARINYA
Tok tok tok....
Alfa melirik kearah pintu saat sedang menonton Tv diruang tengah rumahnya.
"Mang kalo dilirik kek gitu pintunya bisa kebuka, anzeng?," tanya Gesa santuy sambil mencomot kentang goreng milik Alfa.
Alfa mendelik jengkel dan meilirik kakanya tajam, lalu......
Plak....
"Mampus," ucap Alfa santai. dan dengan tidak perduli dia pergi meninggalkan Gesa yang melongo di tempatnya.
"Anjay,,,,ajaran gue ke Fafa manjur amat," Gesa bangkit lalu melenggang pergi keatas kamarnya "Yang datang palingan adik ipar gue........" setelahnya dia cekikikan sendiri dan menghilang di balik pintu kamar.
Sedangkan dibawah sana, Alfa sedikit kasar membuka pintu dan mendongak melihat siapa yang bertamu dirumahnya pagi buta begini. Alfa terkejut, dia mengerjapkan mata berkali-kali. Hatinya berdesir saat melihat Eja berdiri di depan pintu sambil menatapnya lekat.
Alfa mematung ditempat, hanya bisa menatap Eja tanpa sanggup berkata-kata, sampai suara mamanya terdengar dati dalam rumah, "Fafa, siapa yang datang?."
Alfa tak menyahut.
kemudian "Siapa yang datang, Fa?," mama Alfa kini sudah berada tepat dibelakang Alfa. Dan ketika mamanya melihat Eja, wanita itu langsung tersenyum lebar, "oh, ana Eja yang datang? mai masuk," ajaknya seraya menarik Alfa ke dalam dan membuka pintu lebih lebar untuk Eja.
Eja membalas senyum Mama Alfa kikuk, seraya mengikuti wanita itu kedalam rumah.
"Tadinya tante nyuruh Gesa buat nganter Alfa tapi dianya nggak mau. Ternyata kamu yang jemput Alfanya? habis dia nggak bilang ke tante kalo kamu yang bakal jemput dia," jelas mama Alfa.
"Hehe iya tante," jawab Eja canggung.
Mama Alfa tersenyum menenangkan, "Tadi tante buatin bolu buat kamu sama Alfa, di makan yah Ja," ucap Mama Alfa.
Alfa hendak protes tapi lebih dulu disela sama Eja, "Wah,,,,kok repot banget, Te....."
Mama Alfa menggeleng pelan, "Tante gak kerepotan kok. Kan dibantu juga sama Kak Gesa, jadi tante buatnya banyak biar sekalian dikasih ke mama kamu. Salam tante buat mama kamu ya, Ja?."
Eja tersenyum dan mengangguk.
"Tentu, dan Terimakasih tante," ucapnya manis.Alfa memalingkan wajahnya cepat, tidak sanggup melihat tingkah manis Eja seperti itu.
Mama Alfa mengangguk lalu berbalik meninggalkan Alfa dan Eja untuk pergi kedapur.
Eja melirik Alfa sekilas, lalu meringis saat mendapati gadis itu sedang menatapnya tajam, "Lo ngapain kesini?," desis Alfa sarkastis.
"Jemput elo," jawab Eja sekenanya, "Elo nggak tau jalan kerumah gue kan?," lanjutnya.
"Tapi itu kan cuman alasan gue ke mama -----"
"Lo pikir gue mau jadi partner in crime lo?," potong Eja geli.
"Tapi gue udah janji sama Adel kalau gue mau minjam---"
"Tadi gue udah telpon dia, dan bilang kalo lo nggak jadi minjam dapurnya dia. Jadi, lo pinjam dapur gue aja," terang Eja kelewat santuy.
"Lo......" geram Alfa dan mengangkat tangannya hendak mencakar muka pemuda di depannya ini.
"Eh,,,,,,," Eja was-was, "Kalo muka gue di cakar, kadar kegantengan gue berkurang elah ," ucapnya watados, membuat Alfa benar-benar ingin menonjok wajah tampan di depannya saat ini juga.
Alfa menurunkan tangannya seraya memalingkan wajah.
"Dasar narsis," desis Alfa.
Eja terkekeh dan berdehem menetralkan gejolak aneh di dalam sana. "Alfa," panggilnya pelan.
"Apa?," jawab Alfa ketus.
"Dirumah, lo selalu ngomong pake bahasa Bima ya ama nyokap lo?," tanyanya mengalihkan pembicaraan awal.
"Hm.....kecuali didepan orang lain, kata Ayah itu nggak sopan."
"Tapi kemarin lo ngomong pake bahasa Bima di depan gue."
Alfa kembali memalingkan wajah, "Karena gue khawatir Mama bakalan ngomong yang nggak-nggak di depan lo. Dan gue nggak suka Mama ngomong sama lo," ujar Alfa sebelum meninggalkan Eja untuk menyususl Mamanya ke dalam.
"............" Eja bergeming. Jujur, kata-kata Alfa itu..............menyakitkan?.
******
"Lo yakin ninggalin Nyokap lo sendirian?," Tanya Eja ketika mereka tiba dirumahnya.
"Ada Kak Gesa," lagi, Alfa berbicara tanpa menatapnya. Sepertinya hal yang paling tidak menarik perhatian Alfa adalah Eja. Eja tersenyum miris memikirkannya. Kalau saja ia tidak tau cewek ini menyukainya, maka ia akan berpikir Alfa benar-benar membencinya tanpa sebab.
"Nggak pa-pa nih gue pinjem dapur lo?," tanya Alfa seraya menatap Eja datar.Diam-diam Eja mendesah lega karena Alfa telah menatapnya meskipun datar, "Nggak pa-pa, lagipula gue udah bilang sama Nyokap gue, dan dia malah pengen bantuin lo."
Alfa mengangguk-ngangguk paham sambil tersenyum, "ehm,,,,soal bolu-Nya, kalo Nyokap lo nggak suka----"
"Tenang aja, Nyokap gue suka bolu kok," potong Eja.
Alfa kembali menganggukkan kepala, "Ehm,,,,,kalo bokap lo ,,,, gimana?," tanya Alfa kemudian.
"Gue juga udah ngasih tau bokap. Kata bokap, dia sempat ketemu sama ayah lo pas ada rapat orang tua di sekolah dulu, dan Bokap juga bilang dia sempat ada proyek sama kantor bokap lo," jelas Eja.
Alfa mengangguk paham dan berdehem, "Terus dirumah lo ada siapa aja,,,,,,,eh maksud gue anu,,,,,lo gak ada saudara atau apa gitu?" tanya Alfa.
Untuk kesekian kalinya Eja tersenyum, "tenang aja, di rumah gue cuman ada bibi sama nyokap kok. Kalau bokap sih ada acara di kantor jadinya dia gak ada di rumah. Kalau soal saudarasih nggak ada. Secara kan gue anak tunggal."
"Oh...gitu....hm oke," gumam cewek itu.
Eja tersenyum kecil, pagi ini dia menyadari satu hal, bahwa ada banyak hal yang ingin ia ceritakan pada Alfa. Selama ini Alfa hanya tau tentang Eja di sekolah saja. Bahkan ia tidak keberatan untuk bertukar cerita lebih banyak lagi dengan Alfa. Entah gunanya untuk apa, ia tidak tahu.
______________
ana(Nak/anak)
mai(ayo/kesini/kemari)
***************
Saoloh Ja....itu tandanya percikan-percikan cinta dah mulai tumbuh di ati elu. Itu aja kga tau elah.....heran nahu:v-nahu(aku)

KAMU SEDANG MEMBACA
Alfa & Eja [END]
Novela JuvenilIni cerita tentang Alfa dan Eja. Alfa, gadis yang kerap kali di panggil Siwe itu, lebih suka menyembunyikan perasaannya. Karena sejak awal ia menyukai Eja, ia ingin menyimpan perasaannya sendiri. Hanya untuk dirinya sendiri. Sedangkan Eja, pemuda i...