Eja nyaris tidak memperhatikan hal lain saat Alfa memulai presentasi bahasa inggris. Meskipun dia hanya gadis desa. Tapi dia sangat lancar berbahasa inggris. Eja kagum dibuatnya.
Dan dia mendengar Miss Jenni memuji Alfa. Dengan berlebihannya. Setelahnya guru tersebut berucap,
"Reza Hilario. Sekarang giliran kamu."
Eja masih bergeming. Dia membeku di tempat ketika tiba-tiba Alfa menoleh kearahnya.
Cewek itu mengedikkan kepala kearah tugas Eja. Seketika dia tersadar, dengan gelagapan dia meraih catatannya dan maju kedepan.Alfa kembali ke bangkunya dengan tenang.
...
Eja menarik napas dalam, dan memulai presentasi bahasa inggrisnya..........
Setelah menyelesaikan presentasi dengan baik, Eja menghembuskan napas lega. Mengingat dia sempat tidak memperhatikan gilirannya tadi. Dan anehnya dia lebih suka menyalahkan Alfa untuk kesalahannya itu.
Kenapa Alfa harus begitu bagus? Eja sangat jarang mendengar Alfa berbicara selama pelajaran bahasa inggris.Sepertinya cewek itu tidak terlalu banyak bicara di dalam kelas. Dan tidak terlalu aktif dalam pelajaran ini, bahkan meskipun ia begitu bagus. Satu-satunya pelajaran yang ia mau berbicara lebih sering adalah Senibudaya.
Namun setelah ini, Eja mungkin akan lebih sering mendengar Alfa berbicara dalam pelajaran bahasa inggris. Dilihat dari Miss Jenni yang memujinya tadi. Dia tersenyum kemikirkan hal itu. Tampaknya dia memang terlalu jarang mendengar Alfa berbicara.
Eja segera mengalihkah pikiran dari Alfa saat Miss Jenni berdehem keras karena sedari tadi Eja menatap Alfa tanpa ia sadari. Dan miss jenni terkekeh geli melihat tingkah laku anak murid nya itu.
"Does Eja like Alfa?"pertanyaan itu meluncur dari mulut Miss Jenni tanpa bisa di rem. Kadang kadar kekepoannya memang tinggi. Tak ayal jika ia bertanya demikian.
Eja membelalak kaget dengan mulut terbuka. Dia tidak percaya Miss Jenni akan bertanya seperti itu.
Sedangkan Alfa, dia tersedak salivanya sendiri. Mengumpat dalam hati. Ayolah pipinya merona saat ini. Ia sama tidak percayanya dengan Eja. Rasanya ia ingin mengambil cangkul dan menggali kuburannya sendiri sekarang.
Kenapa keadaan tiba-tiba menjadi seperti ini?
"Yes, mis!"seru teman sekelas mereka dengan kompak tidak lupa dengan tangan mereka yang terkepal kemudian di acungkan keatas.
Eja memdecih"Sok tau bener!"gumamnya kemudian lendengus tak percaya.
Berikutnya, sorakan untuk Eja dan Alfa memenuhi ruangan.
Eja melirik Alfa yang tampak panik. Dan tersenyum penuh arti."Miss, tadi pas Alfa presentasi Eja ngeliatin dia terus,"kompor Dea.
"Makannya dia gak sadar pas giliran dia presentasi,"lanjutnya menggebu-gebu.Eja menjaga ekspresinuya agar tetap datar. Dia berani bertaruh, bukan dia saja yang kenatap Alfa tadi, tapi semua orang. Bahkan Rayyan yang orangnya tidak peduli, pun memerhatikan Alfa walau tidak selekat dirinya.
"Kalau gitu, untuk tugas kelompok minggu depan, Alfa dan Eja satu kelompok yah,"putus Miss Jenni.
Eja bisa melihat Alfa yang semakin panik. Sementara murid-murid lain langsung meneriakkan persetujuan mereka.
Eja tidak tahu, dia harus kesal atau berterimakasih kepada Dea. Cewek itu bisa membuat apapun terdengar begitu meyakinkan. Jelas, karena dia adalah ratu gosipnya sekolah.
Miss Jenni tiba-tiba berbisik kepada Eja,"untuk tugas berikutnya kamu punya kesempatan buat Conffes ke Alfa lho,"bisiknya bersemangat.
Eja meringis, Miss Jenni memang selalu seperti ini. Jadi dia tidak terlalu heran.
Gurunya yang satu ini selalu bersemangat setiap kali mendengar tentang cerita seperti ini. Dan jangan lupa impiannya yang konyol itu. Yaitu, mencomblangkan murid-muridnya sendiri dan mendapatkan undangan pernikahan mereka suatu hari nanti.Masalahnya disini bukan itu.
Bukankah Alfa yang harus menyatakan perasaannya?
Kenapa malah ia yang di sangka menyukai cewek itu?Dunia terbalik batin Eja dan tersenyum miring.
*******
_Alfa POV_
Sekarang bagaimana?
Siapa yang menyukai siapa?__
Situasi apa ini?. Kenapa bisa jadi seperti ini? Dan kenapa Eja tadi bahkan tidak membantahnya? Apa dia sudah gila?._Author POV_
Alfa mendengus lantas menatap Eja dari tempat duduknya. Lekat. Tadi ia tidak terlalu terkejut dengan kenyataan bahwa Eja memperhatikannya sepanjang presentasi, toh semua murid di kelas memperhatikannya. Kecuali Adel. Entah kenapa cewek itu sedari tadi hanya melamun saja. Dan tidak lupa dengan Rayyan yang meliriknya dengan tatapan itu. Alfa heran dengan gadis itu. Jelas-jelas tatapan Rayyan menunjukkan bahwa ia menyukai Adel. Tapi bodohnya Adel tidak menyadari itu saka sekali. Atau mungkin dia hanya pura-pura tidak tahu. Entahlah, Alfa tidak peduli.
Kembali ke topik awalnya.
Alasan kenapa Eja sampai tidak sadar ketika sudah gilirannya presentasi, dia pasti gugup. Arisa pun gugup saat ia akan maju presentasi.Entah bagaimana Teman sekelasnya bahkan Miss Jenni bisa mengambil kesimpulan seperti itu?. Bukan hanya itu, yang paling mengejutkan adalah ketika Eja bahkan membantahnya. Alfa tahu dengan sangat baik kalau Eja tidak menyukainya. Ia bahkan tidak pernah memperhatikan Alfa.
Sekarang, apa yang akan ia lakukan? Bagaimana dia akan menghadapi Eja setelah ini?.
Dan lagi, mereka harus satu kelompol untuk tugas berikutnya. Memikirkan itu membuat Alfa tidak bisa berkonsentrasi sepanjang jam Sejarah. Mendengar kata sejarah saja sudah membuatnya bad mood.
Menurut Alfa sejarah itu adalah masalalu, lantas kenapa harus di pelajari secara berulang-ulang? Bukankah itu akan membuat kita sulit untuk move on?. Entahlah, Alfa tidak peduli.*****
~~>Adh33llll<~~

KAMU SEDANG MEMBACA
Alfa & Eja [END]
Teen FictionIni cerita tentang Alfa dan Eja. Alfa, gadis yang kerap kali di panggil Siwe itu, lebih suka menyembunyikan perasaannya. Karena sejak awal ia menyukai Eja, ia ingin menyimpan perasaannya sendiri. Hanya untuk dirinya sendiri. Sedangkan Eja, pemuda i...