10

316 119 9
                                    

Ketika Eja memutuskan untuk mengerjakan tugas conversation dirumah Alfa sepulang sekolah, Alfa tahu Mamanya akan heboh. Namun ia tidak menyangka Mamanya akan seheboh ini. Alfa tidak bisa mencegah dirinya untuk tidak merasa bersalah kepada Eja ketika Mamanya mulai menginterogasi cowok itu.


"Ma, Alfa mau ngerjain tugas nih," desak Alfa ketika Mamanya masih terus menanyakan segala hal tentang Eja.


"oke, oke... Mama toh cuman penasaran sama pacar kam----"


"Teman, Ma...teman," Alfa menekankan kalimatnya.

"Oh masih teman? tapi kemarin Gesa bilang ini cowo tuh pacar kam...."

"Bukan Mamaaa.....Kak Gesanya aja yang sok tau," cibir Alfa jengkel. Kakaknya itu benar-benar.......

Dasar tukang lapor__batin Alfa untuk kakanya.

"oke...oke...maaf," ucap mamanya sambil terkekeh dan pamit kepada Eja untuk masuk ke dalam.

sepeninggalan Mamanya Alfa mendesah lelah, "Maaf yah, Mama selalu kayak gitu kalau gue bawa teman kerumah," kata Alfa tanpa menatap Eja.

"Santai aja Ra," kata Eja menenangkan, "kelihatannya lo jarang bawa teman-teman lo kerumah," tebak Eja.

Alfa berdehem pelan sebagai jawabannya setujunya.
Siapapun sepertinya tahu akan hal itu mengingat bahwa Alfa bahkan tidak mempunyai teman dekat. Kecuali kalau ada kerja kelompok, Alfa akan membawa teman-teman kerumahnya. Jika bukan karena itu, Alfa tidak mau repot-repot membawa orang asing ke rumahnya.

"Lo beda banget sama Kakak dan Nyokap lo," ucap Eja, "sedikit lebih pendiam aja gitu," sambungnya sambil menatap Alfa.

Alfa tak menggubris, merasa tidak perlu menyahut pernyataan Eja. Atau lebih tepatnya, dia tidak ingin Eja tahu lebih banyak tentangnya, dan ia tidak ingin mengatakan lebih banyak lagi tentang dirinya kepada Eja. Insiden presentasi beberapa waktu lalu sudah cukup memberinya pelajaran. Ia tidak ingin kesalahpahaman seperti itu terulang kembali.

******




Ini adalah hari kedua kalinya Eja berada di rumah Alfa. Dan ia merasa ada yang berbeda, tidak seperti hari kemarin. Hari ini ia merasa asing karena Alfa dan Nyokapnya berinteraksi dengan bahasa Bima, seolah mereka tidak ingin Eja tahu apa yang mereka bicarakan.

Dugaan Eja, pasti Alfa lah yang memaksa mamanya melakukan itu.

Eja semakin tidak mengerti ketika melihat mama Alfa seperti tidak terima dengan yang Alfa katakan kepadanya, dan mama Alfa menatap Eja dengan sendu, seperti Eja akan pergi ke akhirat saja.

Eja memperhatikan Alfa yang menarik napas dalamdalam, kemudian mengatakan sesuatu kepada mamanya, yang semakin membuat wanita paruh baya itu menatap Eja sendu untuk kedua kalinya.

Tunggu. Sebenarnya apa yang mereka bicarakan?

Kenapa Mama Alfa menatapnya dengan sendu begitu?

Eja terkesiap saat melihat Mama Alfa datang menghampiri nya dan tersenyum. "Tante titip Alfa yah, Nak?," ucapnya.


Eja mengerutkan kening bingung mendengarnya. Lalu Alfa datang kearahnya dan berbisik pelan, "Gue bilang ke Mama kalo besok kita latihan ke rumah elo."


Eja mengangkat alis ketika menatap cewek ituitu, lalu ia bisa melihat Alfa mengatakan 'Please' tanpa suara kepadanya. Dan Eka tahu, ia tidak mempunyai pilihan lain delain menjawab pertanyaan Mama Alfa. "Iya Tante. Tante nggak usah khawatir. Besok pulangnya, Alfa bakal Eja anter kok."

Mama Alfa tersenyum, tampak lebih tenang.
"Yaudah, lanjutin aja latihannya. Tante mau masak buat makan malam dulu. Eja mau makan malam disini? Tante masaknya jago lho," ucap mama Alfa bangga.

Eja menggeleng pelan sambil tersenyum, "Makasih Tante. Tapi mamanya udah nungguin dirumah. Eja kasiham mama makan sendirian dirumah."

mendengar itu, Mama Alfa tersenyum, "Mama kamu pasti seneng banget punya anak sebaik kamu, Ja." Ujar Mama Alfa, "Mama Masuk kedalam dulu yah. mau masak bentar," pamitnya lagi.

Eja mengangguk sopan sebagai jawaban. Lalu dia menoleh kearah Alfa yang sudah terduduk lemas dibawah lantai sambil menghela napas lega. Saat itulah Eja tahu, ada sesuatu yang sedang terjadi disini. Dan sialnya ia tidak tahu apa-apa.

"Jadi lo ngomong apa aja sama Nyokap lo?," tanya Eja. Eja melihat Alfa tampak ragu dan Enggan untuk mengatakan. Eja menghela napas, dan melanjutkan, "Gue nggak mau bohong ke Nyokap lo tanpa alasan. Kata lo kemarin, besok kita nggak ada latihan karena lo ada acara. Tapi kalo lo bohong karen____"

"Gue nggak bohong. Besok Nyokap gue ulang tahun," potong Alfa.

Eja mengangkat alis, semakin tidak mengerti, "Terus lo mau ninggalin nyokap lo sendirian dirumah? di hari ulang tahunnya?."


Alfa menggeleng, "Gue pengen ngasih surprise ke Mama. Makanya besok gue mau pinjam dapurnya Adel buat bikin kue ulang tahunnya Mama. Karena itu gue bohong sama dia.....yah gitu deh." jelasnya tanpa menatap Eja sedikitpun.



Eja manggut-manggut mengerti. bukan karena penjelasan Alfa mengenai alasan kebohongannya. Tetapi karena dia menyadari Alfa selalu tidak menatapnya jika mereka berada sedekat ini. Cewek di depannya ini jauh lebih berani saat ia menatapnya sari jauh. Dan entah kenapa, Eja menjadi kesal dibuatnya. Alfa bahkan tidak mau menatapnya saat berbicara dengannya. Sungguh, jika ia tidak tahu perasaan Alfa yang sebenarnya, ia pasti akan berpikir bahwa cewek itu benar-benar membencinya.

******

#TBC

Alfa & Eja [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang