[2]. Cop!→

2.7K 295 38
                                    

W O N D E R T O W N
©youshouldcutthat


Pantofel hitam terus mengetuk seirama, jemarinya sibuk memainkan borgol besi yang sedikit berkarat, manik cokelat si empunya pun bergulir ke segala penjuru ruangan, tanda bosan.

Wajah tampan dengan sedikit goresan luka terlihat lesu, kemarin ia begadang, sibuk dengan berkas berkas ujian SIM, yang nyatanya berakibat fatal karena sekarang hanya dia seorang yang tak diperbolehkan memasuki ruang rapat.

Tentu saja karena ia datang terlambat.

"Padahal saya cuma terlambat satu setengah jam," ucap Jaehyun merutuki nasib, walau nyatanya membela diri sendiri justru membuat keadaan semakin kental.

Padahal dia sendiri yang membuat peraturan, terlambat lebih dari 15 menit tidak diijinkan memasuki area rapat harian.

Sekian lama terlarut dalam kebosanan di pagi hari, ia pun memilih menelungkupkan wajahnya di meja kerja.

Tertidur.

"Jae!" suara melengking bernada tinggi memasuki gendang telinganya, menyebabkan kedua kelopak matanya yang tadinya tertutup kembali menampakan maniknya.

Setelah sadar dirinya tertidur lebih dari 10 menit, barulah ia menatap rekan kepolisiannya, "rapat sudah selesai?" tanya Jaehyun sembari menggaruk pipinya yang sedikit mencetak pola melintang akibat tidur beralaskan meja kerja.

"Sudah, terlambat?" tanya rekannya

"Ya, Saya begadang demi mereka," Jawab Jaehyun diikuti jari telunjuk nya yang tertuju pada berkas berkas.

Rekan nya mengangguk paham.

Jaehyun, kalau pekerjaannya belum selesai, pasti pekerjaannya akan terus berada di prioritas pertama.

Workaholic yang sedikit merugikan.

Tok-tok-

"Ten, tolong buka pintunya,"

"Kok aku?"

"Malas,"

Coba kalau Ten boleh memaki-maki ketua divisi nya, sudah dilakukan sedari dulu.

Sebenarnya boleh, hanya kurang nyali saja.

Dengan langkah gontai, Ten pun membuka mahoni menjulang tersebut, menampakan sosok yang membuat Ten berdiri diam, mematung.

"Siapa?" tanya Jaehyun saat melihat Ten tak bergeming sedikit pun.

Walau sedang malas, setidaknya Jaehyun masih memiliki batas kesabaran, jadi daripada dirinya emosi, lebih baik Jaehyun menuju tempat Ten yang masih mematung, melihat siapa gerangan yang mengetuk pintu divisi tersebut.

Ternyata oh ternyata...

'Pantas saja Ten diam, kalau yang ini saya juga tau,' batin Jaehyun sembari mempersilahkan tamunya masuk.

"Handphoneku hilang pak, saat di bandara masih ada, entah sejak kapan menghilang,"

Jaehyun mendengar dengan baik semua penjelasan wanita tersebut dengan seksama.

"Sehabis dari bandara, kamu dimana?" tanya Jaehyun mengintrogasi si empunya.

Lama berdiam, wanita tersebut akhirnya buka suara, "sepertinya, di kedai kopi seberang lapangan bandara," ucap wanita tersebut meragu.

Jaehyun menganggukan kepalanya paham, jarinya bergerak kearah saku baju seragam kepolisian nya, mengambil pulpen silver untuk mencatat perihal, "jadi, nona?" tanya Jaehyun memastikan nama wanita tersebut sembari menulis tanggal dan hari.

"Jennie, Jennie Kim," ujar wanita tersebut sembari menghela napas kasar. Handphone nya hilang, padahal dirinya harus menemani temanya di Korea.

"Sementara pihak kami menyelidiki, beri kami waktu paling cepat sehari-duapuluh empat jam ya?"

Jennie mengangguk pasrah, dengan lesu ia melangkahkan tungkai nya pada pintu masuk divisi tadi, tak sengaja melihat Ten yang masih betah terdiam lama, ia kembali melangkahkan kaki jenjangnya dengan kening berkerut.

"Jae, itu benar Jennie Kim?" tanya Ten yang kini sudah berada di depan Jaehyun, Jaehyun menoleh sebentar diiringi anggukan mantap.

Jennie Kim termasuk jajaran fashionista underground Korea yang berhasil bertransformasi menjadi model papan atas, berkat gemparnya media massa Australia serta Newzealand, yang dimana pada saat itu sedang menilik beberapa kandidat untuk peliputan majalah.

Pakaian serba berkualitas dan kesan futuristik yang ia tawarkan secara cuma-cuma berhasil merebut beberapa hati khalayak, tak ayal kenapa dirinya dapat dikenali banyak orang.

"Gila, model papan atas tapi kesini sendiri," gumam Ten dengan gelengan kepalanya tak percaya.

"Bukan urusan saya kan?" tanya Jaehyun sarkas sembari berjalan keluar ruangan guna mengurus penyelidikan baru.


TBC

✄ - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Chapter 2, left the group.

Updatee ♡ jangan lupa vote+comment ya―
Biar rajin update :)

-Del.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WONDERTOWN ; Rosé x Jaehyun [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang