[15]. Solved¿

741 96 13
                                    

W O N D E R T O W N
@Youshouldcutthat

—"Sudah sampai sini saja, kalau calon suami mu itu melihat, aku bisa dipenggal hidup-hidup!"

Seulgi berdecak sembari memutar kedua bola matanya jengah, kebiasaan Doyoung yang panikan ini benar-benar harus di obati deh. Wanita itu melirik kearah Doyoung yang masih bergumul dengan pikirannya. Kalau dari dekat, Doyoung tampan juga.

"Tidak usah lihat-lihat, Yuta dan Jaehyun sebentar lagi datang, aku harus pergi."

"Ya, kami sudah datang,"

Doyoung bersorak dalam hati, bersebelahan dengan wanita itu membuat dirinya tidak nyaman akhir-akhir ini. Apalagi jika mengingat pokok permasalahan Rose berkaitan dengan wanita itu.

"Aku pergi dulu,"

***

—"Dah!"

  Lambaian tangan mengudara, Rose baru saja berkunjung dari butik anak perusahaan milik ibu sahabatnya—Jennie. Butik yang sudah terlebih dahulu memulai organisir nya di Pulau Jeju kini mulai merancang bisnis di wilayah Seoul, tidak tanggung-tanggung, dilihat dari grand opening nya pun, khalayak dapat melihat kesan artemis yang ditawarkan pada showcase nya.

Brakk.

Tabrakan keras dari pejalan muda menghantam pundak Rose yang menyebabkan berserakannya kantung kertas belanja miliknya.

"Euihhhh—"

Anak-anak muda jaman sekarang memang memiliki kadar sopan santun rendah, sudah menjatuhkan kantung kertasnya, tidak meminta maaf, langsung angkat kaki pula. Rose menggeleng miris, fokus Rose! Dengan berat hati dan rasa sebal pun ia terpaksa memungut kantung kertas belanjanya yang tercecer seorang diri.

Netranya memicing kearah langit. 'Masih siang,' gumamnya ketika pantulan cahaya matahari dari sela dedaunan terasa membakar kulit lengannya.

Pasti ayahnya masih disibukan dengan berlatih cara menanam dan memanen ubi. Iya, beliau menantang Jaehyun itu karena rasa kekeuh ingin tahu saja, apakah Jung Jaehyun itu serius atau tidak, lagipula mana mungkin pria kantoran sekelas Tuan Park yang sedari kecil sudah tertidur diatas buku tebal berisi pengetahuan finansial pernah mengurus umbi-umbian?

Sudah jelas wilayah nya berada ditempat gedung-gedung kaca metropoolitan yang tinggi menjulang, bukan ladang luas berisi berbagai macam tanaman dan sayuran.

Rose menghela napasnya pelan, jika ia tahu ayahnya akan se-niat ini, mana mungkin dirinya tega membuat strategi bodoh. Hal yang jelas terjadi nantinya pastilah Tuan Park harus rela menelan pahitnya kenyataan yang putrinya sendiri ciptakan.

Ia seorang ilustrator, tumbuh dan berkembang disanding oleh lusinan kertas sketsa dan seperangkan alat elektronik yang siap menemaninya berlayar menuju mimpinya. Banyak sudah karyanya yang berakhir menjadi mesin pencetak isi dompet kulit yang selalu ia boyong kemana-mana.

'Imajinasiku ini tidak ada tandingannya, tapi mencoba mengimajinasikan apa yang mungkin terjadi selanjutnya kadang terasa begitu menyakitkan.'

Batinnya. Gadis bersurai pirang itu butuh tempat bercurah hati, secepatnya. Ia butuh sandaran.

"Boo!"

"My god, Kim Doyoung bodoh!"

Doyoung tertawa kencang, kemudian mengusap surai Rose dan mengacaknya pelan. Tak usai, jemarinya merendah menelusuri sisi wajah gadis disampingnya, mencubitnya pelan pipi berisi milik Rose. Selalu seperti itu.

WONDERTOWN ; Rosé x Jaehyun [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang