[9]. Jennie→

1.1K 175 14
                                    

W O N D E R T O W N
©youshouldcutthat

Sudah seharian Rose tidak napsu makan, alasannya ya karena permasalahan antara dirinya dan juga Yuta. Bahkan dalam sehari, Rose bisa 2 kali menelpon Doyoung yang sedang bekerja, hanya untuk menemaninya berbincang mencurahkan semuanya.

Ya walau topik yang diperbincangkan tidak berubah sama sekali.

Tak hanya Doyoung, Jennie juga tidak kalah repotnya ketika tiba-tiba Rose mogok makan seharian dan memutuskan untuk kembali ke Australia.

Siapapun itu Yuta, Jennie sungguh tidak dapat menerima perlakuan pria itu terhadap sahabat kesayangannya ini.

Hari ini, minggu pagi yang menyedihkan, setidaknya itu yang Rose rasakan. 1 minggu sudah berlalu setelah kejadian dimana ia dan Yuta memutuskan untuk menjadi asing.

Lucu sekali, Rose bahkan tidak sanggup menertawakan kejanggalan hidupnya yang sungguh bodoh.

Ia berjanji untuk menjadikanku satu-satunya, dan sekarang aku hanyalah salah satunya.

"Rose,"

Itu suara Jennie, pasti ia berusaha membuat Rose menghilangkan semua hal tentang permasalahan itu lagi.

"Ya Jennie, pintu tidak terkunci," jawab Rose dari dalam kamarnya, suaranya berbeda 180 derajat dari Rose yang sebelumnya.

Rose bukan seperti ini. Itu yang Jennie tahu.

Ia menyesali tindakannya yang tidak berpikir ratusan kali untuk membantu Rose.

'bodonya aku' gumam Jennie sembari menapakan kaki pada ruangan dengan suhu terlalu dingin. Ia bergidik, berapa derajat ini?

"Rose, ini hampir musim dingin, tanpa pendingin pun kau akan menggigil,"

Rose yang mulanya menghadap kearah pintu pun berbalik memunggungi Jennie. Nyatanya bergelung dengan selimut disertai kalimat perhatian dari Jennie bukanlah perpaduan menarik, dirinya tak suka ketika Jennie melihatnya sebagai sosok yang ringkih.

Dimata Rose, Jennie adalah gadis dengan pendirian kuat, tegas dan mandiri, ia akui, ia iri.

"Jennie, tidak..."

Kalimat tersendat Rose semakin membuat Jennie pilu, inilah yang membuat Jennie menutup hati. Jatuh cinta tidak selamanya menyenangkan.

"Ketika kau dengan berani menerbangkan perasaanmu untuknya, disitulah seharusnya kau juga tersadar bahwa risiko nya sebesar apa,"

Derap langkah Jennie semakin mendekat, suara benturan nampan dan meja menyentak Rose yang mulanya berusaha menutup manik matanya.

"Makanlah,"

Singkat sekali, dan disusul debaman pintu yang tertutup kecang.

Rose menangis, tak kuasa menahan sakit hatinya, ia merasa bersalah pada Jennie. Seharusnya ia mendengarkam Jennie dan Doyoung dari jauh hari, mereka berusaha keras menahan dirinya, dan yang ia lakukan justru membuat mereka kecewa.

Badan kurus itu menduduk, surai pirangnya berjatuhan, menunduk, ingin mempercepat laju air matanya, ia tidak ingin menahan dan ia hanya ingin menyelesaikan.

Secarik kertas putih yang tertempel erat pada botol kaleng susu di nakas menarik perhatiannya.

"Semangat!" -JJH

Ia mengernyit, inisial siapa ini?

Lama berpikir membuatnya tak sadar bahwa pintu kamarnya kembali terbuka.

Mendatangkan seorang pria yang tersenyum hangat padanya, dan Jennie berada di sampingnya.

"Halo, gadis kaleng susu?"

Rose mendelik tak percaya, astaga.

Bukankan ini polisi yang terkena lemparan kaleng dari Rose?

Memalukan.

"Halo?" sapanya gigih, pria ini sungguh luar biasa.
Ia mendekat sebab dorongan yang Jennie berikan.

Pria itu bahkan hampir tersandung akibat terkena miniatur unicorn milik Jennie yang berserakan dilantai.

"A, maafkan aku, aku sedikit ceroboh,"

Rose masih diam, senyuman kecil ia tunjukan, sekali lagi, Pria ini luar biasa.

Luar biasa tampan.

Sayangnya sedikit bodoh, mungkin bodoh tidak terlalu bagus, mana mungkin lulusan terbaik universitas dengan nilai IP 3 koma bahkan nyaris 4.

"Kau ceroboh sekali pak,"

Jaehyun kikuk dan Jennie terkikik.
Rose masih betah memperhatikan Jaehyun yang terlihat kurang nyaman dengan situasi.

Lucu.

Sayangnya deheman Jennie memecahkan dinginnya suasana yang tercipta, dan Jaehyun justru semakin salah tingkah.

"Berbincanglah, aku pergi ke dapur,"

Jaehyun menengok kaget, astaga astaga. Kim Jennie kau menyebalkan.

"Em, begini, sebenarnya aku kemari hanya karena untuk mengembalikan ponsel Jennie Kim, dan ternyata aku datang ketika nona Rose sakit, maka aku teruskan saja," gagu, Jaehyun terlalu cepat berbicara dan keringat di dahi Jaehyun terlalu mencuri perhatian.

Rose kembali tertawa kecil, ia sedikit bangkit, bahkan sebelum ia berdiri, Jaehyun dengan sigap menahan tubuhnya agar tidak berdiri.

"Jangan, kau sedang sakit!" instruksi nya menggema, Pak polisi Jaehyun eh?

Rose tak dapat menahan tawanya lagi, ya Tuhan.

"Ahaha, astaga, aku hanya sakit hati pak," ujarnya sembari memegang perutnya karena keram tertawa.

Jaehyun hanya dapat mematung.

Memalukan.


TBC

Halo readers? Masih kah ada
Yang nunggu? Ini udah bener2
Lama banget T.T maaf ya?
Vomment oke?
-Del.

WONDERTOWN ; Rosé x Jaehyun [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang