Part 11

1.2K 152 6
                                    

Dan saat hari dimana aku pergi tiba, aku harap kau bisa melepasku dengan senyuman indahmu-Prachaya Ruangroj
.

.

.

Singto mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan serba putih itu. Kepalanya terasa sangat sakit sekali, dengan selang-selang yang membuatnya tak nyaman bertengger manis di punggung tangan dan di hidungnya. Entah berapa lama dia pingsan, dia sama sekali tak ingat. Dan entah kapan terakhir kali dirinya merasakan sakit seperti ini, yang jelas Singto hanya ingin segera pulih dan mencari Krist.

"Kau sudah bangun rupanya P'Sing. Phi tau? Phi tidur nyenyak sekali"
Singto sangat terkejut melihat seorang dokter muda yang masuk ke dalam ruangannya.

"Tee?" Panggil Singto, dan dokter itu hanya tersenyum sambil memeluk catatan kesehatan Singto.

"Tee Jaruji? Kau Tee Jaruji kan?"
"Iya P'Singto, ini aku"

Singto langsung memeluk dokter itu, dan dokter itu pun membalas pelukan Singto.

"Maafkan aku sudah mencampakkanmu dulu. Maafkan aku Tee. Aku sudah sangat jahat padamu dulu padahal kau masih remaja waktu itu..." racau Singto dalam pelukan dokter muda itu.

"Tenang saja phi. Masa lalu biarlah berlalu. Aku juga terlalu muda saat itu, dan konyol rasanya kalau diingat, aku yang waktu itu bersikeras ingin bersamamu padahal takdirmu sudah jelas bukan aku.." ucap Tee sambil mengelus pelan punggung Singto. Ada rasa rindu yang menyelimuti dada Singto begitu melihat Tee, orang yang pernah mengisi hari-harinya disaat-saat terpuruknya. Meskipun dulu perlakuan Singto sangat buruk tetapi Singto sama sekali tak merasakan kebencian dari Tee.

"Oh iya, phi pasti sudah bertemu belahan jiwamu kan?" Tanya Tee sambil melepas pelukan mereka. Jujur ada rasa sakit dihatinya saat melihat wajah Singto yang semakin menua, dengan kerutan halus di wajahnya yang semakin terlihat jelas.

"Darimana kau tau?"
"Waktu itu phi pernah bilang kalau phi memiliki kutukan hidup abadi dan akan hilang saat bertemu belahan jiwamu kan?"
Ingatan Singto menerawang jauh ke masa-masa 10 tahun lalu, saat dirinya dan Tee masih tinggal bersama. Saat itu Singto memang menceritakan segalanya kepada Tee tentang rahasia dan kutukannya, dan tentu saja Tee yang masih remaja mempercayai semua perkataan Singto. Tapi yang Singto tak percaya bahkan setelah selama ini, lelaki itu masih mengingat semua perkataannya.

"Nah hasil kesehatanmu menunjukkan hasil yang parah phi.." Tee menggantungkan kalimatnya, tak siap memberi tahukan Singto tentang hasil medisnya.

"Parah? Maksudmu?"
"Paru-parumu hampir rusak phi, itu sebabnya kemarin kau merasakan sakit dan sesak nafas sebelum pingsan.."
Singto membulatkan matanya tak percaya. Pengaruh kutukan itu semakin hari semakin menggerogoti tubuhnya, dan Singto sama sekali tak tahu sampai kapan tubuhnya bisa bertahan. Dia bahkan belum menikahi Krist dan sekarang dia masih belum tahu dimana kekasihnya itu berada.

"Siapa dia?" Tanya Tee. Singto menatap Tee tak mengerti.

"Maksudku kekasihmu. Siapa dia? Apa aku mengenalnya?"
"Ooh dia Perawat Sangpotirat. Mengerikan ya, dia bahkan punya nama yang sama dengan kekasihku dulu" jawab Singto. Tee hanya tersenyum getir, sebenarnya jauh didalam hatinya dirinya masih berharap bahwa dirinyalah belahan jiwa Singto, bukan Perawat Sangpotirat yang bahkan belum pernah dia lihat rupanya, tapi sukses membuat Singto tersenyum bahagia dan menangis seperti orang 'gila' tiap kali lelaki itu bercerita tentang kisahnya.

"Tapi sekarang, dia menghilang entah kemana. Apa aku boleh keluar sekarang? Aku harus segera mencarinya" tanya Singto.

"Phi, lebih baik tunggu seminggu lagi, kondisimu masih lemah seperti ini.."
"Tapi aku sudah tak ada waktu Tee!"
"Aku tau, tapi pikirkan dirimu phi. Bagaimana kalau kau mati saat mencarinya dan dia tak ketemu?"
Singto terdiam. Kata-kata Tee barusan ada benarnya, untuk bernapas sekarang saja dirinya sudah susah, kalau dia memaksakan diri dia tak tau apakah dia sempat bertemu dengan Krist atau justru dia akan mati sebelum bertemu dengan Krist.

[KristSingto AU] When We Meet At The Full Moon [End] [1] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang