Suasana kelas sudah ramai namun guru mereka belum masuk ke kelas.
"Jangan baca novel terus." sebuah direct message masuk ke instagram Denata. Ia membacanya lalu tersenyum kemudian.
"Ngisi waktu doank kok." balasnya. Tak lama kemudian sebuah foto masuk ke direct messagenya. Denata sigap membuka foto tersebut. Tampak Neratha sedang cemberut di bangkunya sambil bertopang dagu. Sang penerima foto otomatis mengambil cuplikan layar untuk menyimpan foto itu tanpa perlu disuruh.
Tak lama kemudian dia mendengar kekasihnya itu tertawa di bangku ujung sana.
"Kenapa Tha?" Renata yang duduk di belakangnya otomatis kepo.
"Gapapa, Ren. Ada yang lucu aja nih di instagram."
"Yeh, pasti lagi baca akun twitgram receh atau overheard yang gitu-gitu, atau nonton si nopal?"
"Enggak kok. Ini lebih lucu lagi." ujarnya, masih sambil menahan tawanya agar berhenti. Lantas ia menatap ke bangku Denata yang daritadi tak beralih memperhatikan dirinya. Ia mengulum senyum lalu mengetik di direct messagenya, "Kenapa di screenshoot fotonya? Gak minta aja ke WA sekalian? :-p"
Denata yang membaca pesan itu lantas membelalakkan matanya.
"Hah? Dia tau darimana?" pikirnya.
"Kamu gak tau ya kalau screenshoot foto di direct message, ada notif masuk ke pengirim kalau fotonya di screenshoot. :-)" mulut Denata menganga membacanya. Ia malu sekali tertangkap basah padahal udara sedang kering.
"Ih malu!" dia mengalihkan pandangannya ke buku novelnya, menenggelamkan wajahnya disana sampai guru masuk.
***
Siang itu, OSIS sedang sibuk-sibuknya rapat. Jam pelajaran keempat sebentar lagi habis tapi mereka masih banyak kerjaan. Neratha sedang duduk di mejanya sambil mengetik sesuatu di laptonya, beberapa anggota OSIS silih berganti menemuinya saat mengalami kesulitan.
"Kak, proposal ini gimana jadinya?"
"Taro aja disini ya nanti kakak periksa."
"Kak, ini udah bener belum ya?"
"Oh ini udah. Makasih ya. Kamu bisa istirahat."
"Kak, ini nyari lokasi gambar di foto ini gimana ya? Lupa."
"Buka foto di galeri, lihat info foto, nanti bisa keluar alamatnya di lokasi kalau waktu ngambil foto GPS kamu aktif."
"Kak, makan yuk."
"Eh? Dena! Apaan sih?" Neratha menahan suaranya sambil tersenyum malu-malu. Jarang-jarang Denatanya berbuat aneh begini di tempat ramai.
"Keluar yuk makan dulu. Udah mau jam istirahat kedua."
"Iya nanti aku lagi ngetik ini bentar."
"Kan bisa nanti ngetiknya. Ayo donk."
Neratha melirik sekelilingnya, murid-murid yang lain masih sibuk sendiri dan ada yang bekerja bersama timnya.
"Nanti aja. Jadi leader itu kasih contoh yang bener donk. Gimana sih, kamu itu ketua osis loh Den." Denata cemberut mendengar omelan kekasihnya ini.
"Iya iya sayaaang!" Denata berteriak demikian di ruang OSIS. DI RUANG OSIS YANG RAMAI!
"Dena!" Nerata menatapnya panik dengan suara tertahan. Seisi kelas hening, menatap mereka berdua.
"ehehe! Gimana sih kamu gitu aja gabisa! Ih bener-bener deh! Sini aku aja yang ngerjain." Denata mengusap kepala Neratha dengan gemas, dan duduk disampingnya. Ia berhasil mengalihkan suasana dengan bertindak akrab seperti biasanya mereka berinteraksi di depan umum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nuansa Rasa Padamu
Teen Fiction"Kamu sayang gak sama aku?" ".." "Sayang, gak sayang, sayang biasa aja, apa sayang banget?" Dia tersenyum. "...yang terakhir." Aku memalingkan wajah.