1

337 10 0
                                    

Suara siulan terdengar keluar dari bibir pink gadis itu. Ia sedang mengepel lantai setelah sebelumnya menaruh pakaian yang akan ia cuci kedalam mesin cuci.

Saat didengar bunyi 'ting' segera ia berlari kearah ruang cuci dan memindahkan baju yang telah bersih ke pengering. Setelah mengatur waktunya ia segera berlari kembali keruang makan guna menyelesaikan pekerjaannya tadi yang tertunda.

Saat semua pekerjaannya selesai, ia mengambil minum didapur dan meneguknya hingga tandas.

Gadis itu benar-benar kelelahan mengepel seluruh ruang rumah ini. Wajar saja, rumah ah bukan, mansion ini tepatnya sungguh sangat sangat sangat besar! Ia heran di mansion sebesar ini mengapa hanya ada dia disini. Mana pelayan lainnya? Kenapa dia bekerja sendiri?

Gadis itu tertawa sinis dalam hati. Apa jangan-jangan kakeknya juga diperlakukan begini? Sial pantas saja kakeknya sakit-sakitan. Itu karena kakeknya bekerja sendirian di tempat ini. Ia akan menuntut keluarga Sanjaya kalau ada apa-apa dengan kakeknya.

Arabella Wirawan, nama gadis itu sudah bekerja selama dua minggu lebih dirumah majikan mereka menggantikan kakeknya yang sekarang sedang dirawat  dirumah sakit.

Kakeknya menderita penyakit yang biasa dialami oleh orangtua kebanyakan dan meminta kepada salah satu cucunya untuk menggantikannya bekerja dirumah keluarga Sanjaya.

Kakeknya hanya memiliki dua anak yaitu ayahnya dan pamannya. Dari ayahnya hanya memiliki Bella seorang karena kedua orangtua Bella telah meninggal. Sedang dari pamannya, memiliki dua orang anak satu orang anak perempuan SMP kelas 2 dan anak laki-laki kelas 5 SD.

Dikarenakan pamannya mengurus perusahaan keluarga, juga kedua sepupunya masih kecil, jadi dengan sedikit terpaksa dirinya menggantikan kakeknya bekerja disini.

Lagipula ia baru saja lulus kuliah dan belum memiliki pekerjaan. Hitung-hitung sebagai refreshing, kata kakeknya. Hah refreshing darimana? Yang ada dia kelelahan tiap hari.

Walaupun terdengar seperti pekerjaan pembantu, namun posisi keluarga Wirawan merupakan  tangan kanan dari  keluarga Sanjaya.

Sejak dulu leluhur mereka telah mengabdikan dirinya bagi keluarga Ningrat tersebut. Bahkan berjanji bahwa anak cucunya nanti juga akan mengabdi pada kekuarga mereka. Posisi kepala pelayan dan tangan kanan diberikan bagi setiap pewaris dari keluarga Wirawan yang layak.

Keluarga Wirawan memang telah hidup seperti keluarga lain. Berkeluarga dan  memiliki usaha sendiri. Bahkan keluarga mereka termasuk salah satu keluarga terpandang di negara ini. Hanya saja ini merupakan tradisi turun menurun yang terjadi dalam keluarga mereka.

Dalam pemilihan kepala pelayan pun tidaklah mudah. Kau akan diuji dengan beberapa tes, termasuk tes kepercayaan. Tentu saja hal itu juga akan diuji karena saat kau mengetahui

Kecuali jika kepala pelayan sakit atau meninggal maka akan dipilih salah satu dari keluarga mereka yang pantas dan siap untuk jabatan tersebut.

Dan sekarang adalah giliran Bella. Gadis itu sempat memarahi leluhurnya karena mau-mau saja jadi abdi keluarga aneh ini dan menyayangkan gelar yang telah ia dapat dengan susah payah.

Bagaimana tidak aneh, rumah ini benar-benar kosong. Tidak ada seorang pun didalamnya. Walaupun sebenarnya ada seseorang disini. Karena di ponselnya selalu terdapat pesan yang menyuruhnya melakukan ini dan itu. Seperti menyuruhnya untuk membersihkan miniatur robot di lantai dua beberapa hari lalu. Sungguh saat membersihkan ruangan itu Bella merasa dirinya begitu miskin dibandingkan dengan miniatur itu.

Bayangkan miniatur itu berharga ratusan bahkan miliaran padahal bentuknya sangat kecil. Juga mereka ditempatkan di kaca khusus disebuah ruangan tersendiri. Ia harus ekstra hati-hati saat membersihkannya.

Lalu setiap ia membawa makanan ke kamar dilantai dua pasti ada yang menjawab juga dari dalam. Bahkan saat pertama berkerja disini,ia hanya mendengar suara itu saja dari ruangan tersebut.

Ia hanya takut,jangan-jangan ini rumah pesugihan.

Selama dua minggu ini Bella sudah menyusuri sebagian rumah namun tidak ada jejak kehidupan sedikit pun.  Kecuali tempat  yang sudah dilarang kakeknya untuk kesana. Kecuali hari tertentu.

Hal ini membuat Bella makin yakin ini rumah pesugihan.

Mungkin saat pulang nanti ia bisa menelpon kakeknya, menanyakan hal tersebut. Jaga-jaga saja.

Bella melihat jam di dapur tersebut. Waktunya memasak makan siang.

Dibesarkan dalam keluarga Abdi seperti ini,membuat ia telah terbiasa melakukan pekerjaan rumah. Bahkan anak laki-laki pun demikian.

Selesai memasak, segera diambilnya meja dorong dan ditaruh makanan yang ia masak itu dimeja. Ia lalu mendorongnya menaiki lift untuk ke lantai dua.

Kenapa harus membuat lift kalau ada tangga? Trus kursi dan meja diruang makan juga untuk apa? Makannya dibawa kekamar mulu.

Sesampainya di depan kamar sang tuan rumah,ia segera menekan tombol interkom disamping pintu.

"Tuan makan siang sudah siap."

Lama hingga sebuah suara terdengar dari dalam. "Taruh saja disitu."

Bella benar-benar penasaran pada sosok pemilik suara tersebut. Suaranya milik pria muda dan memiliki kesan yang dark. Suaranya terdengar menakutkan sekaligus mempesona.

Setelah menilai suara itu Bella segera pergi dari sana. Entah peraasannya atau apa, ia selalu takut melihat pintu ruangan itu, ia juga merasa seolah ada sosok yang menyuruhnya pergi dari depan pintu itu.

Ternyata bekerja disini sangat menyiksa. Badannya pegal-pegal dan ia selalu merasa takut pada rumah hantu ini.

🌹🌹

"Halo kakek." Sapa Bella lembut. Diujung sana terdengar suara kakeknya menyahut pelan menjawab sapaannya.

"Ada masalah apa telepon kakek?"

"Tidak ada kakek. Hanya Bella heran sama rumah ini. Emang benar ada yang tinggal atau ini cuma halusinasi aja kek?"

Kakeknya hanya tertawa mendengar perkataan cucunya tersebut. "Ada yang tinggal kok. Dia anak tunggal Pak Erlangga. Kamu gak perlu tahu kenapa dia tinggal sendiri. Nanti seiring berjalannya waktu kamu juga akan mengerti."

"Lalu, jika kamu melihatnya kamu harus segera pergi, jangan biarkan dia melihat kamu duluan. Ingat pesan kakek. Jangan pernah berbuat kekacauan atau kesalahan. Kamu itu orangnya penasaran jaga sikap walaupun disana gak ada orang yang perhatikan. Sudah kakek tutup teleponnya."

Lalu teleponnya dimatikan secara sepihak oleh kakeknya. Padahal masih banyak pertanyaan dikepalanya.

Ia lalu membaringkan dirinya ditempat tidur. Mengistirahatkan badan karena ia benar-benar lelah luar biasa. Walaupun jam masih menunjukan angka 7 seperempat.

Tadi setelah mengantar makan makan malam,ia segera ke pavilun yang ditepati kakeknya. Paviliun ini tidak terlalu luas dan hanya ada satu kamar tidur. Walaupun begitu, tempat ini hangat dan bersih. Mungkin karena itu kakeknya betah disini.

Dan lagi paviliun ini masih dalam komplek mansion milik majikannya. Jadi lebih dekat saat ada apa-apa. Masalahnya adalah paviliunnya sangat jauh dari mansion utama.

"Keluarga yang aneh." Ucap gadis itu sebelum tertidur.

"Tapi keluarga kami juga aneh. Kapan perjanjian konyol itu berakhir?" Ucapnya lalu jatuh tertidur.

🌹🌹

Beauty And The Beast?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang