12

94 6 1
                                    

Belle sedang berdiri tegang sekarang saat dihadapannya duduk seorang Alex Sanjaya. Ia meremas jari tangannya kuat saat lagi-lagi Alex menatapnya.

dasar jantung tidak tahu malu! Kenapa kau harus berdebar!

Ia tidak mengerti dengan dokter satu itu, kenapa ia juga harus ikut masuk? Biasanya ia hanya akan mengantar sampai depan pintu. Ah..kepalanya pusing memikirkannya.

Ian yang tengah mengecek sesuatu pada tabnya melirik Alex yang tengah menatap Belle intens. Ah Dia tahu tatapan itu, karena ia selalu melihat istrinya dengan tatapan tersebut.

Ian berdehem hingga menyebabkan kedua orang itu terkejut dan secara bersama melihatnya kearahnya dengan ekspresi lucu. Ohhlihat, menggemaskan sekali mereka. Ia jadi memikirkan perkataan Nyonya Sanjaya, kalau ada sesuatu yang terjadi antara kedua orang yang sedang menatapnya dengan tegang itu.

Hari ini saya membawa Nona Arabella bersama saya, apa tidak apa-apa?

Tidak apa-apa. Suara serak dan dalam yang sama yang pernah didengarnya saat di depan kamar ini dan di perpustakaan. Suara yang membuat bulu kuduknya berdiri.

Ia mengamati penampilan Alex pagi ini. Sebuah kaos lengan panjang berwarna biru gelap dipadu dengan celana jeans hitam. Pria itu memakai sandal kamar yang lembut. Rambutnya yang panjang mencapai bahu, ia gerai begitu saja. Ingin rasanya Belle merapikan rambut yang terkesan acak-acakan itu. sedernaha, namun begitu liar dan panas.

Apa yang sedang kupikirkan, menjauhlah setan mesum!!!

Baiklah, bisa kita mulai terapinya. Nona Arabella, duduklah disamping Tuan Alex. Secara otomatis Belle melihat Alex, ingin mengetahui seperti apa reaksi pria itu. Namun ia hanya diam dan memainkan rubik ditangannya.

Dengan pelan, ia melangkah mendekat dan duduk disamping Alex. Jantung Alex berdebar dan tubuhnya panas dingin. Alex menggigit bibir bawahnya kuat saat mencium aroma wangi milik gadis itu. Aroma mawar yang Sexi. Sial, nalurinya sebagai pria bangkit.

Sedang Belle dengan perlahan mendudukan dirinya di samping Alex sambil berdoa dalam hati smeoga pria itu tidak mendengar jantungnya yang berdetak kencang tak tahu malu karena pria tersebut.

Ayolah Belle, kalian hanya duduk berdampingan disofa kamarnya, buka diatas pelaminan. Bersikap biasalah.

Belle menghembuskan nafas bersamaan dengan Alex, lalu keduanya terkejut dan sama-sama menoleh dengan wajah memerah. Ian hanya mengamati kedua orang didepannya dengan menahan tawa. Mereka ini bukan remaja lagi, namun tingkah mereka seperti anak ABG yang baru mengenal cinta pada lawan jenis. Canggung dan malu-malu.

Kita mulai terapinya. Ucapan dokter Ian memutuskan kontak mata yang terjadi antara keduanya. Alex lalu mengangguk pelan. Hampir saja ia melupakan dokter didepannya ini, karena jika tidak ia akan mencium bibir merah alami gadis yang duduk disampingnya dengan kasar dan panas , lalu ia akan membawa..

Sialan, dari mana setan mesum ini berasal?

Terapi hari ini cukup ringan, bahkan mungkin tidak dikatakn terapi namun bincang-bincang ringan. Alex terlihat sangat santai, walau sesekali pria itu melirik Belle yang duduk tenang disampingnya.

Dokter Ian hanya menanyakan hal-hal ringan seperti cuaca, atau menanyakan seputar kesehariannya. Apa yang ia biasa ia lakukan, hal yang ia sukai, bahkan termasuk hal pribadi yang membuat Belle canggung dengan wajah memerah dan ingin pergi saja dari sana. Wanita tidak akan suka mendengar pembicaraan pria yang satu itu.

Belle tengah membuat teh baru bagi Alex karena pria itu terus minum untuk menutupi kegugupannya. Setelah selesai, ia membawanya kelantai atas, kekamar Alex dimana kedua pria itu tengah berada.

Saat membuka pintu, betapa terkejutnya ia saat melihat Alex yang tengah menunduk memegang dadanya wajahnya juga memerah. Pria itu terlihat sangat kesakitan .

Sedang dokter Ian terus menerus memanggil namanya sambil . Alex kau mendengarku? Tarik nafas yang dalam. Jangan pikrkan apapun. Kosongkan pikiranmu. Tarik nafas Alex, kau mendengarku? Dokter itu terlihat bingung.

Gengggaman Belle pada nampan berisi teh terjatuh begitu saja. Dengan cepat gadis itu berlari kearah Alex. Dianggkatnya wajah pria itu agar bisa menatap matanya. Tarik nafas yang dalam Alex. Lalu hembuskan, lalukan berulang-ah.

Ia belum sempat menyelesaikan kalimatnya saat Alex menubrukan dirinya pada Belle. Belle terkejut begitu pun Ian yang yang melihatnya. Alex mengeratkan pelukannya pada Belle, tubuhnya gemetar hebat, nafasnya belum teratur.

Belle lalu balas memeluk Alex lalu mengusap punggung pria itu perlahan. Tidak apa. Ada aku disini. Jangan takut.

***

Beauty And The Beast?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang