4

154 6 0
                                    

Axel Sanjaya ,putra tunggal keluarga Sanjaya,yang tidak pernah muncul kedepan publik seolah keberadaannya disembunyikan pada dunia. Siapa yang tahu bahwa sekarang Belle tengah berada di Mansion milik pria itu. Walau berada ditempat yang sama, jangan berharap bahwa mereka akan bertemu setiap hari!

Pria itu layaknya Beast yang tidak pernah menunjukan rupanya pada Belle. Membayangkan hal itu tentu lucu bagi Belle. Sejak awal kedatangannya Mansion ini selalu sepi dan hanya memiliki satu pelayan yaitu dirinya tentu saja.

Belle tengah memasak sarapan bagi tuan invisible itu, sebelum menyajikannya di depan kamar pria itu. Beginilah keseharian seorang Belle sebagai pelayan di Mansion besar ini seorang diri. Pagi ia akan membuat sarapan lalu menyajikan didepan kamar pemilik Mansion ini. Setelahnya ia akan membersihkan ruangan di Mansion ini jika sebelumnya 'diperintah' oleh pemilik mansion lewat pesan berbayar.

Ya Tuhan memikirkannya Belle rasanya ingin tertawa. Bagaimana bisa di jaman modern ini masih ada orang yang mengirim pesan berbayar tersebut.

Jika ia tidak memiliki perintah apapun, maka gadis itu melakukan tugasnya diluar. Seperti membersihkan kolam atau taman yang luasnya berhektar-hektar itu. Atau kalau tidak member makan ikan-ikan dikolam. Jika tidak ada lagi yang bisa ia lakukan maka gadis itu memilih untuk menulis, melanjutkan novelnya yang tengah ia tulis.

🌹🌹

Belle tengah membaca buku yang gadis itu pinjam di perpustakaan pribadi Mansion. Dengan ditemani secangkir teh hijau dan muffin yang lembut, gadis membaca di kursi dekat taman bunga mawar Mansion.

Sejak memasuki tempat ini,Belle selalu dikejutkan dengan kemewahannya dan segala sesuatu yang berukuran besar di Mansion ini. Apalagi dengan taman milik Mansion ini yang super duper besar dan luas. Bayangkan saja, besarnya taman ini hampir setara dengan lapangan bola dan hanya ditumbuhi oleh mawar. Pantas saja Mansion ini bernama RedRose. Tapi bukan hanya mawar merah saja,melainkan juga terdapat mawar dengan warna lainnya.

Belle suka tempat ini selain perpustakaan Mansion. Walapun tidak mengerti tentang bunga,tapi membaca atau minum teh sambil menatap hamparan bunga ini dapat menenangkan hati Belle. Dalam hati gadis itu sudah menambahkan kata bunga dalam daftar kesukaannya selain buku,teh dan menulis.

Belle menyesap lagi tehnya lalu membalik halaman selanjutnya. Sore yang tenang, pikirnya. Tapi pikirannya terhenti saat mendengar suara tawa entah dari mana. Gadis itu mencari asal suara tawa itu yang menurutnya adalah suara tawa seorang pria.

Tapi siapa?

Seketika ,sebuah pikiran terlintas dipikikirannya. Apa jangan-jangan itu adalah pemilik Mansion ini? Alex Sanjaya? Putra Tunggal Keluarga Sanjaya? Orang yang tidak pernah muncul kedepan Publik? Alex Sanjaya yang terkenal sebagai Tuan Inviseble.

Seakan mendapat hadiah besar, mata Belle berbinar seketika dan bibirnya menyunggingkan senyum setan. Ini kesempatannya! Kesempatannya dalam melihat seperti apa Alex Sanjaya itu. Sumpah ia penasaran sekali.

"Ingat satu hal ini, jika kau melihat pemilik Mansion sebaiknya kau pergi dengan diam tanpa menimbulkan keributan. Jangan biarkan dia melihatmu. " Entah kenapa perkataan Opa nya kembali terngiang di kepalanya.

"Kenapa? Kenapa tidak boleh sampai ia melihatku? Apa ia memiliki penyakit? Atau semacam Phobia jika melihat orang lain? Apa dia takut pada manusia?" Belle terkekeh sendiri sebelum melanjutkan perkataanya.

"Bagaimana bisa seorang mausia takut pada manusia lain? Itu pun kalau dia memang bukan manusia, atau kalau dia memiliki penyakit serius hingga tidak mau orang lain melihatnya."

"karena itulah, aku disini untuk membuktikannya. Seperti apa dia sebenarnya." Gadis itu kembali terkekeh dengan pelan dan berjalan mengendap menyusuri setapak kecil di dalam taman bunga mengikuti asal suara tersebut. Cukup sulit karena ia harus berhati-hari dengan duri mawarnya.

Hingga tibalah gadis itu di tengah taman yang terdapat danau buatan yang luas. Belle baru dua kali memasuki tempat ini ,karena kata kakeknya tempat ini merupakan salah satu yang terlarang di Mansion ini selain kamar tidur pemilik Mansion dan perpustakaan. Tapi menurut Belle selama Ini aman-aman saja. Jadi dengan beraninya gadis itu bebas keluar masuk ke tempat-tempat tersebut. Kecuali kamar pemilik Mansion tentu saja, bagaimana mungkin gadis seperti dirinya masuk kedalam kamar seorang pria yang tak dikenal.

Belle terkesima saat menatap punggung tegap tersebut yang dibalut dengan sweter rajut hitam panjang dan celana kain yang terlihat lembut juga sepasang sepatu kulit yang terlihat mengkilap. Pria itu berbalik hingga Belle bisa melihatnya secara jelas. Dengan kulit yang putih nyaris pucat ,dilengkapi bibir merah alami. Alis hitam yang tebal dan rambut sehitam arang yang tebal dan panjang hingga tengkuk. Belle menelan ludah gugup, entah mimpi apa ia semalam hingga dapat melihat sosok malaikat saat ini. Ditambah lagi bibir itu tengah tersenyum manis pada tupai ditangannya. Sekarang ia terlihat seperti malaikat Tuhan yang cinta pada semua makhluk hidup. Belle secara tidak sadar berjalan kearah pria itu. Hingga jarak mereka menjadi dekat dan pria itu menatapnya dengan terkejut.

"Ternyata warna matamu bukan hitam, tapi merah kehitaman. Kau benar-benar tampan." Ujar Belle pada pria didepannya. Tanpa menyadari perubahan pria didepannya ini yang makin pucat dengan nafas yang tersendat.

Tiba-tiba saja pria didepannya terjatuh dan tupai ditangannya terlepas. Belle terkejut melihat pria itu jatuh didepannya sambil memegang lehernya. Wajahnya jadi memerah dan bunyi nafas tersengal keluar dari mulutnya seperti orang yang sesak nafas.

Belle berlutut disampingnya dan dengan panic menyentuh pundak pria tersebut.

"K..ka..kau kenapa? Kau..kenapa? katakan padaku?!"

Jangan sampai kau terlihat olehnya!
Perkataan opanya kembali terngiang di kepalanya. Kini gadis itu menyadari kesalahnnya.
Sial apa yang harus ia lakukan sekarang tidak mungkin ia meninggalkannya seorang diri disini dengan keadaan sekarat! Belle kemudia mengingat sesuatu. Sebelum datang kesini , Opa nya telah memberinya sesuatu. Nomor telepon dokter keluarga Sanjaya . Kemudian dengan tergesa belle mengambil hp nya di saku celana dan menghubungi nomor tersebut.
Belle menghubungi nomor tersebut sambil terisak, jujur ia takut terjadi apa-apa pada pria tersebut.

"Sial kenapa tidak diangkat?!" belle mencoba sekali lagi menghubungi nomor tersebut sambil meremas sweater pria tersebut.

Jangan....aku mohon bertahanlah...jangan mati disini!

Hingga pergerakan pria itu terhenti. Jantung belle berdegup dengan kencang tangannya gemetar. Ia mengangkat kepala pria tersebut dengan hati-hati dan membalikannya.
"Tidak.....tidak boleh....apa yang harus kulakukan kalau kau mati?! Tidak !!!!"

"hallo?"

"CEPAT DATANG!!! AKU MOHON TOLONG AKU!!"

🌹🌹

Beauty And The Beast?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang