14

76 8 2
                                    


🌹🌹🌹

Alex tanpa sadar menyatakan isi hatinya secara langsung didepan Belle. Belle memiringkan wajahnya heran, sedang Alex berdehem untuk mengurangi kegugupannya.

Dasar sialan, apa yang kau katakan??!!

“Kau bilang apa?” Tanya belle pelan. Gadis itu hanya ingin memastikan pendengarannya saja.

“Tidak ada. lupakan saja yang kukatakan tadi.” Jawab Alex cepat. Sedetik setelahnya Alex terpaku melihat tawa yang menguar dari Belle.

Cantik.

“Kau aneh sekali, aku baru tahu ada orang seaneh kau.” Alex ikut terkekeh mendengar perkataan Belle.

“Aku memang aneh,kan. Takut pada orang lain,pada keramaian. Aku bahkan hidup menyendiri sedari kecil karena ketakutanku itu. aku takut pada ayah dan ibuku. Pada keluarga…”

“Tapi kau tidak takut padaku.”  Alex terdiam lalu menganguk menyetujui  perkataan Belle yang memotong ucapannya. Dan gadis itu hanya tersenyum menatapnya.

“Aku penasaran apa yang membuatmu tidak takut padaku.” Belle mendongak menatap langit diatasnya. “Waktu di Taman kau nyaris mati karenaku dan aku begitu terkejut saat pertemuan kita diperpusatakaan. Kenapa?”

Sungguh ,gadis itu benar-benar penasaran akan hal itu sejak lama. kenapa dia? Kenapa hanya dia? Atau kenapa harus dia?

“Karena itu kau. Tidak ada alasan lain. Karena itu kau makanya aku nyaman bersamamu.” Belle terdiam sesaat menatap Alex sebelum terkekeh. “Kau memang aneh.”

“Omong-omong tentang aneh, teman-temanku juga selalu menyebutku aneh.” Gadis itu kembali menatap kedepan.

“Keluarga kami dikenal dengan reputasi sebagai ‘pelayan’ keluarga Sanjaya. Mau sekaya apapun kami, hal itu tidak akan terhapuskan dimata masyarakat. Teman-temanku kadang mengejekku karena itu. mereka selalu memanggilku upik abu.”

“Kau pasti sangat tidak suka?”

Belle mengangguk . “Tentu saja. Tidak ada orang yang suka dengan panggilan itu atau dengan reputasi keluarga ‘pelayan’ itu. tapi mau apalagi, aku harus menerimanya seperti keluargaku yang lain.” Kembali keheningan menyelimuti mereka.

“Kau tidak suka datang kesini?” Tanya Alex.

“Jujur iya. Tapi kakek sakit dan paman juga sibuk mengurus perusahaan. Karena aku adalah cucu tertuanya dan cucu paling besar karena semua sepupuku masih dibawah umur, aku akhirnya yang harus menggantikan kakek. Lagipula ini permintaan kakek sendiri, aku tidak mungkin menolaknya.”

“Begitu.”

“Tapi bukan berarti aku menyesal. Aku senang datang kesini, terutama aku bisa bertemu dan berkenalan denganmu.”

Debaran dihati Alex makin menggila, mengetahui Belle senang bertemu dengannya. Ia berdoa semoga saja Belle tak mendengar jantungnya yang bertalu didalam sana. Senyum pun secara perlahan menghiasi wajahnya.

“Aku juga suka berada disini, tempat ini memiliki taman yang luar biasa indah juga perpustakaan yang lengkap. Bisa jadi bahan refensi untuk novelku.”

“Novel?”

“Oh aku belum memberitahumu yah? Aku ini seorang penulis novel romantic, walaupun belum terkenal sekarang.”

Melihat respon Alex yang hanya menganggukkan kepala, Belle menjadi cemberut.

“Kau seperti kakekku saja.” Alex menatap Belle dengan kening berkerut pertanda heran.

“Kakek juga merespon seperti itu saat aku mengatakan akan menjadi penulis novel.” Belle kembali menghembuskan nafas. “Aku ingin melihat respon kakek yang sebenarnya tentang keinginanku.”

“Kau pasti sangat menyayangi kakekmu.” Belle meanatap Alex kemudian mengangguk cepat dengan senyum yang lebar diwajahnya. “Tentu saja. Kakek nomor satu bagiku.”

“Lalu aku. Aku nomor berapa?”

“Eh?” Alex merutuki dirinya sendiri dalam hati dan tersenyum pahit. Kenapa dia selalu lepas kendali dengan gadis ini? Sadarlah Alex!

“Maksudku, kau selalu peduli pada semua orang. Kau menyayangi keluargamu, jadi….itu..maksudku….” Seumur hidup baru kali ini ia bicara gugup dengan seseorang. Sumpah!
Alex dikejutkan denga tawa kencang dari gadis disebelahnya. “Ya Tuhan. Kau memang benar-benar lucu. Aku menyukaimu.”

Secara refleks Alex menyentuh dadanya, merasakan bagaimana sesuatu didalam sana berdetak begitu hebat. Tindakannya ini direspon lain oleh Belle.

“Kau baik-baik saja?” ujarnya dengan wajah panic. Ia kemudian ikut menyentuh bagian yang disentuh Alex, dibagian dada pria itu.

“Jangan sentuh aku!” Belle tersentak kaget mendengar teriakan Alex, tangannya dibiarkan tergantung. Ditatapnya pria itu yang juga menatapnya.

“Jangan sentuh aku. Aku..” Alex menggantung ucapannya, ia masih menatap gadis disampingnya. Matanya menelusuri wajah Belle. Alisnya,matanya,hidungnya dan bibirnya. Ia menatap lama dibibir merah Belle.

“Aku mungkin tidak akan bisa menahan diriku jika kau menyentuhku.”

🌹🌹🌹

Beauty And The Beast?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang