Belle tengah meletakan buku-buku baru pada rak saat tanpa sengaja dirinya melihat sosok itu. sosok seorang pria yang yang tengah berdiri menunduk dibalik rak buku-yang berjarak dua rak dari tempatnya berdiri.
Jantungnya spontan berdegup dengan begitu kencang saat sosok itu menganngkat kepalanya dan memandang tepat pada matanya. Ada rasa aneh saat melihat mata hitam dengan campuran kemerahan itu. Warna mata yang menurutnya langka. Sangat indah namun juga sangat misterius.
Belle akhirnya sadar lalu berdehem untuk menjernihkan tenggorokannya yang terasa tersumbat. Juga untuk menetralkan detak jantungnya ini. Ia tidak ingin suaranya terdengar seperti tikus terjepit. Suara deheman itu mengagetkan pria tadi yang terdiam.
Belle tiba-tiba membulatkan mata saat menyadari satu hal.
Apa yang kau lakukan disini?
Tentu saja membaca buku, apalagi. Belle terkejut bahwa pria dihadapannya ini menjawab pertanyaannya dengan suara tenang.
Kau Alex Sanjaya,kan? Belle tak bisa menahan dirinya untuk tidak bertanya. Takutnya ini adalah orang lain yang menyamar. Alex, kan
Ini aku. Kau pikir orang lain?
Bukannya kau
Kalau seperti ini tidak apa.
Ha?
Alex hanya diam tak menjawab. Keduanya lalu terdiam. Belle dengan perasaan tidak enak dan was-was miliknya sedang Alex yang masih saja menatap gadis itu. Kapan lagi ia punya kesempatan seperti ini, melihat gadisnya dari dekat walau harus dibatasi rak-rak sialan ini.
Kau... benar-benar tidak apa-apakan. Hanya Tuhan dan Alex yang tahu bagaimana perasaan pria itu saat menangkap nada cemas dari suara Belle. Gadisnya mencemaskan dirinya, itu yang paling penting. Apa kau sudah sembuh? Dapat Alex tangkap nada yang terkesan gembira dari pertanyaan itu.
Belum. Jawaban singkat itu melunturkan senyum dibibir Belle dan Alex tidak suka itu.
Hingga sebuah pikiran terlintas dibenaknya. Bantu aku. Bantu aku untuk sembuh, Belle.
Belle terkejut saat Alex menyebut namanya. Tapi lebih terkejut lagi dengan apa yang dikatakan pria itu barusan. Dia tidak salah dengarkan?
Maksudnya?
Alex menghela nafas pelan. Lalu kembali menatap mata gadis didepannya dengan tajam. Seperti hendak menunjukan tekad dan semangatnya untuk sembuh pada Belle.
Bantu aku untuk sembuh Belle. Aku ingin sembuh.
Kali ini gadis itu tidak salah dengar. Pria didepannya ingin sembuh, ia ingin agar phobia yang dideritanya selama ini sembuh. Itu berita bagus karena dengan sembuhnya pria itu, ia bisa bebas mengejar impiannya.
Baiklah. Aku akan membantumu sebisaku. Ujar Belle kemudian disertai senyuman
***
Seluruh penghuni Mansion utama terkejut saat mendengar berita menggemparkan kemarin. Bahkan Nyonya Besar Sanjaya masih merasa seperti mimpi yang ia pikir tidak akan pernah terwujud lalu entah bagaimana caranya bisa dicapai.
Ia bahkan mulai meragukan apakah itu benar anaknya atau bukan yang menelponnya kemarin.
Kau yakin jika Alex sendiri yang berbicara denganmu? Tanya Dion Sanjaya, yang merupakan ayah dari Alex. Ia menatap istrinya dengan wajah cemas.
Tentu saja. Walau aku jarang berbicara dengannya, aku sangat yakin kalau itu adalah Alex anak kita. Ucap Irish Sanjaya pada suaminya dengan semangat.
Kau harus percaya padaku. Alex sendiri yang menginginkannya sayang. Tambah wanita itu.
Suaminya mendesah pelan. Ini aneh, benar-benar aneh. Selama bertahun-tahun, anaknya itu selalu menolak direhabilitasi. Ia menolak semua ahlis terapis yang datang untuk membantunya.
Ia bahkan melakukan kekerasan pada para ahli itu, lalu kemudian ia mulai menyakiti dirinya. Karena melakukan hal yang berbahaya itu, kedua orangtuanya akhirnya mengalah dan lebih mengikuti mau sang anak yang tak ingin direhab bahkan saat Alex meminta untuk pindah rumah.
Namun kemarin, entah apa yang terjadi pada anak semata wayangnya itu, hingga ia meminta ibunya mencari seorang terapis untuk membantunya sembuh.
Anaknya ingin sembuh dan itu merupakan berita yang luar biasa hebat daripada saat anaknya itu lulus cum laude dari havard university walau tak pernah memunculkan wajah sekalipun.
Namun sekali lagi. Ada yang aneh disini. Apa yang menyebabkan anaknya ingin sembuh.
Bukan karena mereka kedua orangtuanya, ia ingin sembuh. Bukan juga karena perkerjaannya dikantor atau jabatan. Bukan juga karena keingintahuan akan dunia luar. Anaknya itu telah 18 tahun hidup seperti itu. mengasingkan diri dari dunia luar dan orang-orang.
Aku yakin terjadi sesuatu antara mereka di Mansion itu. suara istrinya mengagetkan dirinya.
Siapa maksudmu? Dion mengerutkan dahi pertanda tak mengerti.
Alex dan Arabella. Ucap Irish dengan gemas. Masa kau lupa dengan itu.
Dion menganggukan kepalanya paham. Bagaimana ia bisa lupa akan keberadaan gadis itu.
Aku harap kali ini berhasil. Ucapnya pelan dan diangguki istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty And The Beast?
RomanceKebebasan yang diimpikan apakah bisa diraih? Segala tantangan yang dihadapai oleh keduanya,mengajari arti dari kebersamaan. Ini hanya kisah sederhana. Bagaimana cara untuk melepaskan diri dari belenggu yang terus mengurung.