Berlin, 2019, autumn.
Memutuskan untuk pergi ke kafe kesukaanku untuk makan roti croissant dan minum secangkir kopi Americano panas adalah salah satu hal yang paling kusukai di hidupku.
"Selamat pagi, Miss! Apa yang ingin Anda pesan?" tanya seorang barista perempuan dalam bahasa Jerman yang fasih.
"Saya ingin memesan secangkir kopi Americano panas dan roti croissant," jawabku.
"Mohon tunggu sebentar, Miss."
Tak lama setelah aku memesan, seorang pria berdiri tepat di sampingku. Barista yang lain pun melayaninya. Tampaknya dia seorang turis, tapi entahlah.
"Selamat pagi, Sir! Apa yang ingin Anda pesan?" tanya seorang barista yang sedang melayani pria tersebut.
"Saya ingin memesan pesanan yang sama dengan Nona yang berdiri di sebelah saya," jawabnya sambil tersenyum.
Hah? Apa? Memangnya dia tahu apa yang aku pesan?
"Baiklah, mohon ditunggu sebentar, Sir."
Kebingunganku terpecah oleh panggilan barista perempuan yang melayaniku tadi, "ini pesananmu, Miss."
"Terima kasih."
Buru-buru aku mengambil pesananku dan mencari tempat duduk kosong sebelum pria tadi mengikutiku.
Ah, tapi percuma saja. Tetap saja dia mengikutiku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Acquaintance ✔
Short StoryCOMPLETED. "Ini kita mau kemana?" "Ada deh. Kamu ikuti saja tour guide-mu ini, dijamin nggak bakal tersesat." Bagaimana bisa Edrea menjadi seorang pemandu wisata untuk pria yang baru dikenalnya beberapa saat yang lalu? /Acquaintance 1.0/ copyright ©...