Kami mengambil tempat duduk dekat jendela dan tak lama kemudian, seorang pelayan wanita pun datang dengan membawa dua buah buku menu.
"Selamat malam, Tuan dan Nyonya. Anda ingin memesan apa?"
"Saya ingin memesan Brautwurst dan secangkir teh hangat, " ucapnya pada pelayan itu, lalu menatapku.
"Saya ingin memesan Schnitzel dan secangkir teh hangat juga."
"Ada tambahan?"
Edrea menatapku lagi dan aku pun mengerti maksudnya, lalu aku menggeleng.
"Tidak, terima kasih."
"Mohon ditunggu sebentar."
***
"Restorannya terlalu romantis. Kita salah memilih sepertinya."
"Bisa jadi. Tapi kamu senang, kan?"
"Senang sih iya, tapi ini pertama kalinya aku ke restoran seperti ini lho, Theo."
"Oh ya?"
"Kamu adalah orang pertama yang mengajak aku ke restoran romantis seperti ini."
Aku menatapnya, sedangkan dia asyik menyantap makanannya.
"Enak makanannya?"
"Awesome! Menurut kamu bagaimana?"
"Awesome, too! I love it," ucapku sambil tersenyum.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Acquaintance ✔
Short StoryCOMPLETED. "Ini kita mau kemana?" "Ada deh. Kamu ikuti saja tour guide-mu ini, dijamin nggak bakal tersesat." Bagaimana bisa Edrea menjadi seorang pemandu wisata untuk pria yang baru dikenalnya beberapa saat yang lalu? /Acquaintance 1.0/ copyright ©...