"Lihat jalannya, nanti kamu malah jatuh," ucapnya yang mengagetkanku.
Ah, dia masih saja tersenyum. Malah senyumnya semakin lebar sekarang.
"Kamu kenapa doyan sekali senyum? Tahu nggak, setiap kali kamu senyum-senyum seperti itu, mataku sakit melihatnya."
"Ya, siapa suruh kamu lihat?"
Lho? Iya juga, ya.
"Ya, bagaimana nggak dilihat? Kamu kan selalu di dekat aku."
"Karena kamu kan 'tour guide' aku."
Lebih baik aku diam saja deh, malas berdebat dengannya, lagipula dia tetap senyum-senyum nggak jelas begitu. Percuma saja.
***
Edrea: Perlu aku temani ke airport?
Theodore: Dengan senang hati!
Senang sekali rasanya karena dia menawarkan diri untuk menemaniku ke bandara tanpa harus kuajak lebih dulu.
Oh iya, aku sempat menanyakan alamat emailnya semalam.
"Untuk apa?"
"Nanti kamu juga akan tahu, Dre."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Acquaintance ✔
Short StoryCOMPLETED. "Ini kita mau kemana?" "Ada deh. Kamu ikuti saja tour guide-mu ini, dijamin nggak bakal tersesat." Bagaimana bisa Edrea menjadi seorang pemandu wisata untuk pria yang baru dikenalnya beberapa saat yang lalu? /Acquaintance 1.0/ copyright ©...