"Hai," sapanya. Aku pun mendongak ke asal suara.
"Halo," balasku, tidak ramah kedengarannya.
"Bolehkah saya duduk di sini dengan Anda?" tanyanya dengan ramah sambil tersenyum.
"Tentu saja," terpaksa aku balas begitu daripada ia mengira aku tidak ramah. Bukannya first impression itu penting untuk sebagian orang? Termasuk aku sih.
Dia hanya tersenyum, lalu mengambil tempat duduk tepat di hadapanku. Senyumnya manis, pikirku. Tapi aku tak ingin berlama-lama melihat senyumnya itu sehingga aku mulai meminum kopiku dan memakan croissant-ku.
"Why Americano?" tanyanya tiba-tiba.
"Hm?"
"Roti croissant dan kopi Americano. Saya pikir Anda sangat menyukai dua hal itu."
"Umm, iya. Roti croissant dan kopi Americano rasanya enak dan saya suka keduanya. Apakah Anda tidak berpikiran yang sama?"
"Saya sebenarnya tidak terlalu menyukai croissant dan Americano."
Siapa suruh memesan pesanan yang sama denganku? pikirku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Acquaintance ✔
Short StoryCOMPLETED. "Ini kita mau kemana?" "Ada deh. Kamu ikuti saja tour guide-mu ini, dijamin nggak bakal tersesat." Bagaimana bisa Edrea menjadi seorang pemandu wisata untuk pria yang baru dikenalnya beberapa saat yang lalu? /Acquaintance 1.0/ copyright ©...