Teman Baru

718 18 2
                                    

Dan hari ini adalah hari ke empat Aku menginap di rumah Bang Aldy. Hari Minggu kemarin Aku sempat pulang untuk menemui Kak Sovy. Dia mengatakan bahwa Dia akan menginap di rumah temannya yang rumahnya dekat dengan kantor tempatnya bekerja. Lumayan selama seminggu Dia tidak perlu capek-capek perjalanan jauh yang biasanya memakan waktu hampir satu jam dalam keadaan macet. Dan itu sebuah kebetulan juga menurutku. Kak Sovy membiarkanku untuk menginap di rumah Bang Aldy.

Tadi pagi Bang Aldy mengantarku ke kampus sesuai janjinya. Setiap pagi Aku merasa bangun tidur dengan segar dan semangat. Ya, itu terjadi setelah untuk pertama kalinya Kita melakukannya. Malamnya Kita melakukannya lagi, tadi malam juga. Aku jadi kecanduan aroma tubuhnya yang bercampur dengan keringat. Dan Aku jadi terus mengingat-ingat kejadian itu. Perasaanku menjadi semakin yakin kepadanya. Dan itu juga membuatku jadi tambah yakin bahwa Dia tidak akan meninggalkanku.

"Heh! Ntar jadi gak nyari buku?" tanya Achil yang tiba-tiba memasuki kelas.

"Lah katanya Kamu gak bisa? Bang Aldy mau nemenin Aku soalnya," omelku. Seorang perempuan yang tidak ku kenal juga memasuki kelas. Dia duduk di dua kurai depanku.

"Ya kalau Kamu mau Aku bisa." jawabnya. Gak konsisten!

"Siapa?" tanyaku berbisik menunhuk perempuan asing itu. Dandanannya biasa tidak terlalu berlebihan. Hanya saja wajahnya terlihat bukan wajah dari Indonesia. Dan parfumnya juga tercium begitu elegan. Aku akui Dia cantik.

"Oh, Carissa. Dia mahasiswa baru. Kemarin Dia masuk kelasku." jawab Achil. Namamya saja terdengar cantik.

"Carissa!" panggil Achil. Carissa menoleh dan tersenyum. Achil mencoba untuk mengajaknya bergabung dengan Kami berdua. Carissa sepertinya perempuan yang ramah.

"Monica," sebutku.

"Carissa," sahutnya. Dia duduk di depanku dan Achil.

"Dia temanku dari SMA. Kita satu tim basket." jelas Achil memperkenalkanku. Aku tersenyum.

"Kamu bukan dari Indo ya?" tanyaku.

"Emh, sebenearnya Aku lahirnya di Indo. Tapi memang Mama sama Papaku orang belanda sama Prancis. Jadi mungkin hasilnya seperti ini," Carissa menunjuk dirinya sendiri. Oke, dia bisa di ajak berbicara dengan baik.

"Oh, lah trus kok bisa lahir di Indo?" tanyaku.

"Orangtuaku tinggal di Bali. Ya, Kalian tahu bagaimana Bali. Karena dulu mereka bertemu di Bali, jadi memutuskan untuk tinggal di Bali, dan lahirlah Aku," Carissa menunjuk dirinya lagi. Aku dan Achil terkekeh bersama.

"Trus, kok Aku gak pernah lihat Kamu ya?"

"Aku memang baru pindah semester ini. Tapi dari awal masuk Aku ikut Mama pulang ke Prancis. Jadi ya baru bisa masuk." jelasnya. Itu artinya Dia tidak masuk kuliah selama hampir tiga bulan. Aku hanya mengangguk.

Carissa melirik jariku yang ada cincinnya. "Cincinmu bagus," pujinya.

"Iya lah, cincin dari pacar, ya bagus." Achil menjawabnya dengan cepat. Aku hanya cekikikan.

"Oh, udah punya cowok?" tanyanya,

"Empat tahun." jawabku untuk menegaskan bahwa sudah empat tahun Kami berhubungan. Sebenarnya itu tidak penting. Tapu rasanya Aku sedang ingin memberitahu kepada siapapun yang belum tahu bahwa Aku sudah memiliki kekasih sejak empat tahun lalu.

"Oh, lama juga ya," Carissa terkekeh.

"Kalau Kamu? Pacarmu pasti bule ya," tanya Achil. Aku juga berpikiran seperti itu.

"Hahaha, memang terlihat seperti itu ya? Gak juga sih. Tapi sekarang lagi gak punya pacar." jawab Carissa.

"Halah ya masa cewek bule kayak Kamu gak punya pacar?" itu terdengar seperti pujian dari Achil.

Why Do We Love Eachother? 🔞 (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang