CHAPTER 6

5.9K 149 1
                                    

    Jessie tersentak kaget. Bahkan sangat kaget. Saat memasuki apartemen menuju kamar miliknya ia mendapati seorang makhluk tak tahu diri sedang tertidur sangat pulas diatas kasur kesayangannya.

Jessie memutar bola matanya kesal.
"Heuh, dia seperti gelandangan memang. Tidur di rumah orang tanpa meminta izin," gumam Jessie.

"Heyy kau! Bangunlah tukang tidur!" Jessie berteriak sambil memukul kepala Jovan dengan bantal. Jovan malah menggeliat dan semakin menenggelamkan kepalanya ke dalam selimut.

Ia geram. Kali ini ia naik ke atas kasur lalu loncat-loncat seperti anak kecil yang baru dibelikan mainan oleh ibunya.

"BANGUN KAU. BANGUN, DASAR KEBO!"

Jovan tetap tidak bergeming. Malah sepertinya ia tidur semakin pulas.

Jessie menyerah.

"Ya ampun anak ini!! Sudah tidak menjemputku pulang, tidur di kasur kesayangku pula. Ck! Sialan!!

Jessie turun dari kasurnya lalu menuju sofa, dia akan tidur disana saja. Jovan tidak akan mungkin bangun jika matahari belum terbit. Percuma!

*****

Pukul 09.00

Jessie menggeliatkan badannya, saat aroma lezat menusuk indra penciumannya

"Emhh, wangi apa ini?"

Jessie menegakan tubuhnya dan mengikuti dari mana arah aroma yang membuat perutnya keroncongan itu.

"Ahhh, ternyata kau yang menyapaku dengan aroma melezatkan itu?"

"Kau baru bangun? Ck! Dasar kebo!" Jovan menghina Jessie sama seperti semalam Jessie menghinanya.

Jessie hanya memutar bola mata malas. Ia sedang tidak mau berdebat dengan makhluk satu ini, pasalnya ia masih kesal karena Jovan tidak menjemputnya dan membiarkan ia tidur kedinginan di sofa.

Ia langsung menuju rak piring dan mengambil satu untuknya. Lalu ia menyodorkannya pada Jovan, meminta untuk menaruh nasi goreng buatannya ke atas piring itu.

Jovan mengerutkan dahinya.

"Apa?" Tanya Jovan, bego!

Jessie semakin geram dibuatnya,

"Aku ingin membantingmu dengan piring ini. Asal kau tahu," kesal Jessie. Dan Jovan malah tertawa.

"Hahahahah," Jovan tertawa.

Jovan gemas melihat ekspresi Jessie. Ia langsung mencubit pipinya dengan keras.

"Awh! Sakit Jooo," keluh Jessie sambil memegang pipinya yang kemerahan.

"Hahaha iya iya maafkan aku! Kau masih kesal karena semalam aku tidak menjemputmu kan? Nah ini sebagai permintaan maafku," papar Jovan sambil meletakkan nasi goreng di atas piring.

"Heuuuh! Kau menyogokku ternyata!" Ucap Jessie lalu duduk di atas meja makan. Padahal disana sudah tersedia kursi, aneh memang!

"Hee..hee," Jovan hanya cengengesan.

Lalu ia mematikan kompornya kemudian duduk di kursi tepat dibawah Jessie.

"Kau sudah makan, Jo?"

"Belum. Melihatmu makan saja sudah membuatku kenyang,"

Jessie mencebikkan bibirnya, "gombal," batin Jessie.

Jessie menyendokan nasi goreng itu lalu mengarahkan pada mulut Jovan.

"Buka mulutmu!" Titah Jessie.

Jovan pun menurut.

Hingga sampai suapan terakhir. Jovan lah yang makannya lebih banyak daripada Jessie. Ia memutar bola mata, malas.

Oh My Bitch (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang