Chapter 17

4K 297 38
                                    

Ali mengepalkan tangannya erat dengan rahang yang mengeras menandakan ia sedang menahan amarah. Ia tidak memperdulikan panggilan dari papa nya dan tatapan semua bodyguard yang menatap takut kearahnya.

Ali berjalan cepat menuju mobilnya ketika ia merasakan langkah Sang Papa yang mengejarkan, ia langsung masuk kedalam mobil dan mengendarainya dengan Cepat untuk meninggalkan mansion mewah milik keluarga andrew tersebut.

"LORD!!! BERHENTI KAMU!!!"

bahkan teriakan dari sang papa pun tidak membuat ali memberhentikan laju mobilnya, ali menghela nafasnya ketika ia sudah keluar dari Lingkungan mansion tersebut. Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran andrew yang ingin menjodohkannya tanpa bertanya pendapatnya terlebih dahulu. Apa jadinya jika ia menikah dengan perempuan tadi? yang kelihatan dari penampilannya perempuan yang gila harta. Bisa bangkut dia jika mereka jadi menikah.

Kalaupun ingin menikah ali bisa mencari perempuan di luar sana bahkan tanpa ia mencaripun banyak sekali perempuan yang mendekatinya, siapa sih yang tidak terpesona dengan Seorang Ali? Pengusaha Muda yang sangat kaya raya. Akan tetapi, mau sebanyak apapun perempuan yang mendekatinya tidak ada satupun yang bisa menarik perhatian dari seorang Lord Aliandra Andrew. Karena Hatinya sudah terpikat dengan satu nama, satu satunya perempuan yang bisa membuat dunia Seorang Lord berputar, membuat Hidupnya berwarna cerah dan membuat senyum lebar hadir si bibirnya. Ya perempuan itu Hanya Prilly. Gadis kecil yang dulu selalu mencuri perhatiannya, gadis kecil yang sangat menggemaskan.

Berbicara tentang Prilly, ali menjadi merindukannya. Apa kabar ia sekarang? Apakah semakin cantik? Ahhhhh ali sangat yakin prilly akan semakin cantik setiap harinya.

Tanpa sadar Bulan sabit muncul di bibirnya walau hanya sesaat.

"I Love you Prilly"

***

"Kita mau kemana woy"

"Bisa gak sih gak usah Teriak kalo ngomong!" ucap Gami kesal

"Yehhh Marah bae lu, cepet tua baru tau rasa" sinis Tasya

Salsa yang melihat pertengkaran itu hanya diam dan kembali menatap prilly "Prill"

"Iya kenapa?" Jawab prilly sambil berjalan pelan menuju parkiran sepedanya

"Jalan yuk ke Mall, kan kita jarang jalan bareng bahkan gak pernah kalo ke Mall"

Prilly diam. Bagaimana ini? Iya sebenarnya sudah telat untuk menuju warung ibu lilis. Ia harus bekerja karena ia sudah izin beberapa hari karena sakit, tidak mungkin jika dia izin juga hari ini.

"Hmm maaf ya, aku gak bisa hari ini soalnya ada Hal penting. Lain kali aja ya" Ucap prilly lembut sambil menatap teman temannya itu

"Yahhhh, oke deh gak papa. Tapi lain kali gak boleh nolak ya"

Prilly tersenyum menatap salsa "Oke salsa"

"Emang lo mau kemana prill?" tanya Liyya yang sedari tadi hanya berdiam diri

Prilly terdiam mencoba mencari alasan yang masuk akal supaya mereka percaya dengan kebohongannya

"Ak,,uu mau hmm oh iya aku mau ngantar Pesanan tetangga. Soalnya ibuku mau pergi ada urusan katanya gitu" Jawabnya "Maafin aku ya sudah berbohong sama kalian" prilly mendesah sendu

"Ohh gituuu, oke deh. Tapi awas aja Lo nolak lagi, gue cancel lu jadi temen gue"

"Eh bego, emang ada temenan di cancel" Ucap Liyya sambil menoyor kepala tasya

"Ada kok, tu tadi gue ngomong berarti ada dong"

"Gila"

"Salsa sekali ngomong nerbener dah nyelekit" sinis tasya menatap salsa yang hanya acuh dengan tatapan kesalnya.

My Cool Husband [PENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang