Di depan pintu ruang icu lord berdiri kaku dengan wajah datarnya, hampir setengah jam ia berdiri seperti patung didepan ruangan didalamnya terdapat prilly yang sedang ditangani oleh dokter. Yahh, sehabis dari rumah kosong tersebut lord langsung membawa prilly kesalah satu rumah sakit terdekat, ia hanya diam dan tatapannya tidak sedikitpun berpaling dari pintu ruangan tersebut.
Setiap orang yang berlalu lalang saat melihatnya merasakan takut dengan aura dingin yang lord tunjukkan. Tetapi tak satupun orang tau jika dibalik dingin sikapnya, ia merasakan ketakutan yang mendalam. Yah, ia sangat takut terjadi sesuatu dengan prilly.
Ia berjanji jika terjadi sesuatu yang tak ia inginkan terhadap prilly, saat itu juga orang orang yang membuat prilly seperti ini akan ia beri pelajaran sampai mereka tidak bisa melihat dunia lagi.
Cekrekk
Lord tersadar dari lamunannya saat ia mendengarkan suara pintu terbuka. Lord langsung menghampiri dokter yang keluar dari ruangan tersebut sambil membuka masker wajahnya.
"Apakah semuanya baik?" Pernyataan bernada lirih namun tegas yang lord keluarkan. Tidak ada pergerakan sama sekali ketika lord mengucapkannya, tetapi dokter tersebut dapat mendengarkan apa yang lord ucapkan barusan.
"Semuanya baik tuan, gadis tersebut hanya shock dan terdapat memar dibagian wajah dan punggung belakangnya, tapi jangan khawatir kami sudah mengobati memar tersebut. Untuk sekarang gadis itu hanya perlu istirahat yang cukup" ucap dokter itu
Lord hanya mengangguk, tanpa mengucapkan terimakasih ia langsung masuk ke ruangan tersebut tanpa memperdulikan dokter yang berdiri dihadapannya. Setelah lord masuk ia melihat beberapa suster yang sedang membereskan perlengkapan mereka
"Keluar!" perintah lord tanpa menatap suster tersebut.
Suster itupun menuruti perintah lord, mereka tau Siapa lord. Dan mereka tidak mau mencari gara gara dengan orang yang terkenal dengan kekayaannya tersebut.
Lord berjalan lambat menuju prilly yang terbaring lemah dengan infus yang menancap di tangan kirinya. Saat dihadapannya, lord memegang tangan prilly yang tidak terdapat infus lalu ia menciumnya dengan lembut.
"Hei" ucapnya lirih
"Apa ini sakit?" tanya lord dengan memegang memar di sudut bibir prilly dengan lembut, lalu ia memberikan ciuman kecil disana.
Tidak ada jawaban, hanya kesunyian yang menemani lord diruangan besar itu.
"Bangunlah, aku merindukanmu!"
"Apakah kamu sedang bermimpi indah? Hmm" lanjutnya.
"Jangan membuatku khawatir lagi, kamu tau rasanya? sakit!"
Lord menghela nafasnya, lalu tangannya mengusap pipi prilly dengan lembut.
"Bangunlah, kumohon" lirihnya kembali
Jari itu bergerak, sangat lambat tetapi lord bisa melihatnya.
"Heiii" ucapnya kembali dengan memberikan ciuman kecil di tangan prilly saat ia melihat mata itu bergerak perlahan.
Lord menaruh tangannya diatas mata prilly guna menutupi mata yang perlahan terbuka itu dari sinar lampu secara langsung sehingga prilly bisa menyesuaikan pencahayaan dengan baik.
"Aku dimana?" Tanya prilly pada dirinya sendiri dengan suara kecil, ia belum menyadari jika ada seseorang yang sedari tadi menatapnya dengan lembut.
"Heii, kamu sadar" Seakan tersadar jika ia tidak sendiri disana, prilly sedikit menolehkan wajahnya kearah kanan untuk melihat siapa yang berbicara tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Husband [PENDING]
Fiksi RemajaLord Aliandra Andrew. Orang Terdekat memanggilnya Lord. Ia adalah anak dari pengusaha Muda bernama Andrew Pramaza, Lord tumbuh tanpa adanya seorang ibu. Ia di didik dengan keras oleh ayahnya, ia menjadi Seseorang yang awalnya lembut dan ceria tetapi...