18

3.5K 731 499
                                    

Update lagi yuhu~

Jadi ceritanya aku tuh mau berangkat ngampus. Udah siap-siap mau setor progres tugas UAS ke dosen. Ehh, taunya hujan gede banget guys. Sampe ayahku yang selalu ngutamain pendidikan menyarankan aku untuk bolos :'

Tadinya aku kesel parah udah mau nangis aja rasanya karena gak pengen cari masalah sama dosen. Tapi, aku akhirnya bolos dan dapet pencerahan :")

Hujan mengingatkan kalau Aiden sama Akash belum kelar berantemnya. Jadi aku pikir, "Ohh, apa ini pertanda kudu lanjutin Half Blood?"

Gitu guys curhatanku kali ini :( aku simpen di atas karena aku benar-benar ingin berbagi kisah entah tragis entah konyol ini 🤣🤣🤣


Happy reading!^^



~°~°~



Aku berada di sebuah gurun pasir ketika tubuhku mendarat usai terperosok dari kastil milik Almer. Keadaan masih sangat gelap. Hanya ada cahaya merah dari bulan—entah apa, yang jelas bentuknya seperti bulan namun berwarna merah. Hal itu membuatku yakin bahwa aku masih berada di dunia bawah ... dalam pengawasan Almer.

Aku tak mengambil kesempatan untuk beristirahat. Aku langsung melangkah pergi meski tanpa arah yang jelas. Kepalaku terus berputar selama perjalanan.

Ada banyak hal yang masih ganjal.

Mengenai Vernon.

Mengenai Aurora.

Mengenai Wonwoo.

Mengenai tiga elemen.

Mengenai ramalanku.


Aku sedikit kecewa ketika sadar bahwa takdir sudah menentukanku sebagai wanita yang harus dicintai Vernon. Ya, aku sudah tahu hatinya hanya bisa cair oleh anak dari Dewi Asmara. Tapi, setelah tahu sejarah ketiga dewa agung itu ... keegoisanku sedikit muncul. Aku ingin meneriaki takdir atas nasib-nasib burukku yang ternyata diakibatkan oleh peperangan tiga dewa, yang parahnya bukan ayahku. Ibuku juga bukan sengaja terlibat. Ia hanya terseret oleh mereka tetapi anaknya yang sengsara.

Tapi ... tatapan Vernon ketika melihatku terakhir kali sebelum aku terlempar ke tempat lain, ungkapan perasaan yang terakhir kudengar, semuanya tampak tulus. Aku jadi bertanya-tanya ... jika dewa-dewa tak bertarung karena ibuku, apa ia masih akan jatuh cinta padaku?

Aku menghela napas kemudian menatap sekitar. Aku benar-benar sendirian dalam kegelapan, ditemani oleh bulan berwarna merah darah yang membuatku merinding.

Aku menghela napas. Memoriku berputar pada hari terakhirku di dunia darah murni. Entah berapa lama aku berada di sini. Tapi, ingatan tentang hari itu tak pernah kulupakan.

Kalau dipikir-pikir lagi, harusnya aku tahu Akash punya perasaan pada ibu. Tatapannya, caranya bicara padaku, alasan kenapa aku merasa seperti mendapat kasih sayang seorang ayah ... semuanya jelas. Belum lagi, desain mansion yang sangat jelas merujuk pada mawar ... rose ... Roseline.


Ada apa dengan ramalannya?

Apa akhirnya ibu jatuh cinta pada Akash sebelum ibu jatuh cinta dan menikah dengan ayah?

Tapi aku berbeda dari ibu ... aku jatuh cinta pada pengendali air. Kenapa ucapan Almer tak masuk di akalku?

Tiba-tiba saja, tanah di bawah kakiku bergetar. Aku tersentak dan spontan menatap sekeliling. Namun, tubuhku mendadak membeku ketika suara raungan keras terdengar. Raungan yang sama dengan yang kudengar di kastil Almer, lebih keras dan lebih jelas terdengar. Dan kali ini ... berasal dari arah belakangku.

Half Blood 2 (Son of the Sky) [Seventeen Imagine Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang