19

3.1K 701 370
                                    

Wahhh rupanya udah dua minggu gak update 😂

Rindu gak? /Enggaaaaaa!/

Okk aku mau pundung :( /g

Sebelum kita ngobrol, kita langsung cusss aja yuk gelud sama Wonwoo dan emaknya :') /btw adakah yang masih kesel? Wkwkwk/


Happy reading!^^



~°~°~



Aku berdiri tertatih dengan berpegang pada tiang di balik punggungku. Lututku bergetar, kakiku lemas ketika mataku bertemu dengan Hyejin yang memiliki tatapan sengit. Ia tampak sangat siap untuk bertarung ... tetapi aku sama sekali tak mampu membayangkan diriku akan berhadapan dengannya sebagai lawan.

Temanku sehidup semati ... satu-satunya orang yang kumiliki di dunia manusia ... bagaimana bisa aku sanggup menyerangnya? Mengingat bahwa ia sangat berjasa, dan mungkin aku takkan sanggup bertahan di dunia tanpanya, aku menjadi lebih lemah lagi.

"Ada kata terakhir, Half Blood?" Hyejin tersenyum. Ia memainkan ujung rambutnya dan memiringkan kepalanya.

Aku tersenyum. Ketika sudut bibirku tertarik, air mataku kembali jatuh. "Kau sahabat terbaik dan akan selalu menjadi yang terbaik bagiku ... Hyejin."

"Oww, aku sangat tersentuh." Hyejin memasang raut wajah yang sedih. Ia menyentuh dadanya dan menatapku. Namun, wajah itu kembali berseri. "Sayangnya, itu takkan berpengaruh."

"Aku juga sama sekali tak berharap bahwa itu berpengaruh," sahutku. Senyumannya langsung luntur begitu saja, seolah kesenangannya lenyap karena aku masih berdiri tegak meski jauh di dalam sini aku sangat rapuh.

Dengan wajah datarnya, Hyejin bertanya, "Kau tidak takut mati, ya?"

"Aku yang sekarang bukan hanya Im (y/n)." Aku berhenti berpegangan pada tiang dan mencoba menopang tubuhku dengan kaki-kakiku sendiri. "Aku adalah Half Blood. Seluruh darah murni tahu bahwa aku keras kepala dan senang menantang maut."

"Terkutuk! Biar kutujukan padamu ketakutan akan kematian!" Hyejin menepuk tangannya kemudian merentangkannya. Asap hitam muncul dari bekas tepukannya kemudian menyebar ke segala arah, menutupi pandanganku.

Belum sempat bereaksi dengan asap, aku sudah harus menerima pukulan dari asap yang menggumpal dan terhempas. Aku berusaha untuk bangkit. Kepalaku berputar-putar.

Aku memejamkan mataku, berusaha untuk menguasai diri. Namun, sesuatu tiba-tiba melesat di kepalaku, membuatku terlonjak dan segera membuka mata.

Asap hitam ... bukankah ini yang menyerang René sampai tertidur?

Asap hitam itu kembali menggumpal dan menghantam tubuhku. Aku kembali jatuh berguling. Asap itu menghantamku berkali-kali, membuatku terlempar, berhenti, kemudian terlempar dan berhenti lagi karena kakiku tertahan rantai.

Tubuhku sakit bukan main. Menumbuk tanah yang tak rata, mungkin memar dan berdarah-darah. Aku sudah tak sanggup lagi untuk berdiri dan hanya bisa duduk ketika serangan itu berhenti.

Aku tak mencoba melawan, tak juga mencoba menahan serangan yang datang. Aku membiarkan diriku terpukul dan berguling berkali-kali meski darah bisa kurasakan mengalir di beberapa bagian tubuhku; lengan, lutut, dan hidung.

"Kenapa kau tidak melawanku?!" Aku bisa mendengar jeritan Hyejin. Asap hitam tiba-tiba saja lenyap sehingga aku bisa melihat Hyejin yang tampak marah sedangkan Wonwoo menatap ke arah lain, enggan melihatku.

Half Blood 2 (Son of the Sky) [Seventeen Imagine Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang