Aku kembali dengan cepat, berkat komen dari kalian yang membuatku terjungkal karena tertawa :') terima kasih guys, lopyu💕
Are you ready?
Happy reading!^^
~°~°~
Blam!
Terdengar suara hantaman keras ketika perisai transparan yang diselimuti percikan listrik itu memukul mundur air yang dikendalikan Vernon. Aku baru bisa kembali merasakan napasku ketika sudah merasa aman dari terjangan air. Napasku tersenggal, bibirku sesekali mengeluarkan ringisan karena merasakan sakit yang luar biasa setelah terhantam dan terseret beberapa kali sebelumnya.
Vernon yang tiba-tiba terpukul mundur itu tampak sangat terkejut. Tapi, begitu kedua bola mata birunya bertemu dengan kedua bola mata kuning Hoshi, tatapannya berubah menjadi tajam.
"Kau," geramnya. Ia melemparkan air berbentuk ombak pada Hoshi, tetapi ia begitu cekatan menghindari serangan sehingga air itu hanya membentur lantai gua.
Setelah air itu surut, Hoshi menatap Vernon geram. Ia menembakkan beberapa cahaya kuning pada Vernon, tetapi Vernon melompat ke sana kemari untuk menghindari serangannya. Cahaya itu akhirnya menembak bagian dinding gua dan menimbulkan suara bergemuruh ketika beberapa batuan es roboh. Dan entah bagaimana caranya, tiba-tiba saja kami berada di sebuah padang rumput luas dengan sebuah danau di sisi kiri.
"Bb- bagaimana bisa?" gumamku. Aku langsung melirik Hoshi. Ia tak mengalihkan pandangan seriusnya dari Vernon barang sedetik saja. Kemampuan ilusi ... luar biasa.
Vernon mengangkat tangannya, menarik beberapa bola air dari danau dan melesatkannya pada Hoshi. Bola-bola air itu berubah menjadi belati yang tajamnya sama seperti belati sungguhan. Hoshi berlari memutar, menghindari belati-belati itu sehingga melesat begitu saja dan pecah ketika menghantam batu besar di pinggir danau. Vernon seperti tak menyadari bahwa arena tarungnya sudah berpindah dari gua ke padang rumput.
Hoshi mengangkat tangan kanannya ke atas langit. Suara gemuruh terdengar keras, langit biru di atas sana tiba-tiba saja menghintam. Awan-awan putih bergulung menjauh dan berganti dengan awan hitam yang beraura kelam. Kilatan-kilatan petir menyambar di beberapa tempat. Lalu, satu sambaran tiba-tiba saja mengenai Hoshi. Petir itu merambat ke tangannya, membuat percikan-percikan listrik tercipta. Dan tanpa memberi aba-aba, Hoshi menembakkan petir itu ke arah Vernon.
Melihat kilatan cepat menyambar ke arahnya, Vernon segera membuat perisai air untuk melindungi tubuhnya. Tetapi, petir itu berhasil menembus perisai air dan mengenai Vernon sehingga ia terlempar jauh.
"Vernon!" Aku menjerit, air mataku kembali mengalir. Tapi, aku sama sekali tak bisa bergerak. Tubuhku seperti terkunci, aku hanya bisa menyaksikan pertarungan itu.
Vernon mendarat dengan kedua lututnya setelah berguling beberapa kali. Ia terbatuk, tangannya memegangi area perut.
"Berani-beraninya kau menyentuh takdirku dengan kekuatanmu!" ujar Hoshi dengan suara pelan tetapi menusuk.
Mendengar itu, Vernon mendongak. Ia menatap Hoshi tajam dan mencebik. "Berani-beraninya kau ikut campur!"
Vernon beranjak dan berlari di sisi danau. Tangan kanannya terangkat, permukaan air di danau ikut terangkat mengikuti arahnya berlari. Ia memutar-mutar air sehingga membentuk sebuah pusaran lalu melemparkannya pada Hoshi. Hoshi tak tinggal diam, ia melawan air itu dengan cahaya kuning yang berbentuk bola dengan aliran-aliran listrik mengelilinginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Blood 2 (Son of the Sky) [Seventeen Imagine Series]
FantasiHighest rank - #77 on fantasy 190114 #3 Halfblood Ketika kebahagiaan berada pada tempat dimana aku hanya perlu menggenggamnya, ketika ujung jemariku telah bersentuhan dengannya, kebahagiaan itu lenyap seperti cahaya terang yang tiba-tiba hilang keti...