Jumat pagi selalu jadi hari yang paling malesin buat Lia. Karena kegiatan belajar mengajar yang santai di hari jumat, cewe itu jadi terbiasa bangun kesiangan membuat ia jadi berangkat mepet waktu masuk.
Motor besar hitam milik gadis itu sedikit memelan di depan gerbang sekolahnya. Mengklakson beberapa murid yang berjalan santai menutupi jalan agar motornya bisa lewat dengan cepat memasuki wilayah parkiran.
Segera setelah Lia memarkirkan motornya, Lia langsung beranjak dari sana dengan helm di tangan kananya.Langkahnya tergesa-gesa melewati koridor menuju kelasnya. Beberapa kali menyelip diantara murid lain yang memenuhi koridor pagi itu. Ada tugas yang lupa ia kerjakan dan harus dikumpul di jam pertama. Membuat Lia jadi terburu-buru supaya ada waktu buat nyalin tugas milik Syaqi.
Melewati koridor yang sesak, Lia berbelok ke arah tangga. Dengan cepat menaiki satu demi satu anak tangga hingga bahunya tak sengaja menyenggol sepasang murid yang tengah menaiki tangga sambil bergandengan.
"Eh sory-sory gue nggak sengaja," ucapnya segera berbalik menghampiri.
Matanya membesar begitu melihat orang yang barusan ia senggol. Cewe itu sedang meringis, hampir saja terjatuh dari tangga kalau cowo disebelahnya tidak menahan tangannya.
"Eh?" Gumam Lia kebingungan. Bergantian menatap dua orang di depannya itu.
"Sory ya, gue beneran nggak sengaja. Kalau lo kenapa-napa cari aja gue, Lia anak IPA 2," ujarnya kemudian segera berlari dari sana.
Berusaha mengontrol jantungnya yang jadi berdetak tidak karuan.
💙🧡"Ki, cewe yang sama kak Duta
kemaren namanya siapa?" Tanya Lia sembari mengeluarkan alat tulisnya dari dalam tas.Syauqi di sebelahnya mengernyit, terlihat berpikir beberapa saat sebelum akhirnya malah tersenyum mengejek.
"Cieee ngepoin," ujarnya dengan tampang menyebalkan.
Lia mendecih, membuka lembaran buku pr miliknya lalu mulai menyalin pr Syauqi disana.
"Bukan gitu, gue tadi liat dia ditangga jalan gandengan sama cowo lain," jawab Lia tanpa menoleh. Mengingat kejadian ia menabrak seseorang ditangga barusan.
"Ooooh, dia anak kelas sebelah sih. Namanya Nabila, dari jaman MOS jadi inceran anak-anak soalnya gemesin terus anaknya emang ramah. Wajarlah kalo kak Duta juga suka sama dia. Tapi gue nggak tau sih udah pacaran apa belum," jawab Syauqi apa adanya.
Syauqi ini selain jadi samsak buat Lia juga bertugas sebagai informan pribadi Lia. Circle pertemanannya yang luas bikin Syauqi jadi banyak tau berbagai hal yang nggak diketahui Lia. Pokoknya kalau Lia butuh informasi tentang siapa saja di sekolah ini, Syauqi pasti tau."Hm... tapi emang si Nabila itu anaknya cantik banget sih, imut, gemesin, susah dibenci," gumam Lia entah kenapa jadi iri sendiri.
"Iyalah, beda sama lo. Muka-muka produsen garam. ASIIIIIIIIIN," jawab Syauqi tepat disisi wajah Lia bikin Lia gemas mukulin kepalanya pakai pena ditangan.
Syauqi meringis, mulai lebay mengusap ngusap kepalanya.
"Makanya, lo tuh gerak dong deketin kak Juna. Mau sampai kapan jadi secret admirer? Udah setahun anjir, tahun kemaren mah wajar dianya masih punya pacar, nah tahun inikan dia udah putus. Masa lo mau diem-diem terus? Cupu amat Nicholia saputra ini," ledek Syauqi lagi-lagi bikin Lia gatal buat nonjok cowo itu sampai dia mengaduh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Orangeade
Teen Fiction"Aku biru kamu oren" "Kenapa lo milih warna biru?" "Karna aku samudra, samudra biru," "Terus gue? Kok oren?" "Karena kamu kecut, kerjaanya marah-marah mulu," Katanya seseorang yang bertolak belakang dengan kita dihadirkan untuk saling melengkapi...