Pegangan tangan takut kapal kalian terombang ambing..
Semenjak diantar pulang sama Duta sore tadi, Lia milih buat rebahan di kamar karena kepalanya yang sakit dan pusing banget. Soalnya tadi tiba-tiba aja hujan turun dengan lebatnya di gapura depan komplek perumahan Lia. Mau neduh nanggung banget, akhirnya milih buat nerobos hujan berdua. Kurang lucu apalagi??
Kurang lucu soalnya Lia nggak bisa ngajak Duta singgah dirumahnya karena abangnya Bernard udah pulang lebih dulu. Waktu Lia pulang, Bernard lagi dilantai atas kocar-kacir ngangkatin jemuran, dan lebih kocar-kacir lagi saat dia liat Lia pulang diantar cowo nggak dikenal.
Cowo berbadan kekar itu buru-buru lari ke depan, saat ia sampai di ruang tamu Lia udah masuk kerumah, Duta yang nganter juga udah pulang. Dia langsung berisik nanyain itu siapa? Anak mana? Kenal dimana? Nama nyokapnya siapa, huuh ribet banget.
Lia nggak ngasih jawaban sama sekali, cewe itu langsung masuk ke kamar dan mengurung diri disana sampai sekitar pukul 7 malam keluar cuma buat bikin air jahe hangat.
Ada Bernard di meja makan yang kayanya emang sengaja duduk disana buat nungguin Lia turun dari kamarnya.
"Masak air biar mateng, cowo tadi siapa namanya?" Seru Bernard saat Lia menaruh ketle diatas kompor untuk dipanaskan.
"Kepo banget sih, kaya mama," ketus Lia.
Ia duduk bertopang dagu dihadapan Bernard sambil menunggu airnya matang.
"Gue nggak liat, tapi dari punggungnya kayanya biasa aja, gantengan gue," Bernard menaikan kedua alisnya sambil menyisir rambut ke arah belakang.
Asli, kenapa sih dia tuhh?
Padahal diantara pemuda komplek sini Bernard terkenal kalem dan garang. Jarang nongkrong, tapi sering ikut kegiatan gotong royong, sangat panutan. Beda banget sama dirumah yang keluar semua sifat nggak jelasnya.
Suka berisik sendiri, suka ribet sendiri, tapi lebih sering ribetin Lia sih dan yang paling nggak terduga Bernard yang sangat macho ini suka perawatan di rumah. Mulai dari perawatan basic kaya cuci muka, mandi dan cukur kumis sampai yang complecated kaya maskeran, toner, double cleansing, moisturizer, essense dan segala tetek bengeknya yang bahkan Lia sendiri nggak terlalu ngeh soal gituan.
"Itu cowo yang lo suka atau cowo yang suka lo sih? Yang namanya Zam-Zam itu?" Tanyanya lagi. Masih kelewat penasaran pokoknya.
"Bukan Zam-Zam tapi kangen water ph15," jawab Lia dengan muka datarnya.
"Oh bikin kangen ya? Anjing jijik," dia yang meledek dia yang mengumpat, abangnya emang nggak kalah aneh dibanding Samudra.
Eh kok malah bahas Samudra sih, padahal hari ini kan habis jalan sama Duta.
Lia berdiri untuk mengangkat air yang sudah matang lalu menuangnya kedalam cangkir besar berisi irisan jahe. Dan Bernard berkomentar lagi,
"Sakit kan lo? Makanya jangan hujan-hujanan, alay banget kaya anak ftv,"
"Berisik, hujannya turun sendiri, nggak ada ya orang goblok di dunia ini yang mau kehujanan kecuali Sarukh Khan, Angelina Jolie, sama artis ftv," jawab Lia, kemudian segera meluncur ke kamar sebelum kepalanya benar-benar meledak menghadapi kebawelan abangnya itu.
Sampai di kamar, Lia langsung meraih handphone, terus lanjut chattan.
Sama Duta.
Asli dari tadi obrolan mereka seru banget sampai nggak ada waktu jeda diantara chat mereka.
Kak Duta
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Orangeade
Teen Fiction"Aku biru kamu oren" "Kenapa lo milih warna biru?" "Karna aku samudra, samudra biru," "Terus gue? Kok oren?" "Karena kamu kecut, kerjaanya marah-marah mulu," Katanya seseorang yang bertolak belakang dengan kita dihadirkan untuk saling melengkapi...