Lia baru saja terduduk di kursinya saat Syauqi menghampiri. Duduk dengan senyuman mengembang di samping Lia entah karena apa.
"Apa lo?" Tanya Lia heran.
"Cieee punya gebetan baruu," jawabnya tidak jelas.
Lie mengernyit, memandang heran kearah temannya itu "Apaan sih? Sakit jiwa ni anak," balasnya nggak paham.
"Sejak kapan lo deket sama Abin?" Tanya Syauqi benar-benar nggak bisa dipahami Lia.
"Abin siapa sih? Cowo? Apaan deh? Gajelas lo,"
"Ck," decak Syauqi jadi agak kesal, "Samudra Bintara, anak kelas sebelah yang kemaren datang ke lapangan bareng Nabila, sejak kapan lo deket sama dia?"
Kening Lia berkerut mendengar penjelasan Syauqi, beberapa detik ia habiskan hanya untuk mencernanya hingga kerut di keningnya menghilang,
"ooh anak yang kemaren itu Abin?" sadarnya kemudian.
"Lah lo nggak tau namanya tapi udah bisa ngobrol kaya orang deket,"heran Syauqi. Masih mengingat jelas kejadian kemarin sore saat Lia terlihat akrab mengobrol dengan Samudra.
"Gue taunya nama dia Samudra, makanya waktu lo bilang Abin gue nggak ngerti," jelas Lia dengan muka cueknya.
"Menurut lo dia ganteng nggak?" Tanya Syauqi tiba-tiba bikin Lia menoleh dengan pandangan aneh ke arahnya.
"Iih apasih anjir, lo suka cowo sekarang?" Serunya agak ngeri.
"Nggak gitu, maksud gue lonya Liaaa, dimata lo tuh dia ganteng apa nggak?" Jawab Syauqi malah kebawa panik.
"Gue?" Heran Lia menunjuk dirinya sendiri. Syauqi mengangguk mengiyakan.
"Hm... ya dia cakep sih ki, tinggi juga cuma bukan tipe cakep yang gue suka gitu loh ki, apaya.. lo kan tau gue sukanya yang kaya kak Duta gitu. Kalo senyum ngademin gitu loh yang kaya kakak banget gitu ki," jawab Lia malah ngelantur ngomongin Duta. Kedua matanya otomatis berbinar dengan tangan saling bertautan. Sebucin itu.
"Lo sesuka itu ya sama bang Duta?" Potong Syauqi.
"Sesuka itu gimana deh? Ya gue suka aja sih, tapi nggak tau kadar suka gue tuh semana ki,"
"Maksud gue tuh lo kaya yang sukanya sama dia doang gitu? Nggak mau coba suka sama orang lain?" Tanya Syauqi.
"Aneh lo, ngapain sih nyoba-nyoba? Kalau suka mah suka aja,"
"Yaiya, tapi nggak tau kenapa ya Lia menurut gue si Abin tuh suka sama lo," ujar Syauqi yakin banget. Entah dengan dasar apa merasa yakin dengan teori yang ia kerang sendiri.
"Oh wow, ternyata ada juga yang suka sama gue," sarkas Lia nggak berminat.
"Serius, menurut gue nih dari tatapan dia_,"
"Lo kenapa sih? Pengen banget kayanya jodohin gue sama si Sam Sam itu," heran Lia, kini memutar duduk jadi sepenuhnya menghadap Syauqi dengan tangan bersidekap di depan dada. Menatap intens pada Syayqi di depannya.
"Ya nggak gitu, maksud gue tuh ya Lia.. duh biasa aja dong lo liatnya gue jadi bingung," gagap Syauqi, tangannya sengaja meraih tangan Lia agar kembali pada sisi tubuhnya.
"Gini loh Lia," ujarnya memulai obrolan lagi "Maksud gue tuh ya, kan si Abin ini deket sama Nabila dan Nabila ini tuh kemana-mana selalu bareng Abin,"
"Urusannya sama gue?" Potong Lia masih kebawa jutek.
"Ya gini loh, lo tau nggak sih Nabila ini kemana-mana selalu bareng Abin, dia jalan sama Bang Duta aja selalu ngajak Abin. Nggak lucu banget kan si Abin jadi obat nyamuk diantara mereka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Orangeade
Teen Fiction"Aku biru kamu oren" "Kenapa lo milih warna biru?" "Karna aku samudra, samudra biru," "Terus gue? Kok oren?" "Karena kamu kecut, kerjaanya marah-marah mulu," Katanya seseorang yang bertolak belakang dengan kita dihadirkan untuk saling melengkapi...