DIA

38 2 0
                                    

Agar kali ini, tidak ada yang memisahkan
kita, bisakah kita menulis kembali takdir?

Jakarta, indonesia

Semilir angin malam menerbangkan setiap helai rambut coklatnya. Matanya terpaku menatap jauh ke atas. Bibir mungilnya selalu menyungging senyum saat melihat ribuan bintang tersebar di langit yang gelap. Panorama malam hari sangat indah dari sebuah mansion megah itu. Gadis itu berdiri di balkon kamarnya. Ia merapatkan jaket panjang yang ia kenakan dan tubuhnya perlahan jatuh. Gadis itu duduk dengan lutut yang ditekuk didepan dada. Ia memeluk lututnya sendiri dan menenggelamkan kepalanya disitu. Suara isak tangis pun terdengar samar samar. Gadis itu meratapi nasibnya di masa lalu yang sampai sekarang masih menghantuinya. Seketika jika mengingatnya, sebulir air mata selalu bercucuran dan membasahi pelipisnya. Gadis itu tidak mau jika ia masuk kembali dalam masa masa itu, masa dimana cinta pertamanya yang sangat ia sayangi lebih dari dirinya sendiri melakukan hal yang sangat menyakitkan bagi dirinya. Baginya tidak ada yang lebih menyakitkan daripada dihina dan ditampar oleh satu satunya orang yang ia sayangi dan sangat ia cintai saat itu. Jika mengingatnya kembali, gadis itu selalu merasa bahwa dia benci pada dirinya sendiri.

"setelah waktu berjalan, detik berganti menit, menit pun berganti jam, jam berganti hari, hari pun berganti bulan, bulan berganti tahun. Rasa yang ku pendam, rasa sayang, rasa cinta, rasa ingin memiliki, semuanya.....perlahan memudar menjadi rasa benci yang memuncak, rasa sakit yang menusuk hingga ke sendi sendi. Mencabut jiwa kedalam lubang kegelapan, menarik jantung dengan paksa ke tempatnya berasal. Tiada kata indah dalam cinta yang tumbuh diam diam, hanya ada rasa sakit dan luka yang diam diam merayapi hati dan jiwa untuk semakin rapuh dan jatuh semakin dalam. Pada saat itu aku memang buta karena cinta. Dan aku merasa diriku sangat bodoh karena aku telah mencintaimu" Gumam Keira lirih pada dirinya sendiri.

Setitik air mata pun lolos begitu saja dari sudut matanya. Gadis itu kembali berdiri dan memegang pagar balkon dengan kuat.
"Kei, are you still here?" suara laki laki dari belakang yang sering ia panggil kakak sedang memeluknya erat dan membuat dia bertambah hangat.

Albert Reynand Achazia, itu adalah nama lengkapnya. Siapa yang tidak mengenalnya? Seorang putra Billionaire ternama. Nama itu mampu menjajah hati semua wanita yang mendengarnya. Paras yang amat rupawan dan suaranya yang begitu menawan mampu membuat para wanita bertekuk lutut dihadapannya. Putra pertama dari Rex Achazia dan Soraya Achazia.

Gadis itu segera menyeka air matanya "Kei not sleepy" sahut nya dengan senyum tipis sambil memegang tangan kakaknya yang menumpang di pundaknya.
"ayo masuk, udaranya dingin"
Reynand menggandeng tangan adiknya untuk masuk ke kamar. Sesampainya didepan pintu, pintu itu terbuka secara otomatis dan menguci secara otomatis pula. Begitulah kehidupannya, semua sudah disediakan secara otomatis tanpa memerlukan tenaga untuk melakukannya.
"sudah malam, sayang. Kau tidur dulu ya!" kata Reynand sambil mengelus lembut rambut keira.
"iya kak"

Keira Abigail Cresscencia, jika mendengar nama itu, seakan bumi berhenti berputar. Pria manapun tidak akan bisa membayangkan betapa cantiknya dan sempurnanya dia. Putri Billionaire, Rex Achazia. Gadis itu memang memiliki kecantikan yang luar biasa. Para gadis lain pun merasa sangat iri jika bertatapan langsung dengannya. Rambut coklat yang panjang, dan lensa abu abunya mampu membius para pria yang melihatnya. Sifat lugu yang ia miliki juga membuat para pria tergila gila padaya. Selain itu, ia juga seorang supermodel dari spanyol. Tetapi, kesempurnaan itu tidak sebaik apa yang banyak orang pikirkan. Gadis blasteran spanyol-prancis itu menyembunyikan sesuatu yang tidak diketahui oleh semua orang.

Lama kelamaan pria itu melangkahkan kaki meninggalkan keira yang sedang terduduk manis di atas kasur menuju pintu kamar dan segera keluar meninggalkan adiknya. Sedangkan Keira mematikan lampu kamarnya, memasang alarm, dan segera merebahkan tubuhnya yang lelah. Suasana yang sunyi dan hangat karena balutan selimut tebal yang menutupi bagian tubuhnya membuat gadis itu hanyut terbawa suasana hingga tertidur pulas.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang