BLUSHING

4 1 0
                                    

Suara pintu lift terbuka dan keluarlah sepasang kekasih itu. Rama berjalan memasuki sebuah lorong yang lumayan panjang. Disepanjang perjalanan, Keira mempusatkan pandangannya didinding lorong yang terpasang banyak sekali foto kekasihnya. Sungguh! Ketampanannya sudah tidak bisa diungkapkan dengan kata kata. Bahkan prianya itu mengalahkan ketampanan model internasional.

Keira kembali memeluk lengan Rama "ternyata kekasihku ini sangat tampan."

"ck, kau saja yang tidak menyadarinya."

Keira tersenyum. Setelah mereka sampai diujung lorong keira melihat sebuah aquarium yang sangat besar. Aquarium itu menjulang dari lantai sampai kelangit langit. Didalamnya terdapat dua ekor hiu yang sangat besar, mereka adalah peliharaan Rama. Rama melanjutkan langkahnya, ia berhenti didepan pintu yang menjulang tinggi. Disamping pintu, terdapat dua orang pria bersetelan formal dan memberi hormat pada Rama. pintu itu terbuka secara otomatis dan Rama masuk kedalamnya. Sebuah kamar yang sangat luas dan megah. Ruangan itu berdominan berwarna putih, abu abu dan hitam. Aroma maskulin pun menyeruak disana. Konsep kamar itu mirip dengan kamar Keira. terdapat tangga yang melingkar disamping tempat tidur yang menghubungkan dengan lantai yang ada diatasnya. Dan siapa yang menyangka? Ternyata diatas sana terdapat sebuah lapangan basket yang sangat luas. Dan diseberangnya terdapat sebuah ruangan kaca khusus menyimpan ribuan piala dan penghargaan milik Rama.
Rama mempersilahkan Keira duduk disofa disamping tempat tidur. Rama pun beranjak agak menjauh dan melepas bajunya. Spontan! Mata Keira membelalak ketika melihat Rama telanjang dada. Tubuh proporsionalnya sangat menggoda. Kedua pipi Keira pun terasa sangat panas. Baru kali ini ia melihat kekasihnya telanjang dada seperti itu. Rama tersenyum dan menghampiri Keira. ia memegang dagu Keira dengan ibu jari dan jari telunjuknya.

"lihatlah sayang, pipimu memerah."

"A...apa yang ka...kau lakukan?! Jangan menggodaku!"

Rama beringsut menjauh dan membuang bajunya diatas kasur "jangan melihat jika kau tidak ingin celaka. Wlee!"

Keira membuang napas berat, ia melihat Rama masuk kedalam walk in closet. Setelah pintu walk in closet itu tertutup, Keira berdiri dan menuju ke nakas samping tempat tidur. Ia meraih sebuah foto dan mengusapnya. Ia mengulum senyum tetapi matanya meloloskan setitik air.

"aku tidak menyangka akan bertemu dengan pria sebaik dan setampan dirimu. Jika bisa, aku tidak ingin waktu ini berjalan maju. Aku ingin selalu bersamamu, Rama. aku tidak pernah bermimpi menjadi kekasihmu. Tetapi, entah takdir apa yang dibawakan tuhan untuk kita. Sekarang, kau kekasihku dan aku kekasihmu. Ya, aku sangat mencintaimu sayang." Ucap Keira menatap foto Rama.

ia memeluk foto itu didepan dadanya. Napas Keira tercekat ketika Rama memeluknya dari belakang. Aroma tubuh pria itu sungguh menggoda. Memang benar adanya, berada didekat pria itu adalah suatu ujian terberat. Rama membalikkan tubuh Keira dan mengusap rambutnya.

"aku sangat mencintaimu, Kei." Ucap Rama.

Keira tersenyum, Rama mengangkat tubuh Keira dan membawanya di sebuah pintu kaca. Setelah mereka sampai didepan pintu, pintu itu terbuka secara otomatis dengan membelah menjadi dua bagian dan masuk kedalam dinding. Keira mengeratkan kalungannya ketika kaki Rama menginjak balkon kaca itu. Bahkan Keira beberapa kali menggelengkan kepalanya. Sudah tercetak jelas ketakutan di wajah Keira. Rama tetap saja melanjutkan langkahnya menuju kedepan. Ketakutan pun semakin menguasainya. Keira menggerak gerakkan kakinya yang bertujuan supaya Rama menghentikan langkahnya.

"ada apa, Kei?" tanya Rama dengan heran.

"jangan, Rama. aku mohon. Aku takut ketinggian, apalagi lantai ini terbuat dari kaca." Ucap Keira sambil memejamkan matanya.

Rama tergelak "kau?! Kau takut dengan ketinggian?"

"ck, aku takut. Bagaimana jika nanti lantai ini retak?"

Rama melanjutkan langkahnya "dasar konyol! Aku juga memikirkan resikonya sebelum membuat ini. Ini tidak akan berbahaya."

Keira mengeratkan pelukannya dan menyembunyikan wajahnya didepan dada Rama "aku mohon... jangan turunkan aku!" pekik Keira.

Rama tambah tertawa melihat tingkah lucu kekasihnya. Setelah sampai didepan pagar balkon, Rama menurunkan Keira. tubuh Keira bergetar, bahkan ia jinjit untuk menginjak lantai itu. Matanya tetap terpejam dan bertambah mencekeram lengan Rama.

Rama menangkup salah satu wajah Keira "bukalah matamu sayang. Aku ingin menunjukkan sesuatu."

"tidak! Aku tidak akan membuka mataku. Aku takut, Rama! takut!." Keira tetap saja memejamkan matanya.

Tangan Rama mencekal kedua pundak Keira dan membalikkan tubuhnya supaya menghadap kedepan. Keira menahan teriakannya.

"kau percaya padaku? Bukalah matamu." Desis Rama dari belakang.

Spontan! Keira langsung membuka matanya dan ia terperangah. Sungguh sangat indah kota Jakarta dari mansion itu. Manusia pun terlihat sangat kecil dari atas mansion. Keira menoleh kebelakang dan tersenyum lega. Angin yang berhembus pun terasa dua kali lebih dingin daripada biasanya. Rama memegang kedua tangan Keira dari belakang dan merentangkannya.

"ini sangat indah sayang, terima kasih."

"tak seindah dirimu." Balas Rama.

Angin menerpa Rambut Keira sehingga membuat rambutnya menari nari. Kecantikannya pun terpancar. Rama menurunkan tangannya dan mengarah didepan perut Keira. Posisi Rama seperti memeluk Keira dari belakang. keira memejamkan matanya dan menyandarkan tubuhnya kebelakang. Rama mencium sisi kepala Keira dari samping. Sungguh mereka berdua sangat menikmati malam ini.

"what did you ask of me after this?" tanya Rama dengan sangat lembut.

Keira tersenyum "I just want to ask for one thing from you, don't leave me, forever."

Mata Rama terasa sangat panas. Setitik air mata lolos begitu saja dari sudut matanya. Ia mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan kepalanya di tengkuk Keira. Keira merasa ada sesuatu yang aneh dari Rama.

Keira menoleh "kenapa kau tidak menjawabku, sayang? Apa kau tidak sanggup?"

Rama mengangkat kepalanya dan beralih didepan Keira. ia mencium kening Keira dan menangkupnya.

"bukan begitu sayang. Bukannya aku tidak sanggup. Tapi, aku yang tidak sanggup untuk kehilangan dirimu."

Keira tersenyum dan memeluk kekasihnya dengan sangat erat. Keira menitikkan air mata sampai membasahi baju yang dikenakan Rama. dibalik senyumnya, hati Rama sangat hancur. Antara ya atau tidak sedang beradu didalam hatinya. Ia berusaha menahannya demi kekasihnya yang sangat ia sayangi.

"aku berjanji padamu, aku akan bertahan. Akan aku lawan semuanya. Aku tidak akan meninggalkan dirimu sendiri dalam keterpurukan. Aku akan selalu ada disampingmu." Rama membatin.

Jangan lupa vote and comment💕

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang