DONT LEAVE ME!

5 1 0
                                    

Freta mencium kening Puteranya ketika ia tahu bahwa Rama sudah sadar. wanita paruh  baya itu berusaha tersenyum dihadapan Rama. freta menggenggam tangan Rama kemudian menciumnya. Reynand mendekati adiknya dan merangkulnya. Semua orang melihat Rama dengan senyum manis yang mereka suguhkan. Tak terkecuali Alano, Rama juga menatap Alano dengan senyum.

“aku tahu, kalian semua berusaha tersenyum untuk menutupi kondisiku yang sebenarnya. Aku payah! Aku lemah! Bagaimana bisa aku membuat mommyku semenderita ini?! God…please, help me” batin Rama.

“bagaimana rasanya nak? Apa kau sudah merasa baik?” tanya arvind sembari mengelus rambut Rama.

Rama sedikit mendongak dan tersenyum “dad, mom, apakah aku boleh meminta sesuatu?” tanya Rama kepada orang tuanya.

Arvind dan Freta saling melempar tatapan dan mengangguk.
“aku ingin keluar dari sini, aku ingin menghabiskan waktuku dengan Keira. aku mohon.”

Freta mengeryit “kau mau keluar dari sini? Tapi kau belum sembuh. Kau harus disini! Mom tidak mengijinkanmu!” tukas Freta.

Mata Rama berkaca kaca “please mom….”

Arvind memegang pundak Freta dan mengangguk angguk kan kepalanya. Wanita paruh baya itu menghela napas pasrah lalu mengangguk. Rama pun tersenyum puas, ia menoleh ke arah Keira dan ia juga mendapati senyum manis darinya. Beberapa perawat menyiapkan sebuah kursi roda yang akan dipakai Rama. Arvind juga menyuruh Gerald, Basillio dan beberapa bodyguard untuk selalu mengawasi Rama dan Keira. setelah Rama duduk di kursi roda, Keira mendorongnya keluar. Rama menyuruh Keira menuju ke sebuah pantai di belakang rumah sakit. Keira mengangguk. Setelah sampai di belakang rumah sakit, Keira agak tercengang melihat pemandangan pantai yang begitu indah. Gadis itu menghentikan langkahnya dan mengunci kursi roda yang Rama naiki. Keira beralih duduk disamping Rama tanpa alas apapun.

Rama mengelus rambut kekasihnya “kau suka?”

Keira menoleh dan tersenyum “kau mengingatkanku tentang kita. Apa kau ingat waktu kau menyatakan perasaanmu kepadaku? Kau juga melakukannya di pantai. Aku sangat suka.”

Rama menghela napas “syukurlah jika kau suka, memang itulah tujuanku. Untuk mengingatkanmu tentang kejadian bersejarah dihidupku dan hidupmu.”

“aku tidak akan melupakan itu, sayang.”

Setelah Keira mengucapkan perkataan itu, semua nya diam. Rama bahkan tidak membuka percakapan. Keira hanya meluruskan pandangan ke depan dan mungkin Rama juga melakukan hal itu. Mata Keira terasa sangat panas saat ia mengingat kenangannya bersama Rama. ia bahkan menggenggam pasir pantai dengan geram. Dan akhirnya Keira tidak bisa menahan tangis, air matanya lolos begitu saja dan ia menutupinya dengan kedua tangannya.

“kenapa kau menangis?”

Keira segera berdiri dan memeluk Rama “I don’t wanna lose you! Don’t leave me please. Stay in here with me, okay?” ucap Keira disela tangisannya.

Rama menguraikan pelukannya dan menangkup sisi wajah Keira. ia tersenyum dan mengusap air mata Keira dengan ibu jarinya.

jika aku bisa, aku akan lakukan itu. Bahkan tanpa kau minta, aku tidak akan meninggalkanmu. Aku tidak bisa hidup tanpamu, kau napasku, kau ragaku, kau adalah segalanya untukku.” Batin Rama.

Rintikan air hujan sedikit demi sedikit mulai berjatuhan. Gerald dan basillio segera menyiapkan dua payung dan menyuruh beberapa bodyguard untuk bersiap. Keira juga sudah bersiap mendorong kursi roda Rama, tetapi pria itu menolaknya. Keira tetap saja kukuh untuk membawa Rama kembali tetapi Rama menolaknya, sampai sampai terjadi perdebatan kecil antara mereka berdua. Hujan sekarang turun sangat deras. Keira segera memegang tangan Rama ketika pria itu mencoba untuk berdiri.

“aku mohon, biarkan aku sekali ini saja.” Ucap Rama memohon.

Keira menghela napas dan membiarkan Rama berdiri. Keira was was karena ia takut Rama akan jatuh. Setelah Rama benar benar berdiri, pria itu segera memeluk Keira sambil menangis. Keira meremas baju Rama dan ikut terisak isak.

“aku tidak ingin kehilanganmu! Aku akan melawan penyakit sialan ini demi dirimu. Your mine Keira Abigail Cresscencia! Tidak akan ada yang bisa memisahkan kita!” pekik Rama.

Keira bertambah menangis, ia menenggelamkan kepalanya didada Rama “ya! tidak akan ada yang bisa memisahkan kau dan aku. Aku yakin, kau akan sembuh! Aku akan selalu ada disampingmu, aku akan selalu ada untukmu. aku mencintaimu.” balas Keira.

Rama menguraikan pelukannya dan mencium kening Keira cukup lama “I love you more, baby.”

Hal itu adalah kejadian yang sangat memilukan. Keluarga Rama dan Keira melihat mereka berdua dari kejauhan. Freta tidak henti hentinya menangis mengingat kata kata dokter tentang keadaan puteranya. Arvind memeluk isterinya dan mengelus ngelus rambutnya.

“aku tidak ingin kehilangan putera kita, Vind.” Ucap Freta disela sela tangisnya.

“tidak! Aku tidak akan membiarkan putera kita pergi.” Balas Arvind ikut meneteskan air mata.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang