JUSTICE?

8 1 0
                                    

Kau adalah tempatku berpulang Jika aku merasa lelah. Jika kau 
Tidak ada, lalu siapa lagi?

Gadis itu sedari tadi memperhatikan jari jemari kekasihnya. Sudah 3 hari Keira menanti Rama untuk sadar. ia selalu setia menemani Rama disampingnya. Kedua sudut bibirnya terangkat lagi saat melihat jari Rama bergerak. Keira memperhatikan mata Rama yang mulai terbuka. Gadis itu segera memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Rama. Keira bertambah senang saat dokter itu mengatakan bahwa keadaan Rama sudah membaik.

“syukurlah kau sudah sadar, aku merindukanmu honey.”

Rama mengulum senyum. Tetapi, napas Rama tiba tiba menjadi tersengal sengal, bahkan seluruh tubuhnya gemetar. Keira sangat panik, ia ingin sekali menekan tombol merah yang ada diatas ranjang Rama tetapi Rama mencegahnya.

“ini sudah waktunya, sayang. Aku mohon, relakan aku pergi.” Ucap Rama dengan seutas senyum.

Keira mengeryit dan memeluk tubuh Rama “apa yang kau bicarakan?! Sampai kapan pun, aku tidak akan membiarkanmu pergi! Tidak akan!” pekik Keira.

Semua orang yang berada diluar segera masuk setelah mendengar Keira memekik. Freta yang terlihat sangat cemas lagsung menghampiri ranjang puteranya. Keira segera melepaskan pelukannya.

Freta menggenggam tangan Rama yang pucat dan dingin “ada apa sayang?”

Pria itu meloloskan air matanya “mom, ini sudah waktunya. Aku sudah tidak tahan lagi, rasanya sakit, sangat sakit. Aku mohon, biarkan aku pergi.”

Freta menangis dan menggeleng gelengkan kepalanya “tidak! mom tidak akan membiarkan kau pergi. Disini semuanya menginginkan kau sembuh. Kau harus sembuh! Kau tidak boleh pergi!”ucap freta.

Rama tersenyum kemudian beralih menatap Kaysan “hey, bocah! Sekarang aku sekarat, aku sudah tidak berdaya. Dan nanti, jika aku pergi, kau akan bebas. Sudah tidak akan ada lagi yang akan melarang dan memarahimu lagi. apa kau senang?” ucap Rama sambil berusaha tersenyum.

Kaysan tersenyum getir, kemudian ia menangis dan memeluk Rama “kau kau adalah kakak terbaikku. Aku sangat menyayangimu, aku tidak ingin kau pergi! Aku mohon.”

Rama tergelak ditengah kesakitannya “hey, apa kau tidak sadar jika kau adalah ladykiller, hah? Ladykiller macam apa kau ini, hem? Dasar payah!”

Kaysan menguraikan pelukannya dan mengeryit “hey, aku ini berkata sungguhan. Aku tidak ingin kehilanganmu! Jika kau tidak ada, siapa yang membantuku kabur dari mansion? Siapa yang akan membantuku menyelesaikan tugas kantorku? Dan…siapa yang akan membantuku masuk diam diam kedalam mansion bersama gadis yang aku bawa?” ucap Kaysan.

Rama memutar kedua bola matanya “sudah kuduga.”

Rama beralih menatap Keira yang sedari tadi menangis “kemarilah.” Ucap Rama dengan sangat lembut, ia melambai lambaikan tangannya.

Keira tetap diam ditempat dan memperhatikan wajah Rama yang pucah pasi kemudian ia menggeleng.
Rama mengulum seutas senyum dan mengangkat alisnya “benarkah? Apa kau yakin tidak mau melihatku untuk yang terakhir kalinya?”

Keira meneteskan air matanya dan mengepalkan tangannya “dasar berengsek!” gumam Keira.

Gadis itu melangkahkan kakinya ke depan dan menggenggam tangan kekasihnya.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang