KHAWATIR

14 2 0
                                    

Keesokan harinya, semuanya sudah pulih seperti biasa. Rama juga tidak terlalu mempersalahkan tentang Reyhan. Tapi, gadis itu masih merasakan penyesalan yang ia perbuat dimasa lalu. Setelah kejadian kemarin, entah kenapa sikap Keira menjadi berubah. Ia menjadi mudah marah apalagi dengan pelayan yang melayaninya.

PRANK

Suara gelas pecah diruang makan membuat semua pelayan bergetar. Pelayan itu menutupi mulutnya dengan tangan. Baju Keira yang basah karena terkena tumpahan susu segera berdiri dan menampar pelayan yang ada didepannya. Soraya yang melihat tingkah putrinya itu langsung mencekal tangan Keira dengan kuat.

"heh! What are you doing, hah? Apa kau tidak punya mata?! Lihat! Baju sekolahku jadi kotor gara gara kau! Aku akan memecatmu! Pergi sana!" bentak Keira pada pelayan yang ada didepannya.

Semua pelayan yang melihat perilaku Keira tercengang. Mereka tidak pernah melihat Keira semarah ini. Pelayan itu langsung meninggalkan meja makan dengan berderai air mata. Gadis itu melangkahkan kakinya untuk meninggalkan ruang makan, tapi Soraya mencekalnya.

"lepaskan aku, mom! Aku tidak ingin ribut dengan mu, mom!" ucap Keira sambil menahan air mata.

"sayang, ada apa denganmu, huh? Tidak seharusnya kau berbuat seperti ini pada pelayan itu. Apa kau tidak kasihan padanya? Dia sudah bekerja keras untuk melayani kita. Ini hanya masalah sepele. Lagi pula kau masih mempunyai puluhan seragam cadangan." Sahut Soraya.

Keira segera membantingkan tubuhnya dikursi. Gadis itu menundukkan kepalanya dan mengacak ngacak rambut panjangnya. Air mata pun meluap dari matanya begitu saja yang membuat Reynand dan Soraya bingung. Reynand langsung menghampiri adiknya dan menarik kepala Keira supaya bersandar ditubuhnya. Pria itu mengelus rambut Keira dan mencium puncak rambut adiknya.

"bebe, ada apa denganmu? Ceritakan pada kakak" ucap reynand dengan sangat lembut.

Gadis itu malah tambah menangis "aku jahat kak! Aku jahat! Aku egois, aku jahat!" pekik Keira sambil memukul mukul dada Reynand.

"sstt, jangan bicara begitu. Tenangkanlah dirimu dulu sayang. Dan ceritakan ini pada kakak."

Reynand memberi isyarat pada Jelena supaya mengajak Soraya pergi. Jelena pun mengalihkan pikiran Soraya dan mengajaknya pergi ke kantor. Wanita paruh baya itu pun pergi dengan asistennya menuju ke kantor. Reynand juga memberi perintah kepada pelayan yang melingkari meja makan supaya segera pergi meninggalkan mereka berdua.

"Reyhan kak, Reyhan. Aku sudah mengajak Rama bertemu dengan Reyhan. Aku merasa bersalah padanya. Aku merasakan sesak dihatinya. Aku jahat!" pekiknya lagi

Reynand mengurai pelukannya dan menyeka air mata adiknya "stop it, bebe! Kamu melakukan hal yang benar. Kakak yakin, Rama akan lebih membencimu jika kau tidak memberitahunya. Ini belum sepenuhnya kan? Apa kau sudah memberi tahu pada Rama tentang Alano?" tanya Reynand pada Keira.

Seketika tangan Keira mengepal dengan kuat, api kebencian berhasil mendidihkan darahnya "jangan sebut nama itu lagi didepanku kak! Aku tidak ingin mengingatnya kembali. Dia begitu kejam padaku, aku tidak akan memaafkan dia! Dan aku tidak akan memberi tahu ini pada Rama. karena dia aku pergi ke indonesia, dan karena ini, Reyhan mengalami kecelakaan itu dan koma sampai sekarang. Aku takut kak, takut!" ucap Keira disela sela tangisannya.

"tapi sayang, sampai kapan kau akan menyembunyikan hal ini, hem? Lambat laun, Rama pasti akan mengetahuinya. Jangan sampai Rama mengetahuinya dari orang lain. Aku bisa merasakan kesakitan dihatimu. Tapi, sampai kapan kau menyembunyikannya?" tanya Reynand lagi sambil menangkup pipi adiknya.

Keira mencekal tangan Reynand dan menurunkannya. Lensa abu abu itu meluapkan air mata, tapi tatapannya berubah sinis. Api kebencian mulai mendidihkan darahnya dan menyita pikirannya kembali

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang