🌻YM=[Kantor Keene]🌻

2.3K 99 0
                                    

Warning!!
🚫Typo Bertebaran!

"Keene ada?"

"Ada sedang menandatangani berkas untuk meeting besok." Keane mengangguk lalu membuka pintu dihadapannya.

Keene yang sedang berkutat dengan kertas-kertas berharga itu pun mengalihkan pandangannya ke arah pintu yang sedikit didorong dari luar. Dan sontak matanya membulat saat melihat istrinya yang datang dan sialnya istrinya itu ada dalam pelukan kembaran tersomplaknya dengan keadaan mata memerah.

"Kamu kenapa Nay, heh lo apain istri gue hah?," ucap Keene dengan nada khawatir sambil menarik tangan Anaya yang sedang memeluk Keane agar berpindah kepelukannya.

"Eh nyalahin gue!"

"Teus kenapa? Kamu kenpa Nay?." Ditanya seperti itu Anaya bukannya menjawab ia malah kembali meneteskan air matanya.

"Lah malah nangis lagi." Keene mengelap air mata yang terus mengalir di pipi mulus istrinya menggunakan punggung tangannya.

"Ini kenapa si, woy bi jelasin kenapa?." Keene geram dengan kelakuan kembarannya itu yang malah asyik duduk di soffa sambil memainkan ponselnya tanpa berniat menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Woi!!!" Teriak Keene dan yang di teriakin pun hanya menyengir kuda.

"Hehe, jadi tadi istri lo di tarik paksa satpam."

"Hah? Kok bisa?"

"Ta-tadi aku nanyain ruangan kamu sama resepsionis didepan, terus malah diusir pas aku bilang aku istri kamu." Keene mengepalkan tangan mendengar itu, bagaimana tidak istrinya diusir? Dari kantornya sendiri? Katakan bahwa Keene lebay.

"Lo liat deh tangannya, keknya ada !emar deh" ujar Keane.

Keene langsung menarik tangan Anaya yang sedang gadis itu sembunyikan di belakang badannya.

"Liat"

"Nggak"

"Liat Nay." Anaya pasrah ia menyerahkan tangannya. Keene mengertakan giginya melihat memar merah yang berubah warna menjadi keunguan di tangan istrinya.

"Sakitt!!" Rintih Ananya sambil terus mengeluarkan air matanya.

"Kamu duduk, aku ambil P3k dulu." Keene mendudukan Anaya di samping Keane yang sedari tadi melihat live drama keluarga yang begitu memilukan hahaha.

Keene kembali lagi dengan sebuah kotak P3k ditangannya.

Dengan hati-hati Keene mengulaskan salep agar memarnya cepat hilang, Anaya dengan menenggelamkan kepalanya di dada bidang Keene dengan nyaman.

"Lo bawa apa Nay?" Tanya Keane sambil menganggkat paperbag yang Anaya bawa tadi, setelah cukup puas menangis dipelukan sang suami Anaya mengangkat kepalanya untuk menjawab pertanyaan adik dari suaminya.

"Oh itu tadi Nay masak, buat kak Bagas," jawab Anaya girang. Keene tersenyum ini kali pertama istrinya membuatkan masak dan berbicara menggunakan embel-embel Kakak.

"Tumben masak?"

"Kenapa gak suka aku masakin," tukas Anaya. Ia pikir Keene akan menyukainya, namun mendengar pertanyaan Keene barusan Anaya pun berpikir ulang.

"Bukan gitu, yasudah lah ayo makan"

"Aku ngantuk"

"Terus yang nemenin aku makan siapa?"

"Tuh ada Kak Abi." Tunjuk Anaya ke arah Keane yang masih anteng dengan ponselnya.

"Keane Naya." Koreksi Keane saat Anaya menyebutkan nama tukang bubur di kompleknya.


"Yasudah disana ada kamar, kamu boleh tidur disana," Anaya mengangguki ucapan Keene lalu berjalan ke tempat yang ditunjukan Keene, jujur saja ia sangat ngantuk sesudah menangis, Anaya jadi bingung sendiri kenapa dirinya jadi cengeng tidak biasanya.

Anaya menghempaskan tubuhnya di kasur yang lumayan empuk juga lalu memejamkan matanya. Dan ia pun sudah meluncur ke alam bawah sadar.

"Bi, lo temenin gue makan ya." Suruh Keene dan di angguki oleh sang adik.

"Boleh juga, itung-itung irit uang lah"

"Gaya lo." Keene mengeluarkan semua makanan yang dimasak sang istri dari paperbag lalu menatanya di meja. Ada tiga macam makanan yaitu tumis kangkung, ayam goreng dan nasi putih, meskipun begitu Keene tetap bersyukur Anaya mau belajar memasak seperti sekarang.

Keane menyomot ayam goreng dan memasukannya kedalam mulutnya, dan menelannya dengan susah payah.

"Kenapa?," tanya Keene yang sedang menata piring untuknya dan Keane makan.

"Coba aja sendiri, siapa tau mulut kita beda rasa," ucap Keane ngaco, Keene pun menyomot ayam goreng bekas Keane tadi.

"ANJIRR ASIN!!." Mendengar teriakan Keene yang mungkin bisa saja di dengar Anaya, Keane pun menoyor dahi kakak kembarnya itu sambil berucap, "Jangan keras keras bego nanti istri lo bangun bisa berabe,"

"Sakit njiirr."

"Coba yang itu rasain," suruh Keane menunjuk tumis kangkung.

Keene menyodokan sendok ke tumis kangkung lalu memakannya, ia mencoba merasa-rasa namun rasa yang ia cari tidak ada. Ya, rasanya hambar. Mungkin Anaya lupa memberi tambahan garam.

"Gimana?"

"Cobain deh." Keene memberikan sendok yang tadi ia pakai kepada Keane dan Keane mengambilnya tanpa ada rasa jijik karna mereka sudah terbisa melakukannya.

"Ini si gak ada rasanya."

"Hmm bisa keracunan gue kalo makan nih ayam, masih mending kalo keasinan sedikit lah ini keknya satu toples garemnya," dumel Keene

"Harusnya lo bersyukur, masih mending dia mau repot-repot masak"

"Iya si, emang lo mau makan ini semua."
Keane menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Lo aja gak mau"

"Terus ini gimana"

"Buang aja deh, terus kita deliver "

"Kasian istri lo udah masak"

"Pura-pura kita makan aja"

"Gue ngikut ajalah"

Pada akhirnya Keene pun membuang masakan buatan Anaya bukan karna tak menghargai usaha istrinya, namun jika ia memakan itu bisa mati karna keasinan. Itu si namanya mati konyol pikirnya.

" ini makanan yang lo pesen." Desi masuk kedalam ruangan Keene tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, sebenarnya Desi itu saudara mereka jadi ia tidak merasa segan kepada Keane maupun Keene. Sama seperti Keane gadis cantik itu juga tidak datang ke acara pernikahan Keene, dengan alasan tugas pekerjaan ke Yogja bersama keane.

"Makasih manis." Goda Keane.

"Amit-amit," umpat Desi sebelum keluar.

"Gasssss!! Dah nyampee," teriak Keane memanggil Keene yang sedang bersemedi di dalam kamar mandi.

"Iya, lo makan duluan aja"

                🎲🎲🎲🎲🎲🎲🎲🎲

🙂🙂🙂🙂🙂

Ya Tuhan! Cerita apaan ini buriq bet bah... Ga nyambung amat

Next Part special Anaya Punya Anak😍

KEENAYA [Young Merriage]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang