Warning!! Membaca lah dengan mata yang berbuka, jika mata tertutup maka tulisan akan menghilang.
∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆
"ASSALAMUALAIKUM, MAMA NAYA PULANG!" Teriak melengking Anaya yang sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging ketika mengucapkan salam saat memasuki rumahnya."Waalaikumsalam, bisa gak Nay volume suaranya kecilin, pengang nih kuping," ucap pria berkepala dua yang sedang memangku bayi mungil di tangan kanannya yang kekar.
Tanpa menghiraukan ucapan Keene, Anaya langsung menghampiri pria lalu menyalaminya layak istri pada umumnya.
"Aaaahh anak mamah gans bet si." Anaya gemas melihat Keno yang kini sedang menggigit sepotong biskuit. Saat hendak menoel pipi Keno, tangan Anaya sudah lebih dulu ditepis oleh Keene.
"Ih apaan si Kak!" Protes Anaya.
"Tanganmu kotor Nay, cuci tangan dulu baru pegang Keno."
Anaya mendengus, sebenarnya ia tau itu dosa. Apalah daya ia sedang kesal. Tak ayal ia pun mengiyakan ucapan suaminya itu, Anaya pun berjalan memasuki kamarnya guna membersihkan badan. Sementara Nauka, gadis itu membersihkan diri di kamar mandi yang terletak di dapur.
∆∆∆∆∆∆ |LIMA BELAS| ∆∆∆∆∆∆∆∆
Malam ini sungguh menegangkan bagi Anaya dan Nauka, ini lebih menegangkan daripada berhadapan dengan guru bk berkepala pelontos disekolahnya yang tidak pandang bulu jika menghukum muridnya.
"Kak, di izinin gak?" Anaya membuka suara ketika 5 menit berlalu tanpa ada jawaban dari pria itu untuk memberi keputusan boleh tidaknya Anaya menghadiri party malam ini. Ya, Anaya dan Nauka sekarang sedang meminta izin kepada sang kepala rumah tangga Anaya itu.
"Tempat nya?" Dan sekarang Anaya dan Nauka di buat gelagapan dengan pertanyaan Keene sesaat lalu.
'Aduh dimana yah' batin Anaya gugup.
"Di-di rumahnya Lita Kak," jawab Nauka cepat agar dustanya tidak di ketahui.
"Rumahnya dimana?"
"Di-di pe-perumahan Anggrek." Lagi-lagi Nauka menjawab dengan cepat.
" boleh," ucap Keene singkat, membuat Anaya dan Nauka bersorak senang. Ia kira meminta izin Keene tidak semudah ini, kalo kaya gini sia-sia sudah gugupnya, pikir Nauka.
"Bener Kak!" kali Anaya yang berbicara dengan raut wajah yang bersinar kentara sekali bahwa ia tengah gembira.
"Iya, tapi Kakak anter. Sekalian Kakak juga mau ke rumah teman yang ada disana"
Jederr!!!!
Semuanya tidak akan semulus pantat bayi yang tak berdosa, Anaya dan Nauka kembali di jatuhkan kenyataan yang membuat mereka kelabakan, bagaimana tidak? Keene mau mengantar? Oh tidak, yang ada mereka ketahuan bohong.
Dengan keberanian penuh, Nauka berkata," Eh, gausah Kak. Kita kan mau medi-pedi dulu,"
"Gak papa Kakak tunggu." Ah udahlah Nauka, kamu harus tau Kakak mu itu tidak terbantah.
"Gausah Kak, Kakak kan tau cewek kalo medi-pedi itu lama banget" dan Anaya berharap Keene tidak menjawab dengan pertanyaan Aneh lagi.
Melihat tak ada respon dari Keene, Anaya dan Nauka pun berjalan mendekat ke arah Keene lalu bergelanyut manja di masing-masing tangan kanan-kiri kekar milik pria itu. "Boleh ya Kak, kita berangkat berdua aja. Vina janji kok bakal hati-hati bawa mobilnya, ya Kak yaa."
"Iya Kak, lagian kita gak berdua doang. Ada Anisha sama Nasifa juga" tambah Anaya.
Keene menghembuskan nafasnya kasar. Kalo sudah seperti ini ia tidak bisa menolak apalagi saat melihat tatapan memohon dari kedua gadis yang ia sayangi itu. "2 cowok yang suka ngintilin kalian itu ikut juga?" Tanya bapak beranak satu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEENAYA [Young Merriage]
Random#Sedang Revisi PUEBI masih acak-acakan Sepertinya menikah karena perjodohan seperti jaman Siti Nurbaya terjadi lagi di jaman ini. Buktinya banyak anak sekolah menikah dengan teman sebayanya dan yang lebih dengan gurunya sendiri. Sialnya itu terjadi...