Siang ini, Ken bermain dirumahku. Angin sepoi sepoi masuk kedalam gubuk ini lewat jendela kecil. Aku dan Ken duduk santai di karpet sambil menonton film "Perfect In Red Carpet". Benar benar romantis (Meski harusnya yang lihat 17+ tapi tidak ada yang begitulah kok). Semoga Ken tak pernah membayangkan berdansa disana bersamaku. Jika iya, aku akan menendangnya ke tempat Antah Berantah tempat Peter Pan tinggal. Ingat, kami masih SMP.
Kadang Ken tersenyum ketika melihat adegan romantis. Jangan harap aku bisa membayangkannya dengan Ken.
Setelah film selesai, aku menghela napas sambil memikirkan apa yang harus aku lakukan bersama Ken.
"Ken?"
"Hm?"
"Kamu tinggal dengan siapa saja?"
1 Detik
2 Detik
3 Detik
4 Detik
5 Detik
"Bersama pengawal setiaku, Richard" Jawab Ken gugup.
"Kau tak bisa membohongiku. Ingat waktu kau berbohong sudah menghabiskan eskrimku? Tanpa melihat kulkas aku sudah tahu kalau kau berbohong kan?" Celetukku. Sorot matanya menunjukkan kebohongan. Aku melihatnya.
"Mmh.." Ken menatapku. Bisa kulihat dia kebingungan menjawab apa.
"Lebih baik kau tinggal bersama kami pangeran!" Suara Pak Hans bisa terjangkau dari sini. Aku tak mengira Pak Hans bisa mendengarnya.
"Apakah boleh?" Tanya Ken berharap.
"Tentu!" Jawabku senang. Sudah lama aku menantikan momen ini.
"Kamu tidur dengan Nana ya?" Tanya Pak Hans sambil menuju ruang tamu.
"Kau bergurau!"
"Lelucon kan?"
"Ahahaha! Jawaban kalian serempak tapi tak sama. Ken akan tidur denganku tentunya. Hahaha!" Pak Hans tertawa. Suara beratnya membuatku ingin tertawa juga, tapi kutahan.
"Kemasi barangmu, bawa kemari, cepat!" Titahku.
***
"Aku sudah datang!" Seru Ken dari depan rumah. Sebenarnya aku malas ingin menyapanya dan menyuruhnya masuk.
"Barangmu sedikit sekali, hanya ini yang kau bawa?" Aku terkejut bukan kepalang yang melihat Ken hanya membawa tas sekolahnya yang menggembung akibat semua buku pelajarannya dan koper super mini yang mungkin untuk bajuku hanya 3 yang bisa dimasukkan beserta pakaian dalam.
"Hanya ini kok!" Ken tersenyum lagi kepadaku, sudah berapa kali ya Ken tersenyum?
"Aku juga membawa kabar buruk!" Kata Ken datar ketika melewati mulut pintu.
"Apa?" Tanyaku polos.
"Lihat ini!"
Aku membacanya dengan saksama. Jelas jelas itu dari Dinasti Samudra. Capnya benar benar nyata. Tak salah lagi, ini adalah poster dari Dinastiku.
"Aku tak percaya, orangtuaku sejahat itu!" Isakku.
"Sudah jangan menangis!" Ken memelukku. Kurasakan dadanya hangat dan nyaman. Seketika perasaanku pada Ken semakin besar.
"Bagaimana kalau kita kesana secara terang terang - an? Atau menyelundup?" Ide Ken.
"Lebih baik menyelundup saat siang siang. Kalau malam, mereka lebih siap." Kataku, melepas pelukan Ken.
"Sekarang?" Tanyanya.
"Baiklah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Missed 6 Year (On Going & Slow Update)
RomanceNB: Dilarang menjiplak karangan 100% dari akun ini! Putri Lala dan Pangeran Ken adalah sahabat semasa kecil, namun Putri Lala sudah menyukai Pangeran Ken. Sejak Putri Lala kecelakaan, Raja dan Ratu membuang sang putri ke Hutan Hyena . . #1 Missed #8...