Why Daddy?

3 1 0
                                    

Aku marah dan sedih. Ya, itu perasaanku sekarang. Ternyata orang tua yang menjagaku sekejam ini. Kuharap aku mendapat orang tua terbaik di dunia pada kehidupan selanjutnya.

Kini aku masih di pelukan Ken. Hanya dia yang bisa menentramkan hatiku.

"Ayo, kita ke panggung. Show we!" Tekadku bulat. Bulat kaya onde onde.

"Yes my lady!"

Seketika Ken menganggap hubungan kita resmi sebagai pasangan kekasih. Dan aku menganggap Ken sebagai psikopat gila cinta.

Aku dan Ken mengendap endap menuju panggung aula. Lalu mulai percaya diri. Semua orang bingung apa yang dilakukanku di atas. Ketika tanganku hampir dipegang bodyguard ayahku, aku melepas masker yang berada diwajahku. Menunjukkan wajah cantikku.

Semua orang tercenggang. Begitu juga dengan ayah dan ibuku yang menangis pilu bohongan. Bahkan para bodyguard yang tadinya ingin menggeretku, langsung tunduk bersimpuh dibawah kakiku.

"Aku tidak butuh kekuasaan, melainkan kasih sayang orangtuaku. Sejahat itukah dirimu, ayah?" Aku mulai berbicara pada ayah yang masih tercenggang.

"K-k-k-kau?"

"Aku dibuang ke Hutan Hyena saat lemah, dicampakkan, diperlakukan seperti itu sakit sekali ayah! Hiks." Aku mulai menangis dan mulailah sifat cengengku meledak seperti di Hiroshima dan Nagasaki.

"Kenapa ibu menyetujui ayah untuk membuangku? Kenapa!" Aku mulai beralih pada ibu yang benar benar gugup.

Emosiku memuncak! Aku sudah tidak tahan! Skandal ini terlalu berat!

"Aku nggak kuat ayah, ibu!" Aku berlari menuruni tangga dan menghampiri Ken yang berada diluar istana. Derapan kaki yang berat menyusulku. Oh tidak! Aku ditangkap.

Masih ada bom asap! Iya masih ada 5! Aku melempar bom asap dari kantungku. Membuat para bodyguard melepas tangannya dari seluruh tubuhku.

Aku berlari menjauh aliasnya melarikan diri bersama Ken.

"Misi sukses!" Katanya

"Sukses apaan? Belum diakui anak kamu bilang sukses!"

***

Malam jam 11. Aku dan Ken baru tidur karena sedari tadi berlari adalah transportasi menuju Dinasti Samudra. Kakiku benar benar lelah!

"Argh! Sakit!" Aku mengerang kesakitan. Kaki bagian belakang lecek tergesek dengan sepatu sekolah terus.

Semoga besok tidak jadi kencan, amin!

Missed 6 Year (On Going & Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang