Kebohongan Besar

4 1 0
                                    

Kendrick Eiffel POV (On) ~_~

Bagiku, Lala adalah perempuan yang sempurna. Dia terlalu segalanya. Cantik, baik, pintar, elegan dan tangguh. Dari kecil aku sudah menyukainya. Dan kini, Lala menjadi milikku sepenuhnya.

Lala tak pernah tidak mendapat juara pertama kecuali saat TK B. Saat itu, Lala harus berperang melawan perusuh anak seumurannya yang ditugaskan untuk merusuhi Dinasti Cindya, dinastiku. Lala sering ijin dan sering tidak masuk sekolah karena mereka.
Belum lagi Lala mendapat luka serius di dadanya. Jika kuhitung, Lala hanya masuk 135 hari dari 365. Itu saja Lala mendapat juara 3.

Sekarang, tugasku menemani Lala menuju Dinasti Samudra untuk mencari tahu apa alasan Raja Hades, ayahnya untuk membuang putrinya yang terlalu sempurna.

Gerbang Dinasti Samudra beserta penjaga terpampang dari utara. Aku dan Lala memutuskan untuk memanjat tebing dinasti dari tenggara.

"Ayo panjat Lala. Sekuat itukah kamu?" Kataku dengan nada mengejek.

"Arrgh! Ayolah! Selama 6 tahun aku tidak olahraga dan kau mengejekku? Aku masih bisa naik ke atas 20 detik lagi. Biarkan aku bernapas!" Wajah Lala yang marah membuatku ingin tertawa karena gemas, namun tidak jadi.

"Cepat!"

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Lala berhasil mendarat didalam Dinasti Samudra. Sekarang giliranku!

Tentu saja aku lebih cepat darinya meski lelah. Tanpa terpeleset atau terjatuh, aku mendarat tanpa suara.

Dengan mengendap endap menuju dalam dinasti, tersirat sedikit perubahan yang indah.

"Dimana Aula Utama? Kita akan kesana!" Tanyaku. Aku lupa dimana aula utama yang jarang kulewati. Memang disitu tempat jasad orang tidak dikenal yang disebut Lala Oceania, mulai dikuburkan.

"Lewat sini!"

Aku dan Lala melesat ke arah kiri. Suara orang banyak mulai terdengar. Ramai sekali!

"SAYA SEBAGAI RAJA DARI DINASTI INI SEKALIGUS AYAH DARI PUTRI SATU SATUNYA SAYA YAITU LALA OCEANIA, SANGAT BERDUKA ATAS MENINGGALNYA ANAKKU. MULAI TRADISINYA!" Dengan sendu, Raja Hades memulai tradisi memberikan bunga mawar dekat peti mati untuk penghormatan terakhir. Jasad pada peti mati itu sudah tidak berbentuk. Wajahnya seperti habis digiling dan membuatku ngeri. Taktik yang bagus.

"Hiks! Hiks! Hiks!" Suara tangis Lala terdengar jelas di telingaku. Aku menggeret Lala jauh dari Aula Utama.

Kupeluk tubuhnya, kucium pipinya. Setelah sekian menit, Lala berhenti menangis. Dia menatapku. Aku hanya bisa tersenyum padanya.

"Sudah baikan?" Tanyaku lembut. Seorang laki laki harus menjadi sandaran perempuan.

"Hiks! Iya! Terimakasih!"

"Lala, kamu harus ke ayahmu dan menunjukkan wajahmu kepada semua orang disana! Tunjukkan pada mereka bahwa ayahmu pembohong dan membuangmu ke Hutan Hyena!"

"Pasti kulakukan!" Tekad Lala

Kendrick Eiffel POV (Off)
~_~

Missed 6 Year (On Going & Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang